(Dua)Misi Laknat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Temukan dia, hanya dia yang bisa membantumu melawan Zianite."

.

.

.

.

.

.

Sejak mendapat misi laknat dari Zigger, The Master of Zeons Society, aku dengan terpaksa harus menjalani kehidupan layaknya manusia biasa. Selama misi laknat ini, aku tak diperbolehkan menerima misi lain, tak diperbolehkan ke markas, dan yang paling kubenci, tak diperbolehkan memakai alat alat milikku.

Ya, aku bukan gadis biasa seperti yang terlihat. Aku adalah Zeons. Kami bukan monster, kami masih berwujud manusia. Hanya saja...kami jauh lebih dimodernkan(?)

Kami memiliki kekuatan sejak lahir. Aku merupakan Electricity Zeons, yaitu pengendali energi elektrik dan alat alat elektrik.

"Salsha, semangat dong,"ucap Kak Randy, kakak sepupuku. Dia sama denganku, Electricity Zeons.

"Gimana mau semangat, kak. Gue nggak apa apa nggak boleh make. Nggak boleh make mantra, nggak boleh make hologram board, ini nggak boleh itu nggak boleh,"keluhku pada Kak Randy.

Randy mengacak rambutku, "Kan udah dibilangin, boleh nolak misi. Kamu aja yang nggak mau."

"Jelas lah Kak! Aku tuh pengen banget ikut ngebasmi Zianite jelek itu. Kenapa cuman aku yang harus sama dia? Semuanya sendiri juga dibolehin! Zigger jelek!"aduku kesal.

"Ya, kan kamu cewek dan lagi kamu tuh masih muda, Salsha. Bahaya banget kalau sendirian. Satu lagi, jangan jelekin Sir Zigger."

"Ck! Fine! Tapi kenapa gue harus nyari dia?"tanyaku lagi.

Randy menghela napas, "Dia itu beda, Salsha. Dia itu berdarah setengah Zeons setengah Zianite, sama sepertimu. Makanya, yang berjodoh sama kamu hanya dia. Kalau bukan dia, nggak bisa."

Ah, kalian tak mengerti ya? Mari kujelaskan sebentar.

Jadi kami, para Zeons, dibedakan menurut kekuatan kami. Setiap divisi memiliki pasangan divisi lain. Seperti misalnya, Water Zeons harus dengan Wind Zeons. Bukan sembarangan memilih, tetapi harus yang ada tali jodoh.

Kalau tidak, kekuatan keduanya akan hilang dan menjadi manusia biasa.

"Tapi gue kan jadinya harus ke sekolah...Lo jelas jelas tahu gue ga betah di sekolah!"protesku.

Pletakk

Randy menjitak kepalaku, "Makanya ini sekaligus latih kamu biar nggak kerjaannya keluyuran mulu."

"Gue keluyuran buat jalanin misi,"kilahku.

"Ngerjain misinya 2 menit, keluyurannya 2 jam."

"Hehehe. Kan sekalian perginya atuh,"cengengesku.

"Udah ah! Udah mau telat tuh,"ucap Randy sembari menunjuk jam.

"Ah iya! Gue berangkat!"seruku seraya mengambil magic pouch ku. Aku mundur beberapa langkah dari Randy, kemudian buru buru menjentikkan jariku.

"Anjir! Awas lo sampe ketahuan manusia!"Jeritan Randy masih terdengar dari atas papan hologram.

Ah ya, keberadaan kami memang tak boleh diketahui oleh manusia biasa karena akan sangat beresiko bila alat alat canggih milik kami disalahgunakan.

Dan ini sangat amat menyusahkan.

Belum lagi bangsa Zianite yang menyebalkan itu. Mereka berwujud manusia juga, hanya saja mereka lebih jahat. Bahasa cantiknya, Para Zeons itu dewa/dewi, mereka kitu budak iblis. Kami itu baik, mereka itu kampret.

Nah, seperti itu.

Harusnya, aku tak perlu serumit ini kalau saja Papa tidak bersama dengan Mama. Bisa dibilang, aku ini anak dari pernikahan silang.

Oke, terdengar kasar. Tapi hal itu yang terjadi.

Zeons dan Zianite sudah dari dulu berbeda kubu. Tak satupun dari kami diperbolehkan kenal dengan Zianite, apalagi jatuh cinta dan menjalin hubungan.

Tapi, Papa dan Mama melanggarnya. Mereka menikah, dan membawaku ke dunia. Aku memiliki darah Zianite dan juga Zeons, untungnya aku diterima di kubu Zeons karena Mama tak ingin kembali ke Zianite.

Dan itu sedikit berimbas ke masalahku sekarang. Satu satunya partner yang bisa menggabungkan kekuatannya denganku hanya dia.

Mind Division yang memiliki setengah darah Zeons dan Zianite.

Bila dia ditemukan lebih dahulu oleh kubu Zianite, kemungkinan besar salah satu dari kalian akan menghilang. Karena sesungguhnya kalian adalah satu.

Ucapan Zigger terdengar menyeramkan, namun tak membuatku gentar. Aku yakin aku bisa menemukan Mind Division itu lebih cepat.

*******

Aku segera meloncat turun dari papan hologramku. Karena kebodohanku dan kekonyolanku memainkan benda ini semalaman(memutar mutar kamar dengan papan hologram itu asik)membuat benda ini kehabisan energi.

"Haahh, nyusahin aja lo, Glitz."Aku menatap papanku itu dengan kesal. Glitz adalah nama papanku.

Aku menengok sekelilingku dan aku langsung tahu ini ada di taman belakang. Yah, setidaknya aku tidak diturunkan di tengah jalan raya. Aku menyimpan papan itu kembali ke magic pouch milikku dan hendak beranjak.

"Itu apaan?"

Mati lo, Salsha.

Aku memutar badanku dan merasakan napasku tercekat. Seorang cowok—lumayan ganteng—berdiri di hadapanku dengan tatapan penasaran.

"Ha-hai, kamu lihat yang tadi?"selidikku.

Dia mengangguk, "Lihat lagi dong, itu apaan sih?"

Oh, sial. Tapi bagus juga lah, aku jadi ada kesempatan mempraktekkan mantra penghilang ingatan yang baru kupelajari.

Paliangan melayang doang kalau gagal,Batinku sembari tersenyum geli.

"Jadi lo udah liat rahasia gue ya? Yah, terpaksa deh."

"Ha? Apanya terpaksa?"Ia tampak tak mengerti.

Aku menarik tangannya dan mencium pipinya. Eits, jangan salah paham. Ini adalah salah satu langkah dalam ritual menghilangkan ingatan manusia.

"Glitchez!"rapalku seraya menjentikkan jari untuk menutup ritual.

Aku tersenyum puas ketika ia memejamkan matanya sesaat. Sepertinya nilai A yang kudapat di pelajaran ini tak sia sia.

"Lo gila ya?"

Senyumku menghilang ketika mendengar sinisannya. Aku melongo dan menatapnya curiga.

"Lo masih inget apa yang gue lakuin tadi?"

"Ya iyalah! Lo loncat dari papan apalah itu, teurs nyium pipi gue, terus---"

"KOK BISA SIH?!"potongku tak peduli dengan perkataannya.

Cowok itu membalas, entah apa aku tak tahu. Aku tak begitu konsen dengan perkataannya. Tunggu, aku ingat Zigger pernah mengatakan Zeons maupun Zianite kebal terhadap mantra ingatan.

Apa mungkin...,Batinku.

Aku menatapnya tajam dan menyelidik. Kuendus sedikit udara di sekitar kami berdua, dan sedikit tericum aroma Zeons. Entah itu milikku atau cowok ini.

Sepertinya hanya ada satu cara membuktikannya. Aku menarik tangannya, hendak mengendus lebih ke dekatnya. Namun tubuhku dihempas olehnya, mungkin karena dikira aku hendak menciumnya lagi.

"Elah! Jadi cewek napsu amat bos! Gue tahu gue ganteng, tapi ga gini juga elah!"rutukku.

GR beud dah ni anak,Batinku malas berbicara.

Aku mengacuhkan ucapannya dan bertanya, "Lo juga Zeons?"

Melihat cowok itu mengernyit, aku sudah bisa menangkap dia tak tahu apa itu Zeons. Sepertinya penciumanku agak salah. Aku berdecih dan meninggalkannya sendirian.

*******

"Zig, kemana dah lo?"

"Sabar, Salsha. Saya ini kepala Divisi, sangat sibuk. Ada apa?"

"Gue barusan ketemu cowok aneh."

"Salsha, saya tak ada waktu mengurusi sesi curhat hari pertama SMA-mu."

"Eh, om om busuk! Dengerin dulu elah. Dia tadi ngeliat gue pake hologram board. Pas—"

"APAAA??"

Aku reflek langsung meringis ketika telepatiku dengan Zigger crash. Ini yang kubenci dari telepati. Bila kita sedang mengirim pesan dan pesan itu dipotong, telingaku akan berdenging dan itu tak menyenangkan.

"Jangan dipoton, om!"

"Kamu melanggar peraturan, Salshabilla Adriani!"

"Elah, kalo lo mau nyuruh gue nggak pake alat, mending gue lo kurung sekalian!"

"Hhhh...kalau bukan karena skill yang kamu miliki saya juga ogah, Sal."

"Ih! Jahat beud sih! Ini gue lagi nunggu di TU gara gara misi absurd lo tahu nggak! Ada clue lagi nggak?"

"Tidak tentang dia. Tapi ada satu kabar buruk."

"Apaan lagi?"

"Di sekolahmu, ada Zianite yang menyamar. Dari data yang saya terima, dia perempuan."

"Yeeh, itu doang kabar buruknya? Itu mah gampil, Zigg."

"Yah, saya tahu. Tapi ada satu kabar yang pasti menurutmu buruk."

"Ape lagi, hmm?"

"PSP, Xbox, dan Nintendo milikmu sepertinya dibuang oleh Helen. Tadi saya sempat melihatnya di Divisi Penghancur."

"TIDAAAAAAAAKKKKKK!!!!"

.

.

.

.

.

.

Harusnya sih lebih dari ini partnya. Tapi karena kejadian oon bin tolol tadi pagi yang membuat part yang udah gue bikin panjang panjang ilang, so mood gue ilang.

Jadi cuman segini ae.

Besok up lagi.

Soal POV, kalian tebak sendiri ya dari dialog n narasinya. Pokoknya cerita ini bakalan full pake sudut orang pertama.

Entah itu aldi, Salsha, atau tokoh lain.

Btw, maap part ini kalau jokesnya garing. Mood gue ilang pas ngetiknya. So, nikmatin ae lah.

Bhai.

Salam cumi,

Arvi

#RamaikanMindBlowing

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro