MINERVO 241 : Tercerai - Berai

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sekarang, Victor dan Koko sedang bersiaga di posisinya masing-masing, mereka mengepalkan dua tangannya dan menatap fokus pada lawan yang ada di hadapannya, yaitu mentor mereka sendiri, Paul Cozelario, yang saat ini terlihat memberikan seringaian kejam dan tatapan tajam yang meremehkan pada mereka berdua.

Sejujurnya, dua orang itu masih belum merencanakan apa pun dalam pertarungan ini, mereka belum merundingkan suatu strategi untuk mengalahkan Paul. Baik Victor maupun Koko belum sempat melakukan hal itu hingga akhirnya mereka tidak punya kesempatan untuk melakukannya di tempat ini.

Alhasil, mereka berdua hanya bisa mengandalkan intuisi dan gerakan refleks jika semisalnya Paul mulai menyerang, meski sebenarnya Koko agak sedikit takut berhadapan melawan Sang Mentor, tapi dia berusaha memberanikan dirinya sendiri demi membuktikan pada pasangannya bahwa dia bukanlah seorang beban. Koko ingin menunjukkan juga pada semua orang bahwa dirinya bukanlah pahlawan yang lemah, dia ingin dianggap setara seperti teman-temannya yang lain, menjadi seorang pahlawan tangguh yang bisa diandalkan.

"Entah cuma perasaanku saja, atau memang begitu kenyataannya," ucap Paul dengan berdehem sejenak, yang juga suaranya didengar oleh seluruh penonton berkat mikrofon yang tertempel di pipinya. "Aku merasa kalian berdua tegang sekali dari tadi," Paul menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dengar ini! Ketegangan memang wajar, tapi kalian tidak boleh tegang berlebihan seperti itu, terutama kala berhadapan dengan musuh!" bentak Paul pada Victor dan Koko dengan dua bola matanya yang membulat melotot. "Musuh akan meremehkan kalian jika kalian selalu tegang dan ketakutan begitu saat melawannya, apalagi kekuatan kalian sangat dibutuhkan oleh masyarakat! Sedikit saja gemetar, mereka semua akan merendahkan kalian, Brengsek!"

"Gemetar?" Victor menyunggingkan senyuman miringnya yang terkesan licik dan jahat. "Tidak ada yang gemetar di sini, jelas itu cuma perasaanmu saja. Lagi pula, aku dan Yankoko datang kemari berniat untuk mengalahkanmu, maka tidak ada alasan bagi kami untuk takut dan gemetar melawanmu, Paul."

Setiap kata yang Victor lontarkan berhasil membuat Paul jengkel, dia sadar saat ini Si Bangsawan Berambut Emas mulai menunjukkan lagi sifat dan kepribadian menjijkannya yang dulu, persis seperti pertama kali mereka bertemu di Geranium. Bukan berarti Paul benci atau tidak setuju pada hal itu, hanya saja kegemasannya dan kejengkelannya melihat sisi Victor yang ini membuatnya jadi ingin menghajar wajah Si Bangsawan Berambut Emas itu sampai babak belur.

"Heh! Setelah menyembunyikannya cukup lama, akhirnya kau buka lagi topengmu itu, kembali menunjukkan wajahmu yang sebenarnya padaku," Paul menyeringai, sengaja berkata begitu untuk memancing amarah Victor agar situasi jadi seru. "Sekarang bagaimana? Mau dimulai saja, hah?"

"Ya," Yang bersuara barusan adalah Koko, lelaki cantik itu terlihat sangat bersemangat ingin segera memulai pertarungan sengit dan keras melawan Paul. "Mari kita mulai sekarang, Paul."

"Bagus," Tanpa basa-basi, Paul segera berlari, melesat mendatangi lokasi Victor dan Koko yang sedang berdiri di depannya, sembari mengayunkan lengan kanannya untuk menyerang salah satu dari mereka dengan tinjuannya. "Aku suka semangatmu, Koko!"

Ternyata serangan Paul mengarah pada Koko, membuat Si Lelaki Cantik jadi terkejut dan bersiap-siap untuk menghindar, sayangnya gerakan kakinya terlalu lambat sampai tak terasa sosok Paul sudah berada sangat dekat dengannya.

Kedua kelopak mata Koko membelalak, saat melihat ekspresi seringaian Paul yang sangat mengerikan, layaknya serigala yang kegirangan menemukan mangsanya yang begitu lemah dan tak berdaya di hadapannya.

Ketika ayunan tinjuan dari tangan kanan Paul akan mendarat di muka Koko, Victor yang melihat itu tidak tinggal diam dan segera melompat untuk melindungi pasangannya dari serangan Sang Mentor. Namun, hal yang mengejutkan terjadi, Koko berhasil menangkap kepalan tangan Paul yang hendak meninju wajahnya, itu ditangkap dan ditahan hanya dengan lengannya yang begitu kurus dan lembut.

Paul dan Victor terkaget, bahkan lompatan dari Si Lelaki Berambut Emas jadi gagal dan terjatuh ke tanah karena matanya tadi terfokus pada aksi Koko yang mengejutkan, membuat badannya yang sedang melayang di udara jadi tidak seimbang dan akhirnya ambruk. Begitu juga dengan Paul, dia tidak sangka Koko yang secara fisik dan mental paling terlemah dari semua pahlawan bimbingannya, berhasil menggagalkan serangan tinjunya yang begitu kuat.

Itu adalah momentum yang tidak terbayangkan dalam benak Paul, rasanya seperti seorang ibu yang terkejut melihat batita mungilnya sudah mampu berjalan dengan dua kakinya sendiri.

"Ugh!" Koko meringis saat tekanan tangan Paul jadi semakin besar dan kuat, tapi dia terus berusaha untuk tetap menahannya karena sadar jika dia sedikit saja lengah, pukulan tangan Sang Mentor akan menghabisi kepalanya tanpa ampun.

"Aku senang kau bisa berkembang sejauh ini, Koko," kata Paul dengan mendengus. "Tapi kau tidak boleh berpikir kalau seranganku hanya sebatas ini, karena aku tidak hanya punya satu tangan saja!" Koko terbelalak ketika tangan kiri Paul ikut diayunkan untuk menyerang ke arahnya. "Sekarang apa yang akan kau lakukan, hah!?"

"Bukan hanya kamu di sini yang punya dua tangan, Paul," Terpaksa, Koko mengangkat lengannya yang lain untuk menangkap ayunan tangan kiri Paul yang mengarah padanya. "Aku juga punya!"

"Hebat sekali," Namun kali ini Koko gagal menangkap tangan kiri Paul sebab yang awalnya seperti hendak meninju ke wajahnya, ternyata bukan, melainkan ingin mencengkram pergelangan lengan Si Lelaki Cantik dan menariknya sekuat mungkin, membuat badan lelaki berambut ungu panjang itu jadi terhuyung mendekati Sang Mentor. "Hingga kau berpikir musuh akan menyerangmu dengan cara yang sama!"

Paul senang karena akhirnya Koko berhasil ditangkap olehnya, membuat Si Lelaki Cantik kini didekap oleh lengan kiri Sang Mentor yang melingkar di pinggangnya, membuat posisi mereka jika dilihat dari kejauhan jadi terkesan seperti sedang berpelukan.

Koko menggigit bibir bawahnya, menyesali kelengahannya sampai tertangkap sebegitu mudahnya oleh Paul, dia harus mencari cara agar bisa terbebas dari dekapan tangan Sang Mentor, Si Lelaki Cantik tidak mau terus-menerus seperti ini, apalagi saat ini mereka sedang disaksikan oleh banyak penonton, yang berarti akan membuat penilaian orang-orang terhadapnya jadi rendah dan menganggapnya sebagai pahlawan bimbingan Paul paling terlemah dan terbodoh.

Tentu saja Koko tidak mau dianggap seperti itu!

"Hey Victor! Kau lihat!? Koko sudah tidak berdaya, pasanganmu sudah tertangkap!" Paul terkekeh-kekeh, senang melihat Victor yang berdiri di hadapannya, mulai menampilkan ekspresi yang begitu kesal dan jengkel padanya. "Sekarang lebih baik kau menyerah saja! Aku akan menjadikan Koko sebagai sanderaku! Jika kau macam-macam, aku akan mencekik lehernya sampai mati!"

Para penonton terkesiap mendengarnya, semua orang jadi riuh menyaksikan Paul yang telah berhasil membekukan Koko dan kini sedang memprovokasi dan mengancam Victor agar tidak membuat aksi balas dendam padanya, persis seperti penjahat yang membekap dan menyandera korbannya lalu meminta keluarga Si Korban untuk menuruti kemauannya.

"Jika kau sedikit saja melukai Yankoko, tubuhmu akan tercerai-berai sampai kau bahkan tidak bisa menyatukannya lagi meski meminta bantuan pada Roswel atau Sang Penguasa sekali pun. Ini bukan ancaman atau omong kosong belaka, aku benar-benar akan melakukannya sekarang jika kau mau, Paul." ucap Victor dengan menatap fokus pada Paul, Si Bangsawan Berambut Emas memelototi Sang Mentor disertai kepalanya yang jadi berasap, saking marahnya melihat pasangannya sedang berada di tangan lawannya.

Mendengarnya, Paul hanya tersenyum miring, senang karena akhirnya dia berhasil membuat Victor jadi semarah itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro