Black Manors

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cedric saat itu berpencar dalam pemakaman yang menjadi tempat Portkey piala itu membawa mereka. Ia memperhatikan sekelilingnya, berbeda arah dengan Harry yang tampak hanya terdistrak pada beberapa makam saja. 

"Petrificus Totalus," bisikan itu membuatnya membulatkan mata, seseorang tampak memantrainya hingga tubuhnya tidak bisa bergerak. Ia oleng, akan menimbulkan bunyi yang keras namun seseorang menahan tubuhnya. Seseorang dengan jubah hitam yang tampak menaruh telunjuknya di depan bibirnya.

Ia mendudukkan tubuh Cedric, dan menyibakkan jubah hitamnya itu menunjukkan sosok yang memiliki wajah sepertinya dan menatapnya dingin.

"Kau--"

"Aku tidak akan bergerak jika jadi kau," sosok itu berdiri, membiarkan Cedric tidak bisa bergerak meski ia mencoba untuk bergerak, "kau tidak pernah mengerti peringatanku sebelumnya Ced. Menganggap semua ini akan mudah hanya dengan memenangkan piala itu bersama dengan Harry Potter."

"Lee, lepaskan aku."

"Kenapa aku mau? Bagaimana aku akan menangkap dan membunuh Harry Potter... menggunakan wajah dan suaramu, membawanya pada Voldemort. Aku akan mendapatkan hadiah untuk itu, dan kau, bagaimana Reggie akan bereaksi saat tahu jika sahabatnya yang membunuh adik tersayangnya," Cedric membulatkan matanya. Lee tampaknya menikmati reaksi dari pemuda Hufflepuff itu, ia tertawa.

"Aku tidak akan melakukan itu, aku hanya bercanda," ia tersenyum miring dan mengeluarkan sebuah kalung dari kemejanya, "ini adalah Portkey. Akan tersambung dengan Knockturn Alley jika kau menyentuh liontin yang ada didalamnya. Jika sihirku sudah tidak bekerja, gunakan portkey itu dan pergi dari sini."

"Apa maksudmu? Aku tidak akan pergi kemanapun."

"Kujamin kau akan mati jika tetap disini Cedric," Lee berdiri dan menghela napas, "kau tahu makam siapa yang ada disini? Makam dari Tom Marvollo Riddle."

Tentu nama itu tidaklah asing bagi Cedric yang sempat meminjam buku harian itu.

"Voldemort ada disini?"

"Dan akan membunuh siapapun selain Harry, setidaknya hingga kebangkitan sempurnanya," Lee melepaskan jubahnya dan memakaikannya pada Cedric yang tidak bisa bergerak, "itulah sebabnya aku akan meminjam identitasmu sebentar oke~"

"Jika yang kau katakan benar, itu artinya kau sama saja akan pergi untuk membunuh dirimu sendiri. Semua akan berpikir jika kau adalah aku," Cedric berusaha untuk tidak terdengar peduli, namun Lee tampak tertawa menanggapinya.

"Kau mencemaskanku?"

"Setidaknya Regulus akan sedih jika terjadi sesuatu padamu," Lee tampak berhenti tertawa dan menghela napas, "ia masih percaya padamu bahkan saat kau hampir membunuhnya malam itu."

"Aku sudah pernah membunuhnya malam itu Ced," Lee berjongkok dan menatap Cedric, "dan aku tidak ingin melakukannya lagi ketika aku bahkan sangat ketakutan saat membayangkannya. Aku sama seperti kalian, aku menyukai Regulus. Dan aku akan melakukan apapun untuknya."

...

"Lagipula, aku ingin ini berakhir Happy Ending. Lebih baik jika aku yang mati daripada kau bukan? Semua orang akan gembira saat mengetahui jika Cedric Diggory yang mereka sayangi masih hidup. Dan si penghianat yang mati," Lee tertawa miris dan berbalik.

"Jaga Reggie untukku oke?"

"Cedric?" suara Harry terdengar, Lee berjalan menuju kearah suara meninggalkan Cedric yang masih tidak bisa bergerak dari posisinya yang berada cukup tertutup dari tempat Harry berada. 

"Protego Totalum."

Tentu tidak lupa untuk Lee mengibaskan tangannya dan membuat pelindung dari deteksi juga beberapa serangan untuk melindungi Cedric disana.

***

"Bagaimana keadaannya?"

Sirius menghampiri Lupin yang baru saja mengantarkan Cedric ke salah satu kamar di Black Manors. Tentu saja kemunculan Cedric yang foto mayatnya baru dilihat oleh mereka cukup membuat mereka terkejut. Oke, bukan cukup--tetapi SANGAT mengejutkan mereka. Lupin memutuskan untuk tidak langsung menanyakan tentang apa yang terjadi pada Cedric, menyadari jika ia tampak terpukul dan shock.

"Kurasa sebaiknya kita biarkan dia istirahat dulu pads," Lupin menghela napas dan menggeleng pelan. Sirius setuju. Saat Cedric muncul di dalam rumahnya, ia tampak sangat kacau dengan pakaian dan tubuh yang kotor karena luka dan darah. 

"Haruskah aku menghubungi pipsqueak dan yang lainnya."

"Uh," Cedric yang mengintip dari sela pintu tempatnya beristirahat hanya menatap lelah kearah kedua pria disana, "bisakah aku meminta sesuatu pada kalian...?"

"Apa yang bisa kubantu Mr. Diggory?"

...

"Jangan katakan pada Regulus dan yang lainnya tentang... ini."

***

Mr. dan Mrs. Granger melihat kearah pemuda didepan mereka saat ini begitu juga dengan Hermione yang menatap cemas kearah kakaknya. Makanan yang ada didepannya terlupakan, hanya diaduk-aduk tanpa disuap satu kalipun. 

Tentu itu yang membuat mereka cemas. 

"Sayang," Mrs. Granger berbisik pelan dan menyentuh tangan kanan Regulus, "aku tahu kau sedih karena sahabatmu meninggal. Tetapi sudah 2 hari ini kau tidak makan."

"Aku hanya tidak ingin makan," Regulus tampak melihat potongan daging di garpunya, dan memakannya. Tentu saja mereka tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya pada Cedric kecuali Hermione. Ia hanya tidak siap jika ternyata ayah dan ibunya sangat kecewa mengetahui jika ia adalah seorang gay. Ia menghela napas, menaruh kembali alat makannya, "aku sudah selesai."

...

"Hermione, apakah kau tahu apa yang terjadi pada kakakmu?" Hermione, tentu saja tahu. Ia hanya menahan diri untuk tidak mengatakannya pada ayah dan ibunya. Ia tahu kakaknya tidak ingin mengatakan hubungan antara dia dan juga Cedric.

"Ia hanya shock mom, dad," Hermione menghela napas, ia melihat Regulus yang sudah menghilang menuju lantai dua kamarnya. Semenjak kematian Cedric, Regulus semakin pendiam bahkan saat berada di rumah. Ia sudah mencoba untuk menghiburnya, namun tidak ada yang berhasil ia lakukan.

***

Hermione menghubungi Penny melalui telpon, dan Penny berusaha mengirimkan surat pada Regulus untuk menanyakan keberadaannya. Tidak ada surat yang dibalas. Hermione dan Penny juga mengirimkan surat pada Oliver namun tidak ada kabar dari pemuda itu juga. Mereka berdua hilang kontak setelah itu.

"Kak," Regulus menoleh pada Hermione yang mendatangi kamarnya, "aku baru mendapatkan kabar dari Ron jika Harry terkena masalah..."

"Apa yang terjadi," Regulus menoleh pada Hermione dan berdiri dari posisinya. 

"Ia akan disidang karena pelanggaran berat menggunakan sihir di depan Muggle, dan saat dibawa umur..."

***

"Dementor di dunia Muggle?"

Sirius mengerutkan dahinya mendengar beberapa penyihir yang datang termasuk ayah dan ibu Ron. Ron juga berada disana setelah memberitahu Hermione tentang apa yang terjadi pada Harry. Ia lebih cemas pada keselamatan Harry setelah Dementor muncul disana daripada Harry yang kemungkinan akan dikeluarkan dari Hogwarts.

"Ia terpaksa menggunakan sihirnya untuk melindungi sepupunya. Tetapi tidak ada yang menerima alasan itu," Molly menghela napas, ia cukup frustasi dengan keadaan Harry saat ini, "tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu Dumbledore membantunya dalam persidangan. Semoga saja ia bisa melewatinya."

"Kau yakin? Kau bisa beristirahat lebih lama."

"Ya, tidak masalah aku cukup beristirahat beberapa hari ini terima kasih untuk kalian," semuanya menoleh dan menatap kearah Lupin yang baru saja keluar dari kamar bersama dengan seorang penyihir lainnya. Melihat semua orang yang tampak memperhatikan mereka berdua, Lupin hanya tersenyum.

"Jangan pedulikan kami, lalu bagaimana dengan perkembangan kasus Harry?"

"Aku, Tonks, dan beberapa orang lagi akan datang menjemputnya serta membawanya kemari," Moody yang berada disana menjelaskan sambil berjalan akan pergi keluar dari kediaman Sirius ini.

"Bisakah aku ikut?"

Mereka menoleh dan menemukan Regulus yang datang bersama dengan Hermione berdua. Krecher yang membukakan mereka pintu. Moody menoleh pada Regulus yang hanya bisa menatap semuanya dengan tatapan datar.

"Kau bisa melakukan Apparate son?"

"Aku sudah mengikuti testnya."

"Bagaimana dengan kemampuan terbangmu?"

"Ia adalah Beater andalan Slytherin. Ia juga sering melatih Seeker mereka," Lupin yang tampak tersenyum pada Regulus. Sirius menatap kearah Regulus, mendekat dan hanya berdiri memperhatikan Regulus.

"Kau yakin akan ikut?"

"Aku tidak apa-apa, aku lebih mencemaskan Harry," Sirius menoleh pada Moody yang tampak mengangguk begitu juga dengan Tonks. 

"Tetapi ingatlah nak, jika kau mati ditengah jalan maka kami tidak akan kembali hanya untuk mengambil tubuhmu," Regulus tidak begitu memperhatikan lelucon buruk dari Moody--apakah itu adalah lelucon ia bahkan tidak tahu. Ia masih melihat Sirius yang berdiri dan sekarang merentangkan kedua tangannya.

"Kemari," Regulus melihat pria didepannya yang tersenyum, ia menghela napas dan mendekatkan tubuhnya sebelum Sirius memeluknya erat sambil mengusap kepalanya. Ia tidak membalas pelukan itu dan membiarkan Sirius yang menyelimutinya dengan pelukan singkatnya.

"Aku dengar apa yang terjadi padamu tahun lalu. Tetapi kau harus ingat jika ada orang lain yang mencemaskanmu," Sirius melepaskan pelukannya dan mengusap atas kepala Regulus, "adikmu mencemaskanmu, begitu juga dengan aku juga Lupin dan semua orang. Jadi, kami selalu ada untukmu pipsqueak."

...

"Thanks pads..."

***

"Professor Moody, Regulus?"

Harry berada di rumah keluarga Dudley sendirian bahkan tidak membuka lampu rumah mereka. Satu-satunya cahaya yang ada disana adalah mantra Lumos yang digunakan oleh Tonks. Regulus segera berjalan cepat dan melihat keadaan Harry. Ia memegang kedua bahu Harry dan memperhatikan lebih jelas agar ia yakin Harry baik-baik saja.

"Kau tidak apa?"

"Ya," Harry juga ingin menanyakan itu pada Regulus melihat bagaimana keadaan Regulus dengan kantung matanya yang tebal juga wajahnya yang sedikit pucat, "kenapa kalian berada disini?"

"Tentu saja untuk menjemputmu," Moody menatap Harry heran. Setelah Harry dibantu oleh Regulus menyiapkan semua barangnya, mereka segera pergi dari rumah itu dipimpin oleh Moody. 

"Kemana kita akan pergi? Surat itu bilang aku dikeluarkan."

"Tidak, belum tentu," Regulus menggeleng dan menatap Harry yang ada disampingnya, "Dumbledore mencoba untuk menangguhkan hukumanmu dan menunggu persidangan."

"Persidangan?"

"Tenang saja Harry, kita akan menjelaskan semuanya ketika kita kembali ke markas," Tonks menjelaskan, Moody segera menghentikannya menggesturkan untuk ia diam.

"Jangan bicarakan itu disini, Nymphadora," Tonks menoleh dengan raut wajah marah kearah Moody.

"Jangan. Panggil. Aku. Nymphadora," warna rambut Tonks mendadak berubah menjadi merah seolah mengikuti emosinya. Moody tidak begitu mempermasalahkan itu, mengetuk tongkat yang ia bawa dua kali ke tanah, dan semua sapu terbang segera meluncur ke tangan masing-masing termasuk milik Harry dan juga Regulus.

"Kau melakukannya dengan baik saat menuju kesini nak," Moody tentu membicarakan tentang Regulus, "tetapi seperti formasi, jangan bubar walau salah satu dari kita terbunuh."

***

Mereka sampai di 12 Grimmauld, dimana hanya Harry yang saat itu belum pernah pergi kesana. Ia hanya memperhatikan susunan rumah itu dengan tatapan heran. Moody dengan segera kembali mengetukkan tongkatnya secara teratur ke tanah, sebelum rumah-rumah itu tampak bergeser ke kanan dan ke kiri hingga lebih lebar.

"Ayo Harry," Regulus mendorong pelan punggung Harry yang masih kagum dengan apa yang ada didepannya. Mereka masuk, melewati lorong panjang disana hingga suara-suara itu terdengar saat sisa orang yang tadi ada di mansion Black terdengar.

"Ia hampir terbunuh!"

"Mereka tidak akan mungkin mau menggunakan alasan itu."

"Bahkan setelah mereka mengetahui jika ada Dementor disana--"

Harry bisa melihat dengan jelas ada Sirius disana. Melihat ayah baptisnya, ia tersenyum senang dan lega. Sirius membalas senyuman itu, sebelum semua orang diruangan menyadari kedatangan Harry. Molly yang berada disana yang tampak keluar dan menyambut Harry.

"Harry."

"Mrs. Weasley," Molly menutup pintu yang ada dibelakangnya dan merentangkan kedua tangannya menyambut Harry dalam pelukannya. Molly tersenyum hangat, memegang kedua pipi Harry dan tampak menatapnya dengan lembut, "syukurlah kau baik-baik saja. Kau sedikit pucat, tetapi sayangnya makan malam harus menunggu setelah rapat selesai."

"Tetapi aku--"

"Tidak, tak ada waktu untuk menjelaskan," Molly tampak menggeleng dan memotong perkataan Harry, "tak ada waktu untuk menjelaskan. Naik ke atas, pintu pertama di kiri. Kau juga Reggie, aku mendengar dari Hermione kau kurang tidur dan tidak makan. Ada aku disini, aku tidak akan membiarkanmu tidak menyentuh makananmu sama sekali."

"Aku bisa ikut rapat--"

"Jangan bersikap dewasa terlalu cepat Reggie, kau sudah lulus bukan berarti kau sudah dewasa dan harus memikirkan hal ini. Biarkan orang-orang dewasa yang mengurusnya. Oke?" Regulus tidak bisa membantah omongan Molly dan hanya mengangguk, "Thomas, apakah kau bisa membantuku mengantarkan Harry dan Regulus?"

"Tentu," pemuda yang muncul bersama dengan Lupin tadi tampak muncul tiba-tiba dari belakang Regulus dan Harry. Regulus menoleh pada Thomas yang tersenyum pada mereka dan berjalan didepan mereka untuk membawa keduanya ke tempat Hermione juga yang lainnya.

***

"Kau terlihat tidak baik-baik saja Regulus..."

Harry yang berjalan dibelakang Thomas tampak menoleh pada Regulus disampingnya. Regulus menoleh pada Harry sebelum menghela napas dan menepuk kepala Harry saat mereka berjalan di tangga menuju keatas.

"Aku baik-baik saja."

"Regulus...?" suara serak itu membuat mereka berhenti berjalan dan menemukan seorang House Elf yang sedang membersihkan rumah kediaman Black tersebut. Ia memperhatikan keduanya, terutama pada Regulus, "Regulus James Potter, kakak dari Harry Potter... Krecher tua ini ingat nama yang familiar ini tentu saja..."

Ia berbicara tentang Regulus, seolah makhluk itu tidak menganggap pemuda itu ada.

"Krecher tua ini tidak mengerti kenapa pria itu memberikan nama seperti itu... ini sebuah penghinaan," makhluk yang sepertinya bernama Krecher itu tampak memutari Regulus sebelum akhirnya ia berjalan dan meninggalkan ketiganya begitu saja.

"Apa itu tadi?" Regulus mengangkat bahunya saat Harry menanyakan hal itu. Pada akhirnya mereka berdua kembali mengikuti Thomas menuju ke ruangan yang ada diujung tangga tersebut.

***

"Dumbledore menyuruh kalian untuk tidak memberitahukan padaku? Tetapi... kenapa?" Harry melihat Hermione dan juga Ron yang tampak menceritakan tentang bagaimana mereka ingin menceritakan semuanya pada Harry namun tidak diperbolehkan, "aku mungkin bisa membantu. Aku yang ada saat Voldemort bangkit, aku yang dihajarnya, aku yang... melihat Cedric tewas."

Regulus meremas lengannya sendiri mendengar itu, kata tewas dan juga Cedric berdampingan bukanlah satu hal yang membuatnya tenang. Ron memberikan isyarat pada Harry menyadari sedikit perubahan raut wajah Regulus.

"Maaf."

"Tidak masalah," Regulus menghela napas, "lanjutkan pembicaraan kalian..."

"Harry," si kembar Weasley menggunakan Apparate untuk muncul tiba-tiba dari belakang Harry, "kami mendengar suaramu samar-samar."

"Tak usah ditahan kawan. Lepaskan jika kau sudah selesai marah."

Fred dan George seperti biasa berbicara bergantian, lalu mereka menatap kearah Regulus kembali.

"Kau juga Reggie."

"Aku tidak mengerti apa maksud kalian," Regulus memutar bola matanya malas. 

"Daripada itu, apakah kau mau dengar sesuatu yang jauh lebih menarik?" George dan Fred mengajak mereka ke pinggir tangga. Menggunakan sebuah alat berbentuk telinga yang terhubung dengan tali. Mereka turunkan perlahan tali tersebut untuk menguping pembicaraan di bawah.

"Jika ada orang yang berhak mengetahui, itu adalah Harry. Jika bukan karena dia... kita tak akan pernah tahu Voldemort kembali."

"Dia bukan anak kecil Molly."

"Tapi dia juga belum dewasa."

"Dia bukan James, Sirius!"

"Dia bukan anakmu."

"Tetapi dia sudah seperti anakku. Selain aku dan Regulus, siapa lagi yang ia punya sebagai keluarga."

"Itu terdengar sangat menyentuh Black," keenam remaja itu tampak saling bertatapan, "mungkin Potter akan bertumbuh menjadi buronan seperti ayah baptisnya."

"Jangan ikut campur Snivellus."

"Tunggu, Snape juga bagian dari ini?" Harry tampak menatap seluruhnya yang tampak mengangkat bahu mereka. Pembicaraan menjadi tidak jelas saat kucing milik Hermione tampak mengganggu dan menarik telinga dibawah hingga terputus. 

"Apa yang kalian lakukan disini?" keenamnya terlonjak kaget melihat Thomas yang tersenyum dan menatap mereka semua, "Mrs. Weasley bilang untuk turun karena akan makan malam di dapur bawah."

"A-ah terima kasih," Ron tampak tersenyum canggung. Ia mendekati Harry, Regulus, Hermione, Fred, dan George, "siapa dia?"

"Kudengar masih keluarga dari Professor Lupin. Entahlah," Hermione ikut menjawab sambil berbisik. Regulus sendiri tampak menoleh pada Thomas yang menatap Regulus sambil tersenyum.

"Ada apa?"

"Butterscotch," Regulus bergumam, Thomas tampak terdiam mendengar gumaman dari Regulus, "maaf, baumu tidak asing setiap kau berada didekatku. Aku salah orang..."

Regulus bergumam dan tampak turun ke bawah bersama dengan yang lain, sementara Thomas hanya menatap kearah Regulus, melihat bagaimana pucat, kurus, dan juga kacaunya pemuda itu dimatanya saat ini.

***

Beberapa hari setelah itu persidangan Harry selesai dengan lancar. Dengan bantuan dari Dumbledore, Harry mendapatkan penangguhan hukuman dan tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Dan hari ini, mereka akan berangkat ke Hogwarts Ekspress bersama dengan Moody dan beberapa Auror lainnya.

Seekor anjing besar berwarna hitam tampak baru saja melewati Harry juga Regulus yang berdampingan dan menyelak dua kali.

"Padfoot..."

"Apa kau sudah gila?!" Moody memandangi anjing itu yang merupakan Animagus dari Sirius. Sirius sekali lagi menyelak, ia pergi ke sebuah ruangan dan berubah kembali. Harry berlari mengikutinya dan menutup pintunya dari belakang. Yang lainnya tampak pergi, begitu juga dengan Regulus.

"Kau akan ikut ke Hogwarts, tetapi kudengar kau sudah lulus?" Regulus menoleh pada Thomas yang ikut, sepertinya menemani Sirius. Ia memberikan sebuah kaleng minuman pada Regulus yang segera diterima oleh Regulus. Sebuah minuman cokelat yang cukup hangat.

"Professor Dumbledore menawariku untuk menjadi asisten pengajar dari Pertahanan Sihir Hitam di Hogwarts. Aku membutuhkan distraksi dari pikiranku," Regulus tampak bergumam dan melihat minuman itu, tidak membukanya.

"Minumlah," Thomas mendekat dan berbisik pada Regulus, "aku diam-diam mengambilnya dari penyimpanan Professor Lupin. Kurasa ia mencoba menyembunyikannya dari Sirius, mereka selalu bertengkar seperti pasangan muda."

Selama beberapa hari ia berada di kediaman Black, memang Thomas jarang muncul dan bersama mereka, namun setiap mereka bertemu, Thomas selalu mendekat pada Regulus. Regulus sendiri tidak begitu mempermasalahkannya hingga semua orang juga menganggap itu biasa.

"Aku bahkan heran kenapa sampai sekarang mereka tidak menikah saja saat pelarian bersama," Regulus tampak menjawab dengan nada tidak tertarik. Thomas menoleh kearah Regulus, memberikannya sebuah plastik berisi beberapa snack, "apa ini?"

"Aku membeli beberapa makanan untukmu makan saat di kereta. Kau harus makan yang banyak, kulihat kau hanya menyentuh sedikit makanan dari Mrs. Weasley," Regulus membuka bungkusan makanan yang diberikan oleh Thomas. Semua camilan yang hampir sama dengan yang ia bawa setiap akan berangkat ke Hogwarts.

"Bagaimana kau--" Regulus menoleh kearah dimana seharusnya Thomas berada, dan pemuda itu sudah tidak berdiri disana. Ia mengerutkan dahinya, namun sebelum ia mencari Thomas, pintu di belakangnya terbuka dan tampak Harry juga Sirius dalam tubuh Animagusnya keluar.

"Dimana Di--Thomas?" Sirius menoleh kekiri dan kekanan mencari Thomas, "kurasa ia pergi, entahlah aku baru saja berbicara dengannya dan ia menghilang."

"Kalau begitu kita berpisah disini Harry, Pipsqueak," Sirius tersenyum dan menepuk kepala Harru juga Regulus, "kita akan bertemu lagi saat liburan natal."

"Regulus juga akan pergi?" Harry bertanya, bukan karena ia tidak mau kakaknya ikut, namun ia tidak tahu kenapa Regulus yang sudah lulus tahun lalu harus datang ke Hogwarts lagi.

"Aku akan menjadi asisten pengajar Pertahanan Ilmu Hitam di Hogwarts," jawabnya. Harry mengangguk dan setelah berpamitan dengan Sirius mereka menyusul yang lain yang sudah masuk ke Peron 9 3/4 terlebih dahulu dari mereka.

***

New Original Character (Cameo)

Thomas Howell - Cedric Diggory in Disguise

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro