Bertemu di mimpi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Irwan melirik jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Ya, cowok itu selesai mengerjakan tugas kuliah yang minggu-minggu ini sangat banyak dan membuat bingung harus mengerjakan yang mana terlebih dahulu.

   Apalagi sekarang sudah hampir perkuliahan  pertemuan ke lima, beberapa pertemuan lagi akan menghadapi UTS semester 7. Semester 8 akan digunakan untuk seminar proposal, skripsi dan mengenapi mata kuliah supaya mencapai SKS(Sistem Kredit Semester) dan semester delapan, dia akan fokus terhadap skripsinya. Irwan hanya ingin lulus tepat

Irwan menatap Jamet yang sudah tertidur pulas. Ya, Jamet selesai mengerjakan tugas terlebih dahulu, setelah itu dia langsung tidur. Sebelum tidur, Jamet berkata kalau dia sedikit tak enak badan. Beginilah nasib anak rantauan yang jauh dari keluarga, kalau sakit tidak ada yang memperhatikan, kecuali teman yang benar-benar peduli.

"Met, lo masih nggak enak badan?" Irwan memegang jidat Jamet yang memang sedikit panas.

Jamet terdiam. Mungkin cowok itu sudah terlelap dalam tidurnya.

"Ya udah, Met. Selamat tidur," ucap Irwan langsung merebahkan badan di samping Jamet. Beberapa menit kemudian, Irwan sudah tertidur pulas.

"Tolong."

Irwan mendengar suara itu sangat jelas. Suara itu berasal dari depan pintu. Segera, Irwan membuka pintu itu. Alangkah terkejutnya Irwan saat melihat yang datang ke kos-nya adalah Beno.

"Beno?" Irwan menatap Beno dengan tatapan tidak percaya.

"Iya, ini gue Beno, Irwan. Tolong gue , " jawabnya. Raut wajah Beno terlihat sedih dan sepertinya tersiksa.

"Tolong apa, Ben? Katakan sama gue!" Irwan menghampiri Beno yang semakin melangkah mundur.

"Ben."

"Beno."

Irwan berteriak kencang, mengikuti langkah Beno yang entah ke mana.

"Ben, lo mau ke mana?" Irwan terus membuntuti Beno di belakangnya.

Sampailah Beno di kampusnya dan sekarang dia dan Irwan berada di lantai empat.

"Lo ngapain ngajak gue ke sini?" Irwan bertanya menyelidik.

Beno menunjuk balkon yang berada di lantai empat. Dengan mata kepalanya sendiri, Irwan melihat suatu peristiwa. Terlihat Beno sedang bersama perempuan, tapi entah siapa. Di situ perempuan tersebut tidak terlalu jelas siapa. Perempuan itu memohon-mohon pada Beno sampai bersujud-sujud.

Beno menarik bahu perempuan itu dan menatapnya sambil merangkulnya erat.

Setelah itu, entah apa yang terjadi, perempuan itu mendorong tubuh Beno dari balkon lantai empat.

"Beno! " teriak Irwan.

Perempuan itu langsung pergi begitu saja tanpa memedulikan keadaan Beno yang bersimbah darah di depan ruangan kaprodi.

"Wan, Wan, lo kenapa?" Jamet mencoba membangunkan Irwan yang tengah mengigau dan berteriak-teriak menyebut nama Beno.

Irwan teesadar dari tidur, ternyata dia hanya bermimpi. Entah kenapa, mimpi itu terasa nyata baginya. Jamet memberikan segelas air putih pada Irwan yang langsung ditegaknya habis.

"Lo ngigau apaan, sih?" tanya Jamet, penasaran.

Irwan terdiam. Cowok itu mencoba mengingat mimpi yang baru saja dialaminya.

"Oii?" Jamet mengibaskan tangan ke wajah Irwan.

Irwan menguncang-nguncangkan bahu Jamet. "Gue mimpiin Beno, Met!"

Jamet mengernyitkan dahi. "Mimpi apaan lo?"

Irwan menceritakan mimpinya pada Jamet. Cowok berambut keriting itu menanggapi dengan antusias. "Lo lihat nggak perempuan itu ciri-cirinya kayak apa?"

"Nggak terlalu jelas, sih."

Jamet menepuk jidat. "Kalau perempuan yang ada di mimpi lo jelas, kita bakal tahu pelakunya. "Mimpi lo bisa nggak diulang lagi?"

Irwan terbahak. "Ya, nggak, lah. Lo pikir itu VCD?"

Jamet terkekeh. "Ya kali aja gitu,  Wan, " jawabnya. "Kayaknya petunjuknya sama semua."

Irwan mengangguk.  "Ya lo tahu, lah.  Dari cerita ibu kantin sampai pegawai warmindo,  emang perempuan pelakunya.  Siapanya kita nggak tahu,  kan?  Karena belum jelas."

Jamet mengingat kembali saat indisen acara kampus.  Hampir saja mereka tahu pelakunya.  Sayangnya,  pelaku yang diduga seorang perempuan itu malah lolos.

Jamet mengembuskan napas kasar.  "Tinggal selangkah lagi waktu acara kampus itu, Bro."

Irwan mengangkat bahu.  Ya,  benar ucapan Jamet.  Andai malam itu pelaku langsung tertangkap,  mereka akan tahu siapa dalang di balik pembunuhan Beno dan motifnya apa sebenarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro