Dipan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jamal memeriksa kolong dipannya yang sepertinya sudah mau rusak.  Cowok berambut cepak itu mengembuskan napas kasar.  Segera,  Jamal menemui ibunya yang berada di ruang tamu.

"Bu,  dipan Jamal udah mau rusak, " ucap Jamal dengan raut sedikit sebal. Jamal duduk di dekat ibunya.  "Jamal takut aja pas tidur tahu-tahu dipannya ambrol."

Jamilah tersenyum.  Wanita berusia sekitar lima puluh lima tahun itu menepuk bahu anak semata wayangnya. 

"Besok kalau ada uang ibu belikan,  ya?" Jamilah berusaha memberi pengertian pada Jamal.  Kehidupan mereka tak lagi sama semenjak Januar meninggal karena sakit keras.

Jamal terdiam. 

"Penting biaya kuliahmu atau dipan itu?" Jamilah berucap kembali.  Wanita paruh baya itu sangat maklum dengan sikap Jamal yang agak keras kepala.

"Biaya kuliah kan masih semester depan,  Bu."

Jamilah menggeleng. Mau tak mau dia harus memenuhi permintaan anaknya yang keras kepala itu.  Jamilah pun mengiyakan kemauan Jamal.  Mengetahui ibunya menyetujui keinginannya,  Jamal memeluk Jamilah erat.

***
Jamilah menenteng barang belanjaan sepulang dari pasar.  Saat berada di depan rumah Pak Mamat,  wanita paruh baya itu melihat ada sebuah dipan yang diletakkan di depan. Jamilah mendekat,  dan mengetuk
pintu.  Tak berselang lama laki-laki paruh baya keluar dengan raut wajah mengantuk.

"Ya?" Pak Mamat mengucek kedua matanya.  Matanya terlihat lelah.

"Pak,  ini dipannya kepake?"

"Oh,  Bu Jamilah."

Pak Mamat menggelengkan kepala.  "Kalau ibu mau ambil saja."

Jamilah senang bukan main.  Apalagi Pak Mamat memberinya secara cuma-cuma.  Setelah berunding dengan Pak Mamat,  nanti sore dipan itu akan diantarkan ke rumah menggunakan pick up.

Setelah urusan selesai,  Jamilah berpamitan pada Pak Mamat,  meneruskan perjalanan ke rumah. 

Sesampainya di rumah,  Jamilah melihat anaknya sedang di depan rumah seperti mengerjakan tugas kuliah.  Wanita itu menceritakan kalau dia sudah mendapat dipan dari Pak Mamat.  Raut wajah Jamal senang.  Ya,  meskipun dipan bekas setidaknya bisa menggantikan dipannya yang sudah mulai rusak.

"Nanti sore diantar sama Pak Mamat." Jamilah menepuk bahu Jamal.

Jamal berterima kasih pada ibunya karena sudah menuruti keinginannya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro