25

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kerajaan Kabut kembali seperti semula. Tidak ada lagi kutukan pangeran, yang membuat Pangeran Barrack tidak perlu repot-repot memasang topeng peraknya.

Archellia yang telah kehilangan ingatannya, dibawa kembali ke negri tempat tinggal asalnya. Menurut cerita yang didengar oleh Penyihir Flynn, Archellia dulunya  adalah seorang penyihir yang memiliki ambisi untuk menjadi penyihir kerajaan. Dalam setiap diri seorang penyihir, mereka pastilah memiliki kekuatan khusus dan Archellia sangat spesial dalam hal membuka portal dunia lain, sedangkan Penyihir Flynn nyaris menguasai seperempat total sihir spesial yang pernah ada, membuatnya bisa terpilih menjadi penyihir di kerajaan Kabut.

Berakhirnya perjanjian Pangeran Barrack dan Penyihir Flynn membawa banyak hal. Pertama, kabut di kerajaan Kabut berkurang cukup drastis. Karena hal itu dan juga hal yang menimpa mereka, membuat raja akhirnya memutuskan untuk berhenti menjadi kerajaan yang minim interaksi. Dari apa yang penyihir Flynn dengar, raja menargetkan paling lama satu bulan purnama, untuk membuat kerajaan Kabut lebih terbuka.

Sedangkan Pangeran Barrack ...

"Pangeran, sampai kapan pangeran akan diam di sana?" tegur penyihir Flynn. "Saya kira, ini yang pangeran inginkan."

Pangeran menoleh singkat ke arah penyihir Flynn, lalu menghela napasnya. "Ya, memang ini yang kuinginkan."

"Benarkah?"

"Kutukanku menghilang, kerajaan Kabut kembali damai ..." Pangeran Barrack memperhatikan kembali ke luar jendela. "Apa lagi yang lebih membahagiakan daripada ini?"

Penyihir Flynn hanya diam, mendengarkan.

"Oh ya, satu lagi ..." Pangeran kembali menoleh ke arah penyihir Flynn sambil tersenyum. "Flora hidup, iya, itu."

"Apakah pangeran ingin saya menghilangkan ingatan pangeran?" tawar penyihir Flynn tiba-tiba.

"Tidak perlu," jawab pangeran Barrack, "Rasanya tidak sampai sesakit kaki dan tangan Flora."

Penyihir Flynn ikut meratapi ke luar jendela, memperhatikan pemandangan yang biasanya dilihatnya. "Pangeran, apa pangeran tahu arti bunga felsome yang dipetik tanpa gugur?"

Pertanyaan dari Penyihir Flynn sontak membuat Pangeran Barrack menoleh.

"Kau tahu tentang kejadian itu?" tanya Pangeran Barrack.

"Tentu saja," balas penyihir Flynn dengan angkuh. "Saya tidak menjadi penyihir kerajaan, jika saya tidak tahu."

Pangeran Barrack kali ini mendongak, menatap langit yang sangat biru. Jika biasanya yang dilihatnya adalah biru pucat, maka yang dilihatnya hari ini sangatlah cerah, lengkap dengan awan berbagai bentuk unik.

"Kami akan bertemu kembali, aku percaya itu."

Bunga Felsome Klazattra, nama asli bunga itu, bunga yang dipercaya akan mempertemukan kembali orang yang berhasil memetiknya tanpa menggugurkannya dan kepada orang yang menerima bunga itu.

***

"Jadi, Anda masih tidak tahu darimana luka ini?" tanya seorang dokter pada gadis berpakaian merah muda itu dan dibalas dengan gelengan pelan. "Apakah Anda yakin tidak ada ular dalam lubang galian pipa itu?"

Gadis itu--Flora, lagi-lagi menggeleng.

"Ini aneh sekali, sudah tiga hari dan masih belum kembali seperti semula," gumam dokter itu. "Apa ini benar-benar tidak sakit?"

"Tidak, Dok," jawab Flora.

Kedua orangtua Flora saling bertatapan bingung mendengar jawaban Flora.

"Kita akan melakukan pemeriksaan sekali lagi nanti, untuk memeriksa apakah ada luka dalam atau tanda-tanda infeksi." Dokter itu mencatat beberapa hal yang dirasanya perlu di kertas beralaskan papan yang dipeluknya. "Saya keluar dulu."

Begitu dokter itu keluar, Ibu Flora langsung menghampiri Flora dan duduk  di tepi tempat tidur.

"Selama tiga hari terjebak di sana, kau benar tidak kelaparan, Flora?"

"Tidak kok, Ma," jawab Flora.

Ayah Flora yang mendekat kali ini, "Untung Flora hanya terluka di tangan. Papa pikir kau luka parah."

"Papamu kira kau diculik, dia bahkan sudah mencairkan semuanya menjadi uang cash," ucap Ibu Flora yang membuat Flora tertawa.

Ayah Flora menatap Flora yang sedang tertawa, dengan agak kesal. "Biasanya kau ini hobi manjat, tidak perempuan sama sekali. Masak memanjat lubang galian saja, tidak bisa?" tanyaya dengan nada yang lebih ke protes daripada mengomel.

"Kan Flora pingsan selama tiga hari. Bagaimana ceritanya orang pingsan bisa memanjat?" tanya Flora balik dengan kesal, "Tapi, ah. Flora agak lelah."

"Memangnya siapa yang tidak akan lelah kalau tidur selama tiga hari?" balas Ayahnya lagi.

"Flora dapat jejak di tangan ya?" tanya Ibu Flora yang membuat Flora mengalihkan pandangannya pada tangannya. "Ibu jadi ingat saat kau kecil dan hilang satu malam. Saat itu kakimu--"

Ayah Flora menatap ke istrinya dengan penuh arti, memberi tanda bahwa hal itu bukan hal yang harus diceritakan saat ini.

Ibu Flora menghela napas, menurut.

Mereka memang merahasiakan soal Flora yang pernah hilang satu malam. Mungkin, sekarang juga belum waktunya.

"Flora cepat sembuh, ya. Nanti Ibu masakan makanan kesukaanmu. Lain kali kalau berjalan malam-malam, lebih berhati-hati. Untung hanya jatuh di lubang galian pipa yang tidak terlalu tinggi. Tadi kalau jatuh di sumur penuh buaya atau lubang kelinci Alice, bagaimana?" canda Ibu yang entah mengapa membuat Flora terdiam.

"Ah ... aku lapar," ucap Flora.

Ibu Flora menyuruh Ayah Flora untuk membelikan makanan dengan alasan karena hanya Ayah Flora yang bisa mengemudi, sedangkan Ayah Flora mengajak istrinya dengan alasan karena Ayah Flora tidak terlalu mengerti mana stan makanan favorit Flora di luar sana.

Pada akhirnya, mereka berangkat setelah meminta Flora bersabar untuk makanannya.

Flora cukup lama merasa ada sesuatu yang aneh, ada sesuatu yang hilang. Kejanggalan itu terus terjadi, menghantuinya, sampai-sampai dia mencoba mengenyahkannya jauh-jauh dengan membuka televisi yang ada tepat di depannya.

Entah bagaimana ceritanya, dia sampai di saluran televisi anak yang sedang menayangkan ulang film Cinderella, di momen saat pukul 12 malam dan Cinderella meninggalkan sepatu kacanya dan pulang kembali dengan kencana labu mewahnya yang pelan-pelan membusuk dan menghilangkan wujud kuda.

Tiba-tiba saja air matanya menetes, tanpa ia ketahui alasannya.

"Kenapa ya?" Flora bertanya-tanya pada dirinya sendiri, dengan air matanya malah mengalir semakin deras.

Dihapusnya air yang membasahi pipi dengan punggung tangannya, namun air itu terus jatuh bagaikan hujan.

Sepertinya, Flora baru saja kehilangan sesuatu yang penting.

END

31 Mei 2018

a/n

YEEEEEY
HOREEEEE
YEEEEY
AAAAAA

Akhirnya end jugaaa, walau mungkin ada beberapa di antara kalian yang merasa kecewa (?)

Btw ini bukan bad ending, karena masalahnya kelar secara clear.

Bukan sad ending juga, karena mereka semua masih hidup, bahkan Archellia.

Juga bukan happy ending, karena miris begini.

Ini adalah fair ending. Adil karena memang inilah cerita mereka.

Oke, next chapter, arti mizaph dan mengapa aku membuat cerita kayak gini. Stay toon!

Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro