Sorry Mr

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Siang itu Kara terlihat sudah berada di poli kandungan dr. Rei
Sambil menggenggam cup kopi di tangannya, ia tampak tak karuan. Ada rasa takut bercampur malu untuk bertemu dengan dr. Rei siang itu.

Dilihatnya deretan antrian pasien yang masih banyak berada di depan ruang tunggu. Kara mulai melangkah mundur menjauh dari poli kandungan itu.

' kayaknya tar aja deh gue minta maaf nya, pasiennya masih banyak ' batin Kara seraya membalikkan tubuhnya berniat untuk pergi. Tapi tiba-tiba

Brukk

Tubuhnya menabrak seseorang, membuat kopi di tangannya jatuh dan tumpah mengenai jas putih dokter di depannya. Dilihatnya sosok itu, membuat mata Kara seperti ingin keluar dari tempatnya

' Mati gue, ' batinnya bergumam setelah melihat dr. Rei berada di depannya dengan jas putih yang telah terkena kopi.

" Ng, Ma-maaf dok, saya gak sengaja, " kata Kara cepat sambil membersihkan jas putih itu dengan tisu di tangannya.

Mata pasien yang sejak tadi menunggu di ruang tunggu, seketika mengarah pada mereka, begitu pun seorang perawat asisten poli, terlihat menyelidik apa yang tengah terjadi.

" Aduh maaf dok maaf, " kata Kara panik.

Kebodohan apa lagi yang telah dilakukannya? , membuat wajah dingin dr. Rei terlihat jelas didepannya. Tangan Kara masih sibuk membersihkan noda di jas putih itu, dengan lembut dr. Rei memegang tangan Kara, menghentikan pekerjaan yang sia-sia itu

" Gak perlu dibersihin, nodanya susah hilang, " katanya sambil menatap perempuan di depannya itu

Kara seketika membeku. Ia tak bisa berkata apa-apa hanya jantungnya saja yang dirasakannya berdetak terlalu cepat.

' kok denyut jantung gue tiba-tiba tachi gini ya, ' batinnya heran dengan mata yang masih menatap laki-laki di depannya itu.

" Kamu kenapa ada di sini?, dinas apa kamu? " tanya dr. Rei membuat Kara tersadar.

" Ng, Saya dinas sore dok, saya kesini untuk minta maaf soal kemarin," kata Kara bicara dengan satu tarikan nafas.

" Udah saya maafin."

" Ng, Saya juga minta maaf soal ini dok," sambung Kara sambil menunjuk noda yang ada di jas putih milik dr. Rei

dr. Rei tampak diam sejenak, melihat noda yang cukup banyak menghiasi jas dokternya itu.

" Soal ini, Saya akan maafin kamu nanti malam," jawabnya kemudian, membuat Kara mengernyitkan alisnya.

" Maksudnya? "

" Saya harus praktek sekarang, pasien saya udah banyak, kalau kamu udah selesai, lebih baik kamu langsung ke unit sekarang, lagi pula sudah hampir jam pergantian dinas kan, " kata Rei tanpa senyum. Kemudian ia melangkah meninggalkan Kara.
Rei tampak menyapa dan meminta maaf pada pasiennya yang telah lama menunggu karena ia baru saja melakukan operasi cito.

Dipandanginya laki-laki itu dengan wajah penuh tanda tanya.

" Apa maksudnya sih? " tanya Kara bicara sendiri sebelum ia benar-benar melangkah pergi meninggalkan poli kandungan siang itu.

💞💞💞

Pukul menunjukkan angka 20.30
Jam kerja dinas sore pun telah usai. Kara nampak frustrasi di ruang ganti. Berkali-kali ia menghela nafas panjangnya membuat Novia risih mendengarnya.

" Kenapa sih lu?, dari tadi kayaknya gak tenang banget, " tanya Novia gadis imut dengan surai panjang tersebut.

Kara hanya manyun saja pada teman satu timnya itu tanpa berkata apapun.

" Dih, ditanyain malah kayak gitu, " cetus Novia

Tak lama terdengar suara ribut-ribut dari luar ruang ganti. Terdengar suara personil dinas malam mengucapkan terima kasih berkali-kali.

" Ada apaan sih, ribut banget deh, " seru Novia penasaran.

Tiba-tiba pintu ruang ganti terbuka lebar, kepala Ika muncul di depan pintu membuat Kara dan Novia kaget.

" Woi dicariin tuh, " kata Ika pada Kara.

" Gue ? " tanya Kara memastikan. Ika pun segera mengangguk.
Novia yang penasaran pun ikut keluar dari ruang ganti.

" Ada apaan sih? "tanya Novia lagi dengan rasa penasaran yang besar.

" Udah diam aja, ada yang harus minta maaf malam ini, " jawab Ika membuat Kara melirik kearahnya

" Gue di cari dr. Rei? "tanya Kara dengan wajah cemas.

Ika yang saat ini dinas malam pun hanya mengangguk.

" Dia bahkan beliin kita semua kopi, " kata Ika sambil mengarahkan dagunya ke cup kopi yang dipegangnya.

" Udah buruan lu minta maaf, kalau lu di kasih kopi sama dia minum aja sih, " celetuk Novia gemas.

Kemudian Kara pun memunculkan wajahnya di hadapan dokter jutek itu. Beberapa bidan yang jaga malam tampak sedang ngobrol dengan akrabnya.

Kara melangkah mendekati dr. Rei dengan ragu.

' Ya kali gue tiba-tiba minta maaf di depan orang-orang,Akhh!!' batinnya skeptis .

Tiba-tiba dr. Rei mengulurkan sebuah cup berisi Matcha Latte ke arah Kara.

" Nih buat kamu yang gak suka kopi, " katanya membuat Kara melongo.

Suara gaduh pun terdengar dari mulut rekan kerjanya, membuat wajahnya memerah tanpa alasan yang jelas.

" Malam ini kamu harus minta maaf sama saya, jadi kamu gak bisa pergi gitu aja, " kata Rei membuat bidan lain bertanya-tanya.

" Maaf dok, dokter tuh ada hubungan apa sih sama Kara? " tanya seorang dari mereka.

" Kita belum ada hubungan apa-apa kok, saya lagi berjuang untuk punya hubungan khusus sama teman kalian satu ini, " jawab Rei sambil tersenyum manis pada mereka.

" Cieeee, " seru mereka memenuhi ruangan.

Kara tampak membeku. Ia tak mengerti apa maksud ucapan si jutek didepannya itu.

Masih dengan setengah sadar, tubuh Kara sudah digiring keluar oleh Rei. Tangannya sudah merangkul lengan Kara dengan santainya.

💞💞💞

Mereka telah berada di taman kota. Lampu - lampu jalan yang temaram menemani keheningan mereka.

" Kamu gak mau minta maaf nih?" tanya Rei membuka obrolan

" Ng, Iya dok, maaf soal kemarin. Saya gak bermaksud untuk gak minum kopi pemberian dokter, tapi saya emang gak ngopi dok, lebih tepatnya saya alergi kopi, " jelas Kara sambil salah tingkah meremas ujung kausnya.

Rei tampak tersenyum manis ke arah Kara membuatnya mendadak meleleh. Kara baru sadar ternyata Rei memiliki senyum yang begitu manis.

" Saya udah maafin kok, lagian saya juga yang salah, saya kira kamu suka ngopi ternyata gak, " jawab Rei santai.

" Kali ini kamu harus minum pemberian saya lho Ra, saya udah capek-capek cari tau minuman kesukaan kamu, " sambungnya membuat Kara tertawa kecil.

Mereka menghabiskan malam dengan obrolan ringan yang membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Meski banyak perbedaan tapi mereka terlihat akrab sekarang.

Kara tipe orang yang tak bisa diam, asal dalam berbicara dan suka-sukanya sendiri. Sedangkan Rei orang yang cenderung kalem dan tak banyak bicara tapi ia memiliki sikap yang hangat dan menyenangkan.

Mungkinkah Kara dapat merasakan cinta kali ini?


Ketemu di Part selanjutnya ya teman 😊

❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro