Bagian 34: Read Me

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seingatku aku pernah melihat istilah Subjek 1 saat membaca catatan Mas Diaz Minggu kemarin. Subjek 1 yang dimaksud di sana adalah cewek yang mengirim surat misterius pada klub Jurik tahun lalu. Ia cewek yang mengaku sebagai mantan pacar Rendy, dan mengaku pernah diperkosa oleh Rendy dan teman-temannya.

Lalu di sini, fotonya tersimpan di laptop Mas Diaz, dalam folder Subjek 1. Kebetulan? Kurasa tidak.

Jemari Alin gemetar, tetapi ia tetap mencoba membuka folder yang lain. Setelah beberapa folder ia buka, tampak foto Poppy di folder Subjek 5, Kak Ratna di folder Subjek 8, dan di folder Subjek 43, terdapat foto Alin memakai seragam OSIS, foto Alin memakai seragam pencak silat, foto Alin memakai seragam pramuka, foto Alin hanya memakai kaus oblong, dengan berbagai variasi dan pose yang berbeda-beda. Berbeda dengan foto Gita, foto Alin jelas-jelas diambil oleh Alin sendiri, alias swafoto. Dari sekian banyak foto, tak ada foto Alin tanpa busana—bukan berarti aku mengharapkannya sih. Meski begitu, aku baru tahu ternyata cewek seperti Alin senang berpose bak model iklan sampo.

"Kau narsis juga ya," komentarku.

Alin tak menggubris. "Kenapa Mas Diaz bisa tahu foto-foto ini?"

"Mungkin dia mengambil dari Ig-mu?"

Wajahnya merah padam. "Aku enggak pernah ngepos ini di Ig!"

Aku diam daripada kena marah. Selain nama-nama yang telah kusebutkan, folder-folder lain berisi foto-foto cewek yang tak kuketahui.

Alin berdiri dan menghantamkan kepalan tangannya ke meja belajar.

"Apa-apaan ini?!" bentaknya. "Kenapa Mas Diaz punya semua ini?"

"Kau marah gara-gara dia mengoleksi fotomu?"

"Masalahnya bukan cuma itu!" Alin memegangi dahinya. "Beberapa cewek di sini, aku pernah melihatnya di daftar orang hilang dalam berkas ayahku. Beberapa di antaranya juga pernah berhubungan dengan Kak Rendy!"

Aku bergumam lirih, "Mungkin ini memang ada hubungannya dengan surat itu."

"Surat?"Sepertinya Alin mendengarku. "Apa maksudmu?"

"Surat yang dikirim seorang cewek pada klub kita tahun lalu, saat klub masih dipimpin Kak Ratna," jawabku. "Seingatku mereka menyebut pengirimnya sebagai Subjek 1."

Alin mengelus-elus dagu. "Aku pernah dengar kalau Kak Ratna pura-pura jadi pacar Kak Rendy buat menyelidiki kebenaran surat yang ia terima, tapi," Alin menyipitkan matanya, "dari mana kamu tahu?"

Aku terdiam melirik Azka. Sejak tadi tampaknya ia belum bergerak dari dekat pintu.

"Umm ... Maaf ganggu. Permisi—"

"Azka di sini aja," cegah Alin saat Azka hendak meninggalkan ruangan. "Ini semua ada hubungannya dengan kakakmu. Kamu berhak tahu."

Aku menghela napas. "Kau masih ingat percakapan kita di belakang stadion? Mas Diaz mengirimiku tautan aneh sebelum memintaku menolongmu. Cerita tentang surat itu adalah salah satu isinya."

"Tautan? Maksudmu yang ada tulisan Phantom Club itu?"

Aku mengangguk. Tak ada untungnya aku menutup-nutupi tentang itu lagi. Kuceritakan semua yang kuingat. Mulai dari catatan rapat klub Jurik yang ditulis Mas Diaz, tentang Subjek 1, tentang skandal Rendy, hingga kondisi mengenaskan dari foto mayat Kak Ratna.

Setelah mendengar semuanya, Alin mencengkeram leher jaketku. Aku terdorong ke belakang.

"Kenapa kamu baru bilang sekarang!?"

"Sekarang kau menyalahkanku? Bukannya kau yang mengancam dan menjauhiku sebelum aku sempat menjelaskan?"

Alin terdiam. Ia meloloskan cengkeramannya dan menggigit bibirnya.

"Jadi," ucapnya, "Gita adalah Subjek 1, huh?"

"Kemungkinan besar, ya," jawabku. "Tapi kita masih perlu memastikannya. Bisa saja folder ini hanya kebetulan memiliki nama yang sama."

Alin termenung. "Inikah rahasia kelam yang Mas Diaz maksud? Tapi gimana dia bisa dapat semua ini?"

Aku kembali menatap laptop. Mungkin saja jawabannya ada di sini. Tak ada folder lain setelah folder Subjek 43. Hanya ada file notepad berjudul READ ME.

....

forum.tomket-basah.com

username: Black_Cat

password: b3w4r3_som1_w_kn1f3

....

Alin mengernyitkan dahi. "B ... 3 ... w ... 4—"

"Beware someone with knife," tukasku. "Mungkin maksudnya, hati-hati dengan orang yang memakai pisau?"

Aku dan Alin saling pandang.

Kucoba menelusuri tautan tersebut. Kuhubungkan laptop Mas Diaz via tethering dengan ponselku. Begitu masuk lewat Gugel Krom, tautan tersebut langsung dicekal internet positif. Sepertinya aku perlu masuk lewat jalur VPN [*].

[*Virtual Private Network]

PERHATIAN!!!

Forum ini adalah forum dewasa dan berisi hal-hal yang dapat menyinggung bagi sebagian pengunjung, karena itu situs ini hanya cocok untuk usia 18 tahun ke atas! Jika Anda berusia di bawah 18 tahun, klik PERGI

PERGI

MASUK

Ini adalah kata-kata klise yang biasa dipasang di depan situs bokep. Tentu saja aku tak pernah menghiraukannya meski usiaku baru 15 tahun. Namun, saat aku hendak mengklik MASUK, Alin mencegahku. Wajahnya memerah.

"T-tunggu, Grey. A-aku perlu siap-siap dulu." Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. "Oke, lanjut."

Begitu masuk, aku disuruh mengisi username dan password. Kuisikan username dan password dalam file notepad yang kutemukan, lalu kutekan enter.

Beberapa saat kemudian, tampak tampilan situs dengan latar belakang biru tua, lambang kucing hitam bermata tiga di pojok kiri atas beserta tulisan: Selamat datang di Tomket-Basah. Sebaliknya, di pojok kanan atas terdapat kotak kecil dengan gambar gadis anime bertelinga kucing. Di bagian bawah gambar terdapat tulisan Black_Cat, sedangkan di bagian bawahnya lagi ada tulisan Admin (online).

"Mas Diaz admin forum ini?" ucap Alin ragu-ragu. "Kenapa dia jadi admin di forum dengan lambang geng Tomcat?"

"Jangan tanya aku," balasku. Aku pun ingin menanyakan hal yang sama. Daripada sama-sama bingung, lebih baik aku terus membaca.

Forum tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Direktori Publik: berisi tentang pengumuman dan info untuk anggota, peraturan, dan sebagainya, (2) Forum Diskusi Umum: berisi tentang berbagai macam topik dan kategori yang biasa terdapat di situs bokep, bayangkan saja sendiri, dan (3) Forum Diskusi Khusus (Petanjungan Only). Pada forum diskusi khusus, aku tertarik dengan judul thread[*] teratas.

[*thread atau forum thread: koleksi suatu postingan yang biasanya ditampilkan dari posting yang terlama hingga yang terbaru, atau sebaliknya sesuai pengaturan forum tersebut.]

EKSKLUSIF! HOT PICT CEWEK ABG ASLI PETANJUNGAN TERBARU! MINAT PM!

By: Black_Cat

Kulewati daftar threads di Direktori Publik dan Forum Diskusi Umum untuk mengklik judul thread tersebut. Usai mengklik, masih ada puluhan subthreads berjudul nama-nama cewek. Dilihat dari tanggalnya, subthreads ini diurutkan dari postingan yang terbaru hingga yang terlama. Hal pertama yang membuatku kaget adalah nama cewek pada subthread yang teratas.

Alin Aurelina [THREAD CLOSED]

Subthread itu dipos oleh Black_Cat, 1 Oktober 2013. Artinya belum lama ini.

"Coba sini." Alin menyingkirkan tanganku dari tetikus. Ia segera membuka subthread tersebut.

Setelah diklik, muncul foto-foto yang sama dengan foto-foto Alin yang kulihat di folder laptop Mas Diaz. Kulanjut membaca komentar-komentar di bawahnya.

Peci_Miring: Mantap! Pertamax!

Doa_Mhamankz: Kagak bosen-bosen ane lihat postingan dari Black_Cat

Bontjel_Soedjarwo: Bening sih, tapi kurang tembus pandang, hehehe. Ditunggu versi nude nya Min!

Skyscouter: Hebat bener bisa dapetin Alin, Min. Bukannya dia bisa beladiri?

Black_Cat: (to Skyscouter) Dia mau secara sukarela dan tanpa paksaan, Gan.

Knife_Nut: Min, bisa langsung dipake nih?

Black_Cat: (to Knife_Nut) minat PM gan, harga bisa nego.

TheTompel: Eh bro Alin ini bukannya anaknya wakapolsek? Nggak takut didor sama bapaknya?

Knife_Nut: (to: TheTompel) Pengecut lu, ikut order gak? Barang langka nih.

TheTompel: (to: Knife_Nut) Jaminannya apa bro? Ane gak mau mati konyol.

Knife_Nut: (to: TheTompel) Kalau bapaknya usil bilang aja sama Isnan biar dia dipecat, banyak bacot lu.

Knife_Nut: (to: Black_Cat) Transaksi di tempat biasa ya gan.

....

Alin memeriksa komentar dalam thread tersebut hingga halaman terakhir. Komentar terakhir bertanggal 5 Oktober 2013, pukul 12.35, Minggu kemarin. Beberapa jam sebelum Alin dan Mas Diaz bertemu dengan petinggi geng Tomcat di Jalan Kamboja.

"Enggak mungkin ...." Alin melepaskan tangannya dari tetikus, lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia berjalan mundur sambil melotot. Bulir-bulir keringat tampak bermunculan di dahinya.

Kucoba periksa subthread dengan nama cewek yang berbeda. Rata-rata isinya sama. Ada gambar cewek, ada yang berminat, ada yang pesan. Kadang sampai ada foto bugilnya juga. Semuanya sama seperti foto-foto cewek dalam folder laptop Mas Diaz.

Beberapa gambar di thread yang lama sudah dihapus. Misalnya thread dengan nama Poppy yang dipos tanggal 31 Agustus tahun lalu. Namun, komentar-komentarnya masih ada.

....

Rozini: SERIUS NIH MIN!!?

Risol_Mayo: Ini cewek populer banget di SMP 1. Pernah jadi cover majalah juga. Btw pertamax!

Rozini: (to Rozini) Gw duluan otong!

JERRYPRAKOSO: BANGSAT! SIAPA YANG NARUH FOTO POPPY DI SINI?!

Rozini: Mampus ada Bang Jer! *kabur*

....

Saat aku ingin melihat subthread dengan nama Kak Ratna, Alin menutup laptop Mas Diaz.

"Cukup!"

Aku terdiam. Kedua bahu Alin tampak menggigil hebat. Gadis itu tertawa terkekeh-kekeh.

"Tolol! Tolol! Tolol!" serunya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri. "Saat aku pusing tujuh keliling mencari bukti skandal Kak Rendy, ternyata selama ini germonya sembunyi di dalam klub! Enggak heran dia tiba-tiba mau bantu aku buat menjebak Kak Rendy. Sejak awal bukan Kak Rendy yang dia incar, tapi aku! Sejak awal dia emang mau menjualku ke gerombolan biadab itu!"

Alin kembali mundur hingga akhirnya duduk di tepi ranjang.

"M-m-mustahil," kata Azka seperti mau menangis. "Mas Diaz bukan orang yang begitu. S-saat keluarga kami kesusahan, d-dia yang banting tulang buat menghidupi kami."

"Oh? Apa dia pernah bilang soal pekerjaannya?" tanya Alin.

Azka tertunduk. "A-aku nggak tahu. Dia cuma bilang dia punya web—"

"Ya, dan itu webnya," ucap Alin sambil memandang laptop Mas Diaz. "Selain itu dia juga hacker, 'kan? Bisa jadi semua peralatan dan koleksi di kamar ini juga hasil dari 'pekerjaan' itu. Heh. Hehe. Maaf, Azka. Aku tahu kamu lagi sedih karena kehilangan kakakmu. Tapi ini benar-benar ... enggak bisa dimaafkan."

"Mungkin saja Mas Diaz terpaksa melakukannya," ujarku. "Bisa saja dia diancam, 'kan? Coba pikir, kalau dia memang berniat menjebakmu, kenapa di akhir-akhir dia malah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkanmu?"

"Terus? Gimana dengan yang lain? Gimana dengan Kak Ratna? Kalau sejak awal dia tahu semuanya, kenapa harus menunggu puluhan cewek jadi korban? Kenapa harus aku yang diselamatkan?"

"Seperti yang kubilang, mungkin ada alasan kenapa dia melakukan itu. Lagi pula, apa kau pikir Mas Diaz itu jahat?"

"Kamu sendiri belum lama kenal dia, 'kan? Dari mana kamu tahu kalau dia itu baik?"

Aku terdiam. Di sampingku, Azka memandang nanar ke arah laptop. Air mata mulai jatuh di pipinya.

"Lin—"

"Cukup, Grey," potong Alin. "Aku enggak tahu lagi mana yang benar dan yang salah. Jangan bikin aku tambah pusing."

Alin duduk tertunduk sambil memegangi kepala. Suasana kamar menjadi sepi seketika.

Di tengah keheningan, di depan pintu terdengar suara beberapa orang.

"Pokoknya you harus bayar sekarang juga! Kalau enggak rumah ini bakal I sita!"

"Tolonglah, Bang. Kasih waktu sehari lagi."

"Halah! I sudah muak sama janji-janji you!"

Sesaat kemudian terdengar hentakan. Pintu kamar terbuka lebar, bersamaan dengan terlemparnya tubuh ayah Azka ke dalam ruangan.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro