MDM | 15
Dania menahan rasa debaran . Jantung dia tidak henti-henti mengepam darah . Umpama dia baru saja berlari dari dikejar anjing . Kedua tangan digenggam erat . Berpeluh . Padahal ini kali kedua untuknya . Bergelar isteri kepada seseorang .
" Akak okay ? " soal Ain . Cucu orang kaya di kampung mereka . Cucu Nek Deejah .
" A-akak o-okay " balasnya gugup . Wajahnya yang telah disolek dikerling melalui cermin .
Kedengaran dengan jelas riuh rendah orang kampung yang mula memenuhi kawasan rumah Encik Mazlan . Majlis akad nikah bakal bermula sebentar saja lagi . Menunggu kehadiran pengantin lelaki .
Ain senyum . Dia tahu Dania sedang menahan rasa berdebarnya . Maklumlah ini adalah perkahwinannya yang kedua . Hubungan dia dan Dania juga rapat walaupun berbeza umur . Ini kerana Nek Deejah selalu mengajaknya mengunjung rumah Encik Mazlan .
" Ain tahu akak gemuruh kan ? Tenang je akak . Anggap saja ini adalah perkahwinan akak yang pertama . Akak dengan abang Emeer . Adam penyeri hidup akak sekeluarga . Lupakan semuanya " nasihat Ain . Dia tahu mengenai penceraian Dania .
Dania senyum kelat . Genggaman tangan Ain dibalas . " Akak faham Ain . Akak berdoa sangat-sangat ini adalah perkahwinan akak yang terakhir . Kekal sampai ke syurga . Akak tak pernah minta apa-apa pun . Cukup hanya ada seorang lelaki dalam hidup akak . Melindungi akak dan Adam " katanya dalam nada serak .
Airmata yang ingin tumpah ditahan . Ain memeluk Dania erat . Menenangkan wanita itu . Kedengaran ketukan pintu . Terjengul kepala Mukhris . Memerhati mereka berdua . Pelukan dilepaskan .
Mukhris kacak dengan sepersalinan baju melayu warna hitam . Songkok terletak elok di atas kepalanya . Memandang wajah Dania .
" Pengantin lelaki dah sampai . Ayah suruh turun " kata Mukhris datar .
Dania mengangguk . Nafas ditarik perlahan-lahan . Dihembus dengan perlahan . Dia bangun lalu bibirnya mengorak senyuman manis . Walaupun matanya ketika itu sedikit merah .
" Jom akak " Ain membantu Dania . Dia juga bertindak sebagai pengapit Dania . Berjalan melepasi Mukhris .
Mukhris menutup pintu bilik . Mereka bertiga sama-sama melangkah ke ruang tamu . Di mana bakal berlangsung majlis akad nikah . Dania menundukkan pandangan . Terasa segan apabila semua mata memandang ke arahnya .
Emeer sudah bersiap sedia di hadapan Encik Mazlan . Juga seorang tok kadi . Tengku Khalif pula duduk di sebelah kanan . Mukhris mengambil tempat di belah kiri ayahnya .
" Boleh kita mula ? " soal Tok Kadi itu . Menerima anggukan dari beberapa orang lelaki lain . Mereka menyaksikan majlis akad nikah itu .
Dania bersimpuh di sebelah Dania . Adam pula elok duduk di atas ribaan Nek Deejah . Tidak merengek walau sedikit pun . Ralit bermain dengan jari jemarinya sendiri .
Mukhris dalam diam memandang Ain yang cantik dengan baju kurung moden warna biru muda . Tudung dililit kemas di kepala gadis itu . Ain yang perasan dirinya dipandang terus menoleh . Terkedu seketika . Mata mereka beradu .
" Alhamdulillah " mereka tersentak . Memasing sudah mengangkat tangan . Doa dibaca .
Ain tertunduk malu . Macam manalah dia boleh tidak sedar . Mukhris pun sama . Jelingan tajam Encik Mazlan dibalas dengan sengihan . Silapnya . Asyik memandang anak gadis orang sehingga tidak sedar .
Dania mengesat airmatanya . Sebak . Dia kini sudah sah menjadi seorang isteri . Buat yang kali kedua . Dia hanya menunduk sahaja . Tidak mahu sesiapa perasan yang dia menahan sebak .
Terasa sentuhan lembut di tangannya . Tangan kasar itu dipandang . Tangan berurat dan gagah itu adalah milik suaminya . Emeer Isyraf .
" Assalamualaikum " ucap Emeer . Melutut di hadapan Dania . Dia tidak dapat melihat wajah isterinya kerana wanita itu asyik menunduk .
Dagu wanita itu disentuh lembut . Diangkat perlahan . Senyuman paling manis diberikan kepada Dania . Wajah sembap itu dipandang dengan wajah bahagia .
Dania segera memaling muka ke arah lain . Segan . Seorang makcik datang , menghulurkan cincin kepada mereka . Emeer tanpa bertangguh , menyarung cincin ke tangan kecil Dania .
Tangan lembut yang bakal menjadi ibu kepada anak-anaknya kelak .
Dania juga melakukan perkara sama . Tangan kasar itu dikucup lama . Kerdipan cahaya camera memenuhi ruang tamu itu . Menyaksikan dua hati yang bersatu .
Wajah Emeer dipandang . Berkerut dahinya melihat wajah suaminya itu . Kening yang bertampal plaster luka dan beberapa kesan calar . Dia menjadi hairan .
" Shh-kalau kau nak tanya , dalam bilik nanti " bisik Emeer perlahan . Mata dikenyit laju . Membuatkan hati Dania bagaikan ingin melompat-lompat .
Dahi Dania dikucupnya . Dengan ini , dia bertekad untuk menjaga Dania dengan sepenuh jiwanya . Tidak akan menyakiti hati wanita itu .
××××
" Selamat pengantin baru " suara itu membuatkan senyumannya mati . Wajah terus berubah . Memerhati dua wanita yang kini berdiri di hadapannya .
Dania menjadi takut . Melihat reaksi sinis mereka berdua . Lagi-lagi mereka seolah-olah memerli dirinya . Emeer pula menghilang .
" Tak sangka cepat juga kau cari pengganti . Ingatkan dah tak laku . Maklumlah janda . Tak wow kan ? Bab kata orang dah kendur . Tak macam anak dara lagi " lancang Tengku Nabila bersuara .
Dania menahan rasa .
" Adalah tu dia pakai bomoh . Buatkan jantan tu suka dia . Entah-entah tengah mengandung tak ? Itu yang kahwin cepat sangat . Kan ? Dasar perempuan murah " celah Tengku Saleha .
Dania menahan sebak . Tergamak seorang ibu seperti Tengku Saleha berkata begitu kepadanya . Hatinya menjadi sakit . Airmata mula bergenang .
" Patutlah Aiman lepaskan kau . Rupanya murah sangat . Jaja diri kepada lelaki sana sini . Maruah bawah kaki . Elok sangat lah kau kahwin . Bawa bertaubat lah " sinis Tengku Nabila .
" Kalau Tengku dan Mak Engku datang sini nak menghina saya . Lebih baik saja pergi dari terus berada disini " kata Dania tegas .
Tengku Nabila senyum sinis . Langkah dia makin kehadapan . Berdiri menghadap Dania yang nampak kuat itu . Dirinya terasa tercabar .
" Kau dengar sini baik-baik perempuan . Aku dapat rasakan kebahagiaan kau musnah . Kau tak layak untuk hidup bahagia . Tempat kau hanya dibawah kaki aku " matanya mencerlung tajam .
" Terima kasih . Saya tahu saya tak layak bahagia macam Tengku " balas Dania dengan senyuman . " Tapi saya tidak akan menagis simpati pada Tengku . Apatah lagi menjual diri saya demi memusnahkan kebahagiaan orang . Saya masih ada maruan dan iman . Betul tak Tengku ? " sinis Dania . Kekuatan itu hadir tanpa dia sedar .
Tengku Nabila mengetap gigi kuat . Terasa tercabar dengan kata-kata Dania . Wajah dia bertukar bengis . Tanpa sempat Dania mengelak , satu tamparan cukup kuat mengenai pipi kanannya .
Dan ketika itulah seseorang datang menolak Tengku Nabila . Jatuh terduduk di atas tanah . Tengku Nabila memandang orang yang menolak dirinya . Malu . Kini semua memandang ke arah mereka .
" Kau perempuan ! Berani kau tampar kakak aku ! Sepatutnya muka jijik kau tu yang kena penampar . Bukan kakak aku ! Dasar perempuan tak tahu malu ! " marah Mukhris .
" Kau budak baik diam ! Ini antara aku dan kakak kau yang kolot tu ! Kau dengan kakak kau sama je ! Sama-sama bodoh ! Tahu nak menagis simpati orang je . Entah-entah korang perangkap lelaki tu sebab nak hidup mewah ? Kan ? Dasar budak miskin ! " hina Tengku Nabila .
Mukhris makin berasap . Kakinya naik mahu menendang wajah Tengku Nabila tetapi dihalang oleh Dania . Lengan adiknya dipegang erat . Kepalanya mengeleng dengan linangan airmata ..
" Heh " Tengku Nabila senyum kemenangan . Dia bangun dari duduk . Menyapu segala kotoran yang terkena pada bajunya . Tengku Saleha memandang tajam wajah anak lelakinya .
" Ada apa ni ? " satu suara garau menerpa ke telinga mereka .
Semua mata beralih ke arah suara itu . Emeer muncul bersama Adam di dalam dukungan . Memandang wajah Tengku Nabila dan Tengku Saleha tajam .
" Baguslah suami kau ada . Biar tembelang kau pecah perempuan " Tengku Nabila tersenyum lebar . Beg tangan diselongkar .
Beberapa keping gambar diberikan kepada Emeer . Lelaki itu memandang dengan wajah tak berperasan . Kening dijungkit tinggi .
" Itu bukti isteri kau seorang pelacu . Pelacur kelas bawahan . Tidur ramai lelaki di luar sana . Entah-entah budak tu anak lelaki yang ada penyakit " kata Tengku Nabila tanpa bertapis lagi .
" Itu je ? " soal Emeer tenang . Gambar-gambar itu dipegang nya .
Tengku Nabila berasa pelik dengan soalan Emeer . Raut wajah lelaki itu tenang saja . Tengku Saleha merapati anak saudaranya itu .
" Tengku Nur Nabila Tengku Manaf " nama penuh perempuan itu disebut oleh Emeer .
Merapati Tengku Nabila . Jarak antara mereka sangat rapat . Emeer senyum sinis .
" Kau memang suka memalukan diri ke ? Suka ke jadi tontonan khalayak ramai ? Setahu aku kau ni model terkenal . Tapi tak tahu pula kau ambil bayaran untuk drama murah macam ni " tutur Emeer perlahan . Hanya didengar mereka berdua .
Tengku Nabila terkedu . Dia baru perasan . Semua memandang sinis ke arahnya kini . Seolah-olah dialah persalah yang bakal dihukum .
" Nice . Bagus betul lakonan murah kau tu . Tapi sayang , aku langsung tak percaya . Aku tak mudah diperdayakan . Lagi-lagi perempuan macam kau . Bawah kaki aku je . So , aku harap lepas ni kau jangan berani nak ganggu keluarga ni . Kalau kau masih sayangkan kerjaya kau " .
Tengku Nabila mendengus kasar . Tanpa apa-apa kata dia beredar dari situ . Tangan Tengku Saleha ditariknya kasar . Malu yang teramat .
" Maaf atas semua yang berlaku " kata Emeer lalu senyum . Wajah isterinya dipandang .
" Jom sayang " pinggang isterinya dipeluk erat . Adam dalam dukungan sudah merengak . Mata-mata memandang tidak dihiraukan .
'You on my list , Tengku Nabila . You mess with me '
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro