23. BADBOY

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

“Mau ke mana kamu Kevin?” Suara Kenan mengintrupsi ruang keluarga ketika Kevin datang lengkap dengan pakaian casualnya. Kemeja kotak-kotak berwarna hitam putih, celana jeans hitam dan terakhir tentu saja sepatu kets hitamnya yang menempel sempurna pada kakinya.

Sungguh, Vinna terpesona melihat penampilan anaknya itu. Yang biasanya selalu memakai baju dengan urakan, tapi kali ini memakai pakaiannya dengan rapi.

“Biasa Pa, acara kafe. Jadi, gimana penampilan Kevin? Udah mirip artis Korea belum?” tanya cowok itu dengan tangan kanan yang mengusap rambutnya beberapa kali.

“Ganteng Vin! Ganteng bangettt!” seru Vinna membuat Kevin melebarkan senyumnya, berbeda dengan Kenan yang memutar bola matanya jengah.

“Gantengan aku kali Na.” Setelah mengucapkan itu, Kenan melenggang pergi, membuat Kevin menatapnya melongo.

Ia tidak salah lihat kan? Bapaknya cemburu padanya? Bapak es nya itu? Serius? Cemburu? Pada anaknya sendiri? Serius? Hahahaha.

“Santai aja kali Pa, sama anak sendiri kok cemburu. Udah tua Pa, yah jelas dong gantengan Kevin, Kevin kan masih muda gak kayak Pap—”

Pak

“Aw! Sakit Maa....”

“Sama orangtua gak sopan, udah sana pergi! Gara-gara kamu nih Papa jadi ngambek. Awas yah kamu kalo nanti malem Papa tidurnya gak meluk Mama. Mama cincang daging kamu Kevin! Liat aja nanti. Lagian kamu jadi orang gak tau terima kasihnya, kamu itu ganteng juga turunan dari Papa kamu, coba kamu pikirin kalo Mama nikah sama Mang Ujang yang tukang ojek itu, apa kamu sekarang akan seganteng ini mukanya hah?! Jawab Mama Kevin, jawab jangan diem aja! Dasar, anak gak tau malu!” Vinna melenggang pergi, membuat Kevin menelan ludahnya dalam-dalam.

Perkataan panjang lebar mamanya itu sungguh mengerikan! Bisa-bisa ia stress jika berlama-lama mendengar ocehan Mamanya itu.

“Tapi bener juga yah, kalo bokap gue Mang Ujang apa gue bakal seganteng ini?” Kevin berpikir sejenak sampai akhirnya ia teringat janjinya dengan Nara. “Aish, gara-gara Mama gue lupain Bu Nara!” Setelahnya Kevin melenggang pergi.

***

“Kamu telat lima menit sepuluh detik,” kata Nara ketika Kevin baru sampai di hadapannya.

Pandangan Kevin tak bisa teralihkan pada cewek di depannya itu. Sungguh, hari ini Nara sangat cantik. Tidak, tidak. Bukan sangat lagi, tapi sangat sangat sangat cantik!

“KEVIN!” Kevin mengerjapkan matanya beberapa kali ketika Nara berhasil membuatnya tersentak kaget.

“I-iya Bu?”

“Saya dari tadi ngomong panjang lebar kamu diem aja! Lagipula kamu ngapain mandangin saya sampai segitunya. Itu gak sopan Kevin!”

Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “B-Bu Nara can-tik banget sih,” kata Kevin gugup. Dan, perlu kalian tahu, ini pertama kalinya Kevin merasa gugup! Pertama kalinya!

Nara mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah  dan seketika jantungnya berdegup kencang. Pandangan Nara perlahan beralih pada Kevin. Seketika matanya mengerjap beberapa kali dengan mulut yang menganga lebar. Bodoh! Nara bodoh! Kenapa ia bisa terpesona pada muridnya sendiri!

Tapi ... malam ini Kevin sangat tampan. Ya Nara akui itu.

“Eh iya, saya baru sadar, kok baju kita sama ya Bu?” Perkataan Kevin berhasil membuat Nara mengambil kembali alam sadarnya.

Pandangan Nara menelisik baju yang dipakainya dan Kevin secara bergantian, dan lagi-lagi ia merutuki dirinya yang bodoh karena memakai dress kotak-kotak ini.

“E-eh, Bu mau ke mana?” tanya Kevin saat Nara berbalik hendak memasuki rumahnya.

“Mau ganti baju, saya gak suka baju couple, alay!” Baru saja Nara ingin kembali melangkah, Kevin sudah menarik tangannya terlebih dahulu.

“Acaranya mulai jam setengah sembilan Bu, masih ada waktu setengah jam lagi buat saya kenalin Bu Nara ke orangtua saya,” melihat Nara yang mengernyit Kevin melanjutkan ucapannya, “orangtua saya pengen tau Ibu, kalo Bu Nara ganti baju nanti lama,” lanjutnya berbohong.

“Orangtua kamu mau ketemu saya?!” tanya Nara tak percaya. Untuk apa orangtua Kevin ingin bertemu dengan dirinya? Padahal Nara dan Kevin hanya sebatas guru dan murid. Tidak lebih dan tidak kurang.

“Iya Bu, mending buruan. Daripada telat nanti.” Kevin membuka pintu mobil untuk Nara. Tak lupa, pemuda itu sedikit menyeret tangan Nara agar ia tak banyak tanya. Walau sedikit protes, Nara tetap menurut pada Kevin.


“Kurang kerjaan banget sih orangtua kamu.” Kevin tersenyum lebar mendengar ucapan Nara. Sebenarnya, mama dan papanya tidak tahu siapa Nara. Kevin hanya ingin memperkenalkan calon pacarnya ini pada kedua orangtuanya.

Mungkin saja mereka akan terkejut, jika mengetahui Nara adalah guru Kevin.

“Ibu ... nggak keberatan, kan?” Suara Kevin memecah keheningan di tengah padatnya kota. Ah, tidak. Hanya mobil Kevin yang terasa sunyi dan sepi, padahal ada penumpang di dalamnya.

“Masih bingung aja, ngapain orangtua kamu mau ketemu saya?” ucap Nara seraya membuang wajahnya.

“Iyalah harus ketemu. Ibu kan calon pacar saya,” ucap Kevin seolah tak terima.

Nara menoleh cepat ke arah Kevin, matanya melotot, kedua tangannya di dilangkan di depan perut. “Apa kamu bilang?” tanyanya menantang.

Kevin menyengir. “Ibu kan calon pacar saya.” Suara Kevin semakin mengecil saat berbicara. Pemuda itu terkekeh tanpa suara. Sungguh menyenangkan bisa menjahili gurunya yang satu ini.

“Kamu itu masih kecil! Belajar yang bener,” tegas Nara. Wanita itu kembali membuang pandangannya keluar jendela mobil.

“Bu, ah elah. Bercanda saya Bu,” ucap Kevin sedikit merengek. Namun, tak ada repon dari Nara. Wanita itu hanya diam.

“Bu, kalo Ibu nggak ngomong, saya bilang ke orangtua saya kalo Ibu calon istri saya lho.” Kevin memasang wajah serius yang dibuat-buat. Seorang Kevin mana bisa serius.

“Udah ngocehnya? Sini suntik mati dulu yuk?”

Kevin mendadak diam. Sebegitu teganya kah Nara pada dirinya? Sampai-sampai menginginkan muridnya sendiri mati?

“Bu, entar kalau saya mati, gak ada yang sayang sama Ibu lagi dong?”

“Banyak yang sayang sama saya, Vin.” Kevin memilih diam. Daripada di suntik mati oleh wanita di sampingnya ini.

Beberapa menit kemudian, mobil Kevin sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Pemuda itu segera turun untuk membukakan pintu untuk sang guru pujaan hatinya. Walaupun Nara memasang wajah datar tak berekspresi, Kevin tetap menampilkan senyum lebarnya.

“Bu, ayo masuk!” ucapnya semangat. Kevin berjalan terlebih dahulu memasuki rumahnya yang terbilang cukup mewah.

Ceklek

“Mahmud! Pahmud! Kevin balik lagi!” teriak Kevin seraya mendongak ke atas, di mana kamar kedua orangtuanya itu berada.

Tak berselang lama, Vinna turun dengan wajah tertekuk. Namun, wajah suramnya berganti menjadi wajah bingung setelah melihat tamu yang berdiri di belakang Kevin.

“Kamu ngapain balik lagi?” tanya Vinna. Namun, matanya tak lepas dari wajah Nara. Cantik, batinnya.

“Kevin mau ngenalin calon pacar Kevin dong!” Mata Nara membulat, dengan segera ia memperkenalkan diri seraya menjabat tangan Vinna yang masih kebingungan.

“Ekhm, bukan. Saya guru musiknya Kevin, Bu. Saya Narana Clanton.” Nara menunjukan senyum tipis.

“Oalah, gurunya Kevin.” Vinna tersenyum lebar. “Kamu itu kurang ajar banget sama guru sendiri? Ngaku-ngaku calon pacar Bu Narana lagi!” omel Vinna seraya menepuk lengan anaknya kencang.

Kevin terkekeh. “Ih, Ma, liat aja nanti.” Pemuda itu masih mengusap lengannya yang terasa berdenyut. Tak lama, Keenan datang dengan alis bertaut.

“Siapa Vin?” Kenan menunjuk Nara dengan dagunya. Belum sempat Kevin menjawab, Nara menjabat tangan Kenan duluan.

“Saya guru musiknya Kevin, Narana Clanton, dan bukan calon pacar Kevin.”

Keenan sempat menautkan kedua alisnya, tetapi ia tersenyum setelahnya.

“Liat aja nanti Pa,” sahut Kevin seraya menatap Nara intens, yang tentu saja dibalas pelototan dari Nara.

“Ya udah, Mahmud, Pahmud, anakmu ingin berkencan.” Kevin menyalimi kedua orang tuanya. Nara menatap kedua orangtua Kevin bingung, lantas menjabat tangan Vinna dan Kenan layaknya guru dan wali murid.

“Kalau begitu saya pamit,” ucap Nara seraya tersenyum canggung. Melihat Kenan dan Vinna mengangguk, Nara segera pergi dari hadapan mereka, meninggalkan Kevin yang masih di tempat.

“Vin, pulang nanti jelasin ke Mama sama Papa,” ucap Kenan sedikit mendesak.  Kevin hanya mengangguk seraya terkekeh. Kemudian ia mengejar Nara yang sudah masuk ke dalam mobil Kevin.

___________

Basa basi ya? Bosenin gak? Semoga nggak yah heheehhhe.

Lop yu...
SalYos😍

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro