09

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Setelah mendengar pernyataan Bos kemarin, pikiranku jadi tidak tenang.

Tentang alasan Doyoung memutuskan hubungan kami, apakah wanita itu ada di baliknya?

Tidak mungkin!

Tsk.. kejadian kami putus sudah cukup lama.

Tetapi.. Bos bilang mereka berdua bertemu dan itu saat masih sekolah menengah atas. Kemungkinan Doyoung berselingkuh dengan Jennie makin besar kan?

Kenapa aku memikirkan hal tidak penting seperti ini?

Kring.... kring.... kring...

"Halo?"

"Hey! Berhenti memikirkan Doyoung! Cepat kemari dan ambil berkasmu kembali! Dalam 1 menit!"

Tut.

Wah! Bagaimana Bos bisa tahu kalau aku sedang memikirkan Doyoung?

Pria itu memang mengerikan.

1 menit? Lalu aku harus berlari menjinjing high heels ke ruangannya begitu?

Gila!

Dia kira 1 menit itu lama? Memang ruangan tim pemasaran dengan ruangan bos dekat, tetapi...

Hh.. apa sih yang dia inginkan? Aku kan harus menyimpan data yang sudah aku revisi dulu di komputer..
.

.

.

.

.

"Kenapa tidak mengetuk pintunya dulu?"

Ucap Bos dengan logat sombongnya. Ia bahkan tidak membalikkan kursi kerjanya ketika aku sampai di ruangan. Orang itu selalu suka menebak-nebak. Ia tahu bahwa aku yang datang tanpa bertanya. Hebat. Namun aku ingin lihat jika suatu hari nanti tebakannya tentang keahlianku salah. Akan aku buat dia melongo!

"Mana berkasnya Bos?"

"Bersikap sopanlah Nona Sohyun! Kau sedang di kantorku dan aku ini Bosmu!"

"Iya..iya.. selagi Bos mau dijodohkan dengan gadis manja itu, maka saat itulah aku bertindak sopan seperti yang Bos mau."

Bos berbalik dan langsung mempersilakan aku duduk.

"Jangan marah.. sifatku memang seperti itu. Kau tau kan?"

Kata Bos membujuk.

Pada akhirnya, ia kembali memelas padaku. Dan sikapnya kembali melembut.

"Baguslah."

"Jadi.. mana berkasnya? Aku masih ada banyak tugas."

"Wah Nona. Kenapa sekarang jadi kau yang menyombongkan dirimu?"

"Sombong? Perlu Bos ketahui. Selama ini Bos adalah panutanku. Kalau Bos bisa sombong, kenapa aku tidak?"

Terdengar suara pintu ruangan terbuka.

"Taeyong----"

Fokusku dan Bos teralihkan. Kami menatap siapa gerangan orang yang telah mengusik perdebatan kami.

"Oh.. kau. Ada perlu apa?"

Tanya Bos dengan malas.

"Sohyun.. kau disini?"

Aku tak menjawab orang yang baru membuka pintu ruangan ini. Aku hanya bisa diam dan melihat dibalik matanya.

Kenapa tak ada sedikit pun penyesalan disana?

Kim Doyoung. Apa kau tak pernah menyesal karena telah memutuskanku?

"Sudah! Langsung utarakan saja tujuanmu kesini! Abaikan dia."

Sahut Bos yang membuatku sedikit geram.

Baru kali ini aku diabaikan.

Tanpa permisi, aku menyabet berkas-berkasku dari tangan Bos dan memilih untuk segera meninggalkan tempat.

.

.

.

"Apa yang kau inginkan?"

"Kau tau.. akhir-akhir ini.. aku bingung dengan perasaanku."

Seperti yang pernah Doyoung bilang, hubungan Taeyong dan ia sudah sangat dekat.

"Jennie jadi jarang memperhatikanku. Ditambah lagi, gadis dari masa laluku muncul. Dan itu menggunggah perasaan lamaku bangkit lagi. Apa yang harus aku lakukan?"

"Kenapa kau meminta saranku? Aku bukan orang yang tepat untuk menjadi konsultanmu."

Dan apa kau tidak sadar? Setiap kau menceritakan kisah cintamu bersama Jennie, aku selalu menahan emosi.

Taeyong membatin.

"Jangan bicara seperti itu! Kau sahabatku. Jadi wajar jika aku ada masalah dan berlari ke arahmu."

"Baiklah. Aku tidak menuntut solusi. Tapi.. bagaimana pendapatmu jika kau menjadi aku? Harus aku apakan gadis itu?"

"Apa yang kau maksud dengan 'gadis' adalah Kim Sohyun si karyawan baru di tim-mu?"

"Kau sudah tau?"

"Jika memang benar... maka sepertinya kau harus sangat menyesal. Dia gadis yang menyenangkan dan sejujurnya sangat perhatian."

Taeyong terdiam sebentar.

"Walau terkadang ia keras kepala dan sedikit cerewet."

Kejadian Sohyun mengantarnya mencari pakaian untuk berkencan dan beberapa basa-basi tips-nya sebelum kencan dimulai, mendadak tersirat di kepala Taeyong.

"Bagaimana seolah-olah kau bisa mengenal jauh dirinya?"

"Apa kalian berhubungan?"

Tanya Doyoung menjadi curiga.

"Apa yang kau katakan?! Kami tidak ada hubungan apapun. Lagipula, Mama yang memintanya agar mencarikan jodoh untukku."

"Apa kau percaya hal-hal semacam itu? Kau tahu, aku memutuskannya karena ia terlalu fokus dengan pekerjaannya. Dia terlalu sibuk memikirkan jodoh orang lain sampai ia melupakanku. Dan disanalah Jennie. Setelah kau memperkenalkannya denganku, kami menjadi dekat. Ia selalu mau mendengar keluh kesahku tentang Sohyun dan membantuku menyelesaikan masalah. Tapi... argh!! Aku bingung. Belakangan ini Jennie begitu cuek. Dan kehadiran Sohyun... jujur saja... menghadirkan sedikit penyesalan padaku."

"Kalau begitu, kau harus mencoba mendapatkannya kembali."

"Apa itu mungkin?"

"Coba saja dulu."

Taeyong yang asal memberikan saran terlihat begitu tenang. Bahkan ia tidak menelaah dampak ke depannya. Bagaimana dengan Jennie jika Doyoung kembali pada Sohyun?

..........................

Hari ini aku akan menuntaskan permasalahan klienku yang tempo hari meminta bantuan. Aku mempunyai seorang kenalan dari pamanku. Ia tampan dan menarik. Sama seperti apa yang diinginkan oleh Nona Song Hyekyo atau yang aku panggil Eonni.

Aku selesai menghubungi teman pamanku itu. Bagaimana aku harus memanggilnya ya? Oppa? Baiklah. Lagipula dia masih terlihat muda. Sedikit perbedaan umur dengan Eonni. Tapi oke juga kok.

Dan seperti janjiku pada Bos. Aku akan membuatnya mempercayai takdir percintaan yang aku buat.

.

Pas sekali! Baru saja aku mau menghampiri ke ruangannya. Bos sudah menampakkan diri terlebih dahulu.

"Bos!"

Panggilku agak berteriak.

Bos menatapku tajam seakan-akan memberitahu 'Nona, aku bosmu! Tolong jaga sikap!'

Aku pun meminta maaf setelah jarak kami sudah dekat. Benar saja, karyawan lain melirik ke arah kami dengan rasa ingin tahu..

"Kau gila? Lihat. Apa yang bakal mereka pikirkan?"

Komentar Bos setengah berbisik.

"Iya Bos.. maaf."

Kami pun segera menuju lift. Dan disinilah aku bebas berbicara informal dengan Bosku.

"Bos?"

"Humm?"

"Bukannya Bos ingin tahu kemahiranku dalam memprediksi jodoh?"

"Lalu?"

Jawaban singkat itu selalu membuatku sangat ingin menabok mulutnya.

Kenapa sikapnya selalu berubah-ubah? Terkadang ia sangat lembut, kurang ajar, cerewet, dan sekarang sifat aslinya muncul lagi.

"Wah.. disini dingin sekali ya! Apa kantor ini berada di atas Antartika? Kalau iya, pantas saja aku melihat beruang putih!"

Lanjutku terdengar lebih kencang dan menyindir.

Seketika Bos langsung melihat ke arahku. Dengan mata elang yang sempat menjadi perhatianku saat masih berstatus karyawan di hari pertama.

"Kau membicarakanku?"

"Tidak. Untuk apa membicarakan Bos yang tidak penting? Memangnya Bos merasa seperti beruang putih?"

"Aish. Dasar aneh!"

Pintu lift terbuka. Bos melangkah keluar lalu aku menyusulnya. Aku mengikuti Bos sampai ia masuk ke dalam mobil.

"Heh! Ngapain masuk ke mobilku??"

"Aku mau mengajak Bos ke suatu tempat."

"Tapi aku sedang ada janji!"

"Sebentar saja kok. Telat tidak masalah kan?"

"Tapi--"

Aku mengabaikan tubuh Bos yabg duduk di kenudianya dan buru-buru membuka pintu mobil di sebelah. Aku pun mendorong Bos keluar.

"Yakk!! Kim Sohyun!! Ini mobilku! Kenapa kau mendorongku keluar?!!"

"Cepat naik Bos! Atau aku akan meninggalkan Bos di basement sendirian."

Kataku begitu santai sambil berpindah posisi di kursi kemudi. Sekarang aku merasa sedang menjadi bos dari Bosku sendiri.

Bos Taeyong menghentakkan kaki, kemudian membuka pintu dengan keras dan segera mendudukkan pantatnya pada kursi penumpang di sebelahku.

"Baik Tuan.. mari kita berangkat!"

Ajakku sambil menyeringai.

.............................

"Hai Eonni! Apa kabar?"

Sesampainya di restaurant tempat aku mempertemukan Eonni dengan jodohnya, aku langsung mengadakan ritual peluk-memeluk bersamannya.

"Eoh.. siapa dia? Pacarmu?"

Aku memandang ke arah Bos.

Astaga.. ia benar-benar cuek.

"Ah.. bukan.. bukan Eonni. Dia termasuk klienku."

"Hanya saja.. dia klien yang ingin membuktikan kemampuanku."

Lanjutku sambil berbisik ke telinga Eonni. Lantas, Bos sepertinya terlihat penasaran

"Ya sudah Eonni. Aku akan menyaksikan dari jauh. Nikmati kencanmu hari ini! Aku yakin Eonni akan cocok dengan pria yang aku pilihkan!"

"Terima kasih Sohyun.. semoga saja!"

Aku berbalik ke belakang dan menyeret tangan bos untuk menuju ke meja lain dan tak begitu jauh dari tempat duduk Eonni.

"Apa yang sedang kalian bicarakan tadi?"

"Tidak ada."

"Bohong. Kau pasti membicarakanku ya?"

"Percaya diri sekali sih Bos! Sudah. Diam saja. Belajarlah menutup mulut mulai dari sekarang karena Bos akan tercengang sebentar lagi."

"Cih..."

Bos berdecih. Aku tetap fokus ke arah Eonni saat aku melihat seorang pria tampan datang menghampirinya.

"Apa itu pria yang sudah kau pilihkan?"

"Tentu saja."

"Halah... mana mungkin wanita itu mau bersamanya. Dia tidak jauh lebih tampan dariku. Penampilannya juga biasa saja."

"Ck.. diamlah! Aku sedang berkonsentrasi. Berhenti menyombongkan diri. Kau tidak ada apa-apanya dengan Song Jongki Oppa."

"Oppa? Ewh.. menggelikan sekali mendengar panggilan itu keluar dari mulutmu."

Aku mengabaikan komentar Bos yang berisik. Aku masih fokus memperhatikan warna aura di antara mereka. Dan benar saja!

Warna merah dari Oppa menyatu dengan warna hitam dari Eonni. Kemudian mereka memudar dan menjadi hilang.

"Sudah kubilang kan mereka cocok!"

Aku sangat ceria dan tiba-tiba saja mengajak Bos untuk high five.

"Apa?"

Tanya si Bos.

Dengan salah tingkah, aku mengatur wajahku kembali. Mengangkat kepala dan daguku. Dengan bangga aku menunjukkan keberhasilanku.

"Lee Taeyong. Aku katakan bahwa aku telah berhasil meyakinkanmu hari ini."

"Hah?"

Bos kebingungan.

"Lihat apa yang terjadi!"

Aku mempersilakan Bos memperhatikan kembali aktivitas yang dilakukan Oppa dan Eonni.

Bos melebarkan matanya seolah-olah tidak percaya.

"Baru bertemu dan sudah langsung berciuman?"

Tanyanya dengan terkejut ke arahku.

"Iya dong."

Jawabku sombong.

"Berarti dia sangatlah playboy."

Lanjut Bos dengan wajah datarnya lagi.

"Wah.. aku tak percaya kau mencarikan cowok playboy untuk wanita itu. Kau parah."

Apa? Jadi intinya Bos masih tidak mempercayaiku? Mengesalkan sekali.

"Bos? Mau kemana?"

Mendadak Bos berdiri dari kursinya.

"Sudah selesai kan? Aku bilang bahwa aku ada janji."

"Bos! Tunggu aku!"

Aku ikutan berdiri dan segera mengekori langkah cepat Bos.

"Sohyun!"

Tetapi Eonni tiba-tiba memanggilku.

"Maaf Eonni! Aku sedang terburu-buru! Daa!"

Aku meninggalkan Eonni dan pasangannya. Mereka saling merangkul dan tersenyum. Itu membuatku sangat lega sebagai matchmaker mereka.

"Baiklah.. sepertinya matchmaker kita juga sedang mengejar cintanya."

Ucap Eonni kepada Oppa tanpa aku ketahui.

.............................

"Tempat apa ini?"

Tanyaku kepada Bos sesaat setelah kami sampai di suatu tempat dengan bau alkoholnya yang menyengat.

Bar? Club?

Bos sama sekali tidak membalas. Ia lalu melambaikan tangannya kepada seorang wanita yang ada di depan.

Lantas aku mengikutinya lagi, namun ia menghentikanku.

"Kau... tunggu di sebelah sana. Jangan ikut dan perhatikan kami."

Aku menghela nafas kasar. Teganya dia meninggalkanku? Apakah dia melakukan pendekatan sekarang ini?

Tetapi.. kenapa harus dengan
.

.

.

Kim Jennie??

Dia kan kekasih Doyoung?












































Hai... I'm here again.

Terima kasih readers! Kalian udah mau nyempetin buat baca cerita dari penulis amatir ini hehe..

Semoga semakin suka ke depannya.❤

Dan ini cerita couple TaeHyun kedua aku. Andai saja aku tidak membaca cerita kak Arqha_ , mungkin aku tidak pernah mengenal couple ini.

Sekali lagi, thank you😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro