• PROLOG •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

New York, 2nd Street.

SRUK!

Wanita itu terhuyung jatuh tepat di depan pintu apartemen setelah ujung heelsnya secara kebetulan tersandung karpet yang terlipat. Kepalanyapun kembali berdenyut nyeri akibat sisa-sisa alkohol yang dikonsumsinya bersama beberapa teman di kelab.

Julia Milles, baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 23 tahun di sebuah kelab malam yang cukup terkenal di kota New York, Haswell Green's.

Awalnya Julia hanya berniat memesan beberapa makanan dan soda--seperti pesta ulang tahun sederhana pada umumnya--sebelum beberapa teman dari kantornya datang dan memaksanya memesan alkohol. Sejujurnya, Julia tak suka menghamburkan uang pribadinya hanya untuk berfoya-foya seperti ini jika kebanyakan dari temannya tak memaksa.

Julia menarik napas panjang sembari memijit kepalanya yang terasa pening. Ia tidak biasanya minum alkohol sebanyak ini dan Julia benar-benar mabuk sekarang. Wanita dengan slip dress hitam selutut itu bahkan harus bersusah payah hanya untuk sekadar bangkit dari lantai.


"Charlotte? Apa kau sudah pulang?"

Charlotte, seorang sahabat yang sudah berbaik hati menyewakan apartemennya dengan harga rendah pada Julia selama ini.

Julia mengetuk pintunya beberapa kali, berharap Charlotte, sahabat sekaligus teman satu kamarnya itu datang dan membukakan pintu untuknya yang sudah mulai kehilangan kesadaran.

Satu kali, dua kali, tetapi tidak ada jawaban. Julia seperti berbicara pada pintu di hadapannya.

"Astaga, Charlotte! Apa kau tidak mendengarku?" gerutunya.

Kesal karena tak kunjung dibukakan pintu, Julia pun mencoba memutar kenop pintu dan mendorongnya. Lalu yang terjadi pada pintunya adalah ... pintu itu terbuka.

Ini aneh. pikir Julia.

Mata Julia yang sebelumnya hampir menutup karena terlalu mabuk pun tiba-tiba terbuka lebar. Instingnya merasa ada yang tidak beres dan merasa mungkin sesuatu yang buruk telah terjadi pada Charlotte.

Julia memang dikenal sebagai gadis intuisi. Firasatnya jarang meleset. Tebakannya hampir seluruhnya benar.

Julia merasa ada yang janggal karena sahabatnya, Charlotte, tak pernah sekalipun meninggalkan apartemen dalam keadaan tidak terkunci. Charlotte adalah pribadi yang sangat berhati-hati dan teliti. Jadi rasanya sangat aneh ketika Julia menemukan pintu apartemen mereka dalam keadaan terbuka, ditambah lagi dengan waktu yang terlihat di jam tangan Julia sekarang telah mengarah ke angka empat lewat sepuluh menit pagi.

"Charlotte?" Julia membuka pintu dengan sangat berhati-hati.

Netra birunya berpendar ke segala sudut ruangan yang gelap. Charlotte bahkan membiarkan lampu di ruang utama mati, kemana Charlotte sebenarnya?

Julia berusaha berpikir positif dengan terus mengira bahwa Charlotte mungkin menginap di rumah kekasihnya dan lupa mengurus apartemen mereka atau apapun yang menurut Julia bisa saja terjadi.

Namun lagi-lagi, instingnya melakukan perlawanan.

Bulu di seluruh tubuhnya mendadak menegang sementara jantungnya mulai berpacu dengan cepat. "Charlotte? Apa kau ada di dalam?" kata Julia, masih berusaha mendapatkan jawaban.

Dengan tangan sedikit gemetar, Juliapun berusaha menghampiri saklar yang ada di balik pintu dan perlahan menyalakan tombol lampunya.

Julia menoleh dan membeliak tak percaya atas pemandangan yang ada di depan matanya. Tubuh wanita itu jatuh hingga menabrak dinding di belakang punggungnya saat matanya menemukan tubuh Charlotte tergantung di penyangga lampu apartemen mereka.

Charlotte ... ditemukan tewas oleh Julia hari itu.

"AHHHHHH!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro