⨳ 2/10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini Geonyeob merasa aneh. Sekitarnya terasa berbeda, tapi dia tak tahu apa yang salah.

Kini dia menatap ke luar koridor bangunan apartemennya yang terletak di lantai empat. Dari sini, dia bisa mendapatkan pemandangan kota yang dia tempati dari atas, angin sepoi-sepoi pun mendukung suasana itu dengan meniupi helaian rambut coklat mudanya perlahan.

Tiba-tiba saja, pemuda itu merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya, memeluknya erat. Sontak Geonyeob tersentak dan menoleh ke belakang.

Hah, [Name]? batinnya ketika melihat helaian rambut gadis yang memeluknya. Sangat familier.

Dan benar saja, ketika wajahnya terlihat, itu adalah [Name]—pacarnya Geonyeob. Sial, Geonyeob terkejut dibuatnya. Sebab tak ada tanda-tanda sebelum gadis itu memeluknya dari belakang. Entah sekadar suara derap sepatu atau apa pun, lah.

Kagetnya lagi, ketika [Name] melepaskan pelukannya dan kini berada di sebelah Geonyeob dan menghadap ke pemuda itu, dia tersenyum lebar! Yang jelas, itu sama sekali bukan tipikal [Name]. Mentok-mentok gadis itu pasti hanya akan mengulas senyum tipis. Sehingga, hal itulah yang menjadi keganjilan ekstra bagi Geonyeob.

"A–Ada apa?" Dengan ragu, akhirnya lelaki itu mencetuskan hal yang sedaritadi mengganggu pikirannya.

Ketika ditanya demikian, [Name] mendongak ke arah Geonyeob yang lebih tinggi darinya.

"Memangnya ada apa?" sahut sang gadis yang kemudian jarinya membuat pose peace dengan sebelah mata yang berkedip. Jangan lupakan lidahnya sedikit menjulur sehingga membuat Geonyeob agak syok. Tidak, dia sangat syok.

"Hei, Geonyeob!"

"Bangun!"

Geonyeob tersentak, dia bangkit dari posisinya. Dengan pandangan yang masih buram dan pikiran kusut, dia celingukan ke sana ke mari dengan mimik kebingungan, kemudian didapatkannya seorang gadis yang sedaritadi duduk di sebelah kasurnya.

Napas Geonyeob yang mulanya tak beraturan mulai dapat ditata, tangannya mengusap sedikit peluh yang mengucur di dahi hingga membuat rambut dan kaus yang dia kenakan lembap. "[N- Name]?" ucapnya, memanggil nama gadis yang ada di sana.

"Ya? Kau mimpi apa, sih, sampai kaget begitu?" tanya sang gadis dengan alis dan hidung yang mengerut.

"Ah, nggak, kok. Hanya saja tadi agak aneh. Sekarang, coba kau tersenyum," pinta Geonyeob setelah dirinya cukup mampu bersuara dengan nada yang lumayan normal dan jangan lupakan kerutan serius di dahinya.

Bibir [Name] mengerut skeptis akan pemintaan dari pacarnya. Maka, dengan segenap rasa aneh, dia menolak. "Kau kenapa, sih?"

Oh, akhirnya Geonyeob dapat merasa lega. Memang [Name] yang asli, lebih baik daripada yang di dalam mimpi!

Asli, seram.

Tp ini emang srem sih anjir. Coba bayangin di mimpi yang kayak smwanya burem, terus rada gelap, eh tb2 guru killermu nyengir kuda 🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro