10-11-2019

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema hari-10: Buat tulisan yang mengandung tiga kata ini di dalamnya: Setangkai Lily, pistol, kapur tulis

...

Memories

Agen Lili berlari di lorong gedung sekolah lantai tiga yang sudah terbengkalai di sebuah kota mati. Ia bersama dua partner lainnya—Agen Rosa dan Agen Lotus—diperintahkan untuk mengambil sebuah barang yang telah disembunyikan cukup lama di gedung tersebut, tetapi kini telah dikuasai sebuah kelompok penjahat. Ia menghindari kejaran beberapa dari kelompok penjahat tersebut yang ingin melenyapkan para agen itu.

Di sepanjang pelariannya mencari tempat yang aman, Agen Lili terus terganggu dengan pemandangan di sekitarnya. Ia merasa familier dengan gedung tersebut, seperti sebuah ingatan yang memaksa keluar. Beberapa kali kilatan bayangan terasa menghampiri.

Gadis yang senantiasa menyematkan setangkai lili di telinganya itu kini sedang bersembunyi di sebuah kantin yang terbengkalai, terlihat dari puluhan meja dan kursi yang berantakan dan etalase toko yang telah hancur. Ia bersembunyi di balik sebuah meja besi ketika para penjahat masuk dan mulai mempersiapkan senjata.

Baku tembak tidak bisa dihindari ketika kedua kubu saling mengeluarkan senjata; pistol, senjata laras panjang. Agen Lili memberitahukan keadaan pada kedua rekannya. "Agen Lili pada Agen Rosa dan Agen Lotus. Ganti."

"Di sini Agen Rosa. Kudengar ada suara tembakan, sepertinya kurang baik?" Suara di seberang menanggapi.

"Di sini Agen Lotus. Aku akan membantu. Di mana posisimu?"

"Tidak. Tidak perlu, aku bisa menanganinya."

Tembakan demi tembakan terus terdengar. Berbagai macam peluru beterbangan mengenai seluruh tempat. Agen Lili terkaget ketika sebuah benda di lemparkan ke arahnya. Mata sang agen semakin membulat ketika menyadari apa benda itu. Sebuah bom.

Gadis itu terlempar sampai menghantam jendela dan masuk ke koridor karena ledakan bom tersebut. Ia susah payah berdiri dan kembali berlari untuk mencari tempat persembunyian sementara sambil menahan luka bakar. Sakit kepala karena ingatan yang memaksa keluar kembali datang mendera.

Agen Lili berlari melewati deretan ruang kelas. Ia melihat ke kiri-kanan untuk memastikan tempat yang akan dimasukinya cukup aman, setidaknya untuk beberapa menit ke depan. Gadis itu akhirnya memasuki sebuah ruangan kelas yang sangat berantakan.

Gadis berhiaskan bunga lili itu sekarang tahu kenapa tempat ini begitu familier baginya. Sekolah ini adalah sekolahnya dahulu, dan ruangan kelas ini adalah ruangan terakhir yang dipakainya sebelum lulus. Pada papan tulis hitam yang kini sudah lapuk dimakan usia itu pun masih terdapat tulisan "Selamat atas kelulusannya!" yang ditulis dengan kapur tulis warna-warni dan kini sudah mulai memudar.

Agen Lili mengedarkan pandangannya. Kursi-kursi yang berantakan, meja-meja lapuk, sarang laba-laba hampir di seluruh tempat, debu-debu beterbangan. Ia melihat sebuah botol vas bunga yang kini sudah pecah berkeping-keping. Kalau ia tidak salah ingat, botol itu selalu diisi oleh bunga lili yang menjadi kesukaan guru favoritnya. Guru yang menjadi alasan si gadis menjadi agen saat ini dan memilih nama samaran "Lili". Hal itu pula yang menjadi kebiasaannya menyematkan bunga itu di telinga; agar teringat jasa sang guru yang telah membimbingnya.

"Agen Lili, masuk! Cepat berkumpul di koordinat yang telah kuberikan." Suara Agen Rosa terdengar di alat komunikasi gadis itu, tetapi tidak digubrisnya. Ia terlalu larut dalam kenangan yang dapat membahayakan nyawa.

"Agen Lili!" Suara Agen Lotus berhasil membuyarkan lamunannya, tetapi semua sudah terlambat. Sebuah bom terdengar akan meledak.

-oOo-

A/N

Absurd sekali temanya. .-.

Saya bingung menghubungkan kata "pistol" dengan "papan tulis". Kalau kata "pistol"-"lili" dan "lili"-"papan tulis" lumayan gampang. '-'

Semoga saya masih bisa bertahan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro