13-11-2019

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema hari-13: Buat sebuah mitos/legenda/folktales ke mana manusia akan pergi setelah meninggal.

...

Dongeng Mati

Aku termenung seharian di kamar. Sudah beberapa hari ini aku tidak keluar rumah. Aku masih berduka karena kehilangan kedua orang tuaku. Setelah mereka tiada, sepertinya aku sudah kehilangan semangat hidup.

"Re, ada temanmu datang!" teriak Bibi dari lantai bawah. "Ayo, sini cepat. Bibi mau keluar sebentar!" Aku langsung berlari ke ruang tamu, menemui orang yang ingin bertemu denganku.

Aku melihat seseorang sudah duduk di sofa. Jaket kulit hitamnya disimpan di sisi tempat duduk. Dia memangku kantong keresek putih di pahanya. Wajahnya tertunduk melihat barang bawaan sendiri. Orang itu melihatku dengan mata cokelatnya ketika aku mendekat.

"Arga ...." Lelaki itu menyimpan bawaannya di meja kemudian memelukku dengan erat.

"Aku harap kau baik-baik saja. Aku membawakanmu makanan." Arga melepas pelukannya lalu membuka barang bawaan yang didekapnya tadi. "Aku harap kau mau bercerita tentang masalahmu."

Aku terdiam. Tidak langsung menanggapi kata-katanya. Aku memperhatikan lelaki yang sedang menata makanan yang dibawanya itu. "Lihat, aku membawakanmu pizza," kata Arga sambil memperlihatkan sepotong makanan itu di tangannya.

"Arga ... aku ...."

"Tidak perlu terburu-buru, Re. Aku membawakanmu banyak makanan," sahut Arga sambil menyumpalkan sepotong pizza ke mulutnya.

"Ga," panggilku. "Kau tahu ke mana seseorang yang telah meninggal pergi?"

Arga tersedak. Dia menepuk-nepuk dadanya sendiri dengan keras. Aku bukannya membantu mengambilkan air minum malah tertawa melihat tingkahnya. Tidak tega melihatnya tersiksa, akhirnya aku mengambilkan segelas air dari dispenser.

"Kau jahat," komentar Arga setelah meminum habis airnya. Dia memasang ekspresi kesal, tetapi kemudian melunak karena melihatku sedih kembali. "Maaf. Seharusnya aku menghiburmu."

Aku tersenyum simpul. "Tadi itu hiburan yang—tidak jadi."

"Re?"

"Ke mana manusia yang telah mati pergi?" gumamku.

Arga sepertinya mendengar aku bergumam. "Aku bukan seorang ahli agama ataupun orang bijak, tetapi mungkin aku punya dongeng-dongeng yang dapat menghiburmu."

"Dongeng?"

"Baik. Sebaiknya dimulai dari mana, ya?" Arga terlihat berpikir keras. Kerutan di dahinya tampak jelas saat dia berusaha seperti itu. Aku suka saat melihat dia bingung. Terlihat menggemaskan.

"Ayo," pintaku.

"Baik. Baik. Aku ada satu. Kau tahu? Konon orang yang mati berjuang akan hidup kembali di suatu tempat untuk berperang sekali lagi saat hari akhir nanti, di bawah pimpinan seorang pria berjanggut tebal untuk melawan kejahatan—"

"Odin, einherjar, vallhala, ragnarok, mitologi Nordik. Ya, aku tahu," potongku. Arga mengerucutkan bibirnya. "Ada yang lain?"

"Baik, Tuan yang Sudah Tahu. Akan kuceritakan yang lain." Arga tampak berpikir lagi. "Orang-orang di lembah Sungai Nil percaya bahwa jiwa orang yang mati akan dibawa ke dunia bawah untuk diadili. Jantung mereka akan ditimbang dengan bulu yang disebut sebagai Bulu Ma'at. Kalau jantung mereka lebih berat dari bulu itu, mereka akan dimakan oleh anjing. Kalau lebih ringan mereka akan selamat. Dan apa kau tahu? Mereka percaya kalau tubuh mereka akan dipakai lagi di akhirat sana—"

"Ya, aku sudah tahu alasan mereka membuat mumi."

"Tapi, apa kau tahu cara pembuatan mumi sebelum mereka memakai teknik pembalsaman?" Aku terdiam. Arga tersenyum penuh kemenangan. "Mereka mengeringkan tubuh-tubuh orang mati di bawah pasir gurun yang sangat panas sampai kering dan akhirnya awet."

"Okey, itu mengerikan. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang malah membakar tubuh si mati?"

"Ini mungkin akan keluar dari jalur dongeng," jawabnya. "Mereka percaya kalau tubuh hanyalah wadah. Baik itu dibakar, dikubur, 'dipersembahkan pada langit'. Tubuh hanyalah wujud fana dan roh mereka akan pergi ke suatu tempat—"

"Kau ini benar-benar Arga?" Aku ragu dengan orang di depanku ini.

"Kenapa? Arga yang tampan ini terlalu cerdas ternyata?" timpalnya sambil memegang dagu dan membuat pose sok tampan. Aku mengerling. Oke, dia memang Arga yang menyebalkan.

"Ke mana mereka pergi?"

"Sebut saja, surga, neraka. Tetapi orang-orang yang percaya reinkarnasi meyakini kalau roh akan menjalani kehidupannya lagi beberapa kali, sebagai hukuman dari kehidupan sebelumnya dan baru akan terbebas setelah—aku lupa, tujuh atau delapan siklus kehidupan, baru kemudian dia akan pergi ke tempat yang lebih baik: Nirwana." Arga mengakhiri ceritanya. Aku hanya mengangguk-angguk mendengarkan.

"Dan ke mana kau akan pergi? Surga atau neraka? Kau yang memutuskannya dari sekarang," pungkas lelaki itu.

Aku termenung.

-oOo-

A/N

Oke, ini agak ngawur. Maaf kalau ada informasi yang salah. ;_;

Ke mana kita akan pergi setelah mati? Tergantung kepercayaan, ya. \('-')/

Semoga saya masih bisa bertahan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro