MPBB- 13

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Alula bergerak gelisah di kasur empuknya, ia baru saja menerima pesan yang menurutnya mengerikan, haruskah ia memberi tahu Gavin? Atau ia akan menyimpan nya sendiri? Alula menghembuskan nafasnya pelan, ia menarik selimutnya hingga sebatas dada.

Alula membuka ponselnya, ia membuka chat room nya dengan Gavin. Gavin sudah menyuruhnya untuk tidur dan sekarang ia juga sudah tidak berbalas pesan dengan Gavin lagi. Alula terlonjak kaget saat ponselnya bergetar dan melihat nomor asing menghubungi nya.

Alula mengangkatnya, namun gadis itu diam saja. Alula merasa jantungnya dua kali lebih cepat dari biasanya saat mendengar suara orang yang menelepon nya, suaranya terdengar mengerikan di telinga Alula.

"Jauhi Gavin, atau kau tau akibatnya!"

Hanya itu yang penelpon katakan, tetapi sukses membuat Alula tidak bisa tidur. Sebenarnya siapa dia? Kenapa bisa-bisanya dia meneror Alula seperti ini? Apa ada hubungan nya dengan Gavin? Alula menghela nafasnya kasar dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
.
.
.
Alula menatap dirinya di cermin, sosok yang menurut Alula sangat mengerikan dengan lingkaran hitam di bawah matanya, ia mengambil peralatan make up nya. Ia memoles wajahnya dengan make up tipis, setelah di rasa cukup, Alula mengambil tas nya dan turun ke bawah untuk sarapan.

Alula duduk di salah satu kursi meja makan, Ayahnya mengerutkan keningnya saat melihat Alula yang menunduk, "Kamu kenapa, Al?" tanya Ayahnya, Alula mendongak dan menggeleng, Ayahnya mengerutkan keningnya, "Mata kamu kenapa? Kamu nggak tidur?" tanya Ayahnya.

Alula diam tak menjawab, "Lain kali itu tidur, kamu itu masih sekolah. Tidak bisa seenaknya nggak tidur, kalo kamu ngantuk pas jam pelajaran gimana?" ujar Ayah nya, Alula hanya diam saja, ia tak tahu harus mengatakan apa, ini juga salahnya sendiri yang tidak bisa tidur.

"Sudah, sekarang sarapan." ujar Bundanya, Alula mengangguk dan menggigit roti yang di siapkan Bundanya, setelah selesai Alula meminum susu dan menggendong tasnya,"Al berangkat ya Bun, Yah."ujar Alula dan menyalami tangan Ayah dan Bundanya.

"Jangan terlalu dekat dengan laki-laki, kamu masih sekolah." ujar Ayahnya, Alula menghentikan langkahnya, ia hanya tersenyum sekilas dan melanjutkan langkahnya keluar rumah.

____

CITTTT!

Alula mengerem mendadak saat mobil didepannya juga mengerem mendadak tanpa alasan, Alula melihat beberapa orang keluar dari mobil itu dan menghampiri mobilnya. Mereka memakai seragam yang sama seperti nya. Tapi, siapa mereka? Sebenarnya apa yang di inginkan mereka?

Tok! Tok! Tok!

Alula menggenggam erat stir nya, sebenarnya ada apa? Alula merasakan ponselnya bergetar, panggilan masuk, Alula segera mengangkat nya.

"Masih di jalan,"

Alula mematikan panggilan itu saat beberapa orang itu mengetuk kaca mobil Alula. Alula hanya diam saja, ia tak mengenal siapa mereka. Alula menghembuskan nafasnya pelan, ia mencoba tidak panik. Namun, tetap saja ia gemetar, Alula adalah tipe orang yang mudah panik.

Alula menurunkan kaca mobil nya, "Ada apa ya?" tanya Alula, orang itu menatapnya sengit. "Turun lo!" ujar gadis yang sepertinya lebih berkuasa dibandingkan yang lainnya, Alula hanya diam saja. Entah kenapa saat mendengar bentakan dari gadis itu amarah Alula mulai naik.

Alula membuka pintu mobil dengan kasar membuat gadis itu mundur beberapa langkah, Alula menatap gadis itu,"Ada apa? Gue nggak pernah ada urusan sama kalian ya!" ujar Alula, gadis yang diketahui bernama Freyya itu menyeringai, "Ternyata pacaran sama Gavin ngebuat lo ketus, ya? Eumm, gue rasa lo sekarang lebih berani ya? Apa karena lo pacar Gavin?"

Alula memicingkan matanya, "Gue nggak ada urusan sama lo!" ujar Alula hendak masuk ke dalam mobil nya namun tangannya di cekal oleh Freyya. "Lo mau kemana?!" ucap Freyya dan memberi kode pada ke empat temannya entah untuk apa.

Tangan Alula dipegang Freyya, Alula menatap tak percaya saat ke empat teman Freyya membuat ban Alula kempes. Jika seperti ini, Alula ingin menangis saja. Alula memberontak, namun cekalan Freyya bertambah keras membuat pergelangan Alula terasa perih.

"Sakit," gumam Alula, Freyya tertawa. Setelah selesai, Alula di dorong Freyya hingga gadis itu jatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Alula menatap ban omobilnya yang kempes, benar-benar hari yang menyebalkan.

Alula melirik jam yang melingkar dipergelangan nya, jam sudah menunjukkan pukul 07.55 WIB. Ia akan telat, benar-benar telat! Sial! Alula membuka ponselnya, beberapa panggilan masuk dan pesan dari Gavin. Ia menggigit bibirnya ragu, akankah ia menghubungi Gavin dan meminta bantuannya? Selama ini, ia belum pernah menghubungi Gavin terlebih dahulu.

Pukul 08.15 WIB, sial! Keraguan nya memakan banyak waktu, ia menghembuskan nafasnya dan menelepon Gavin. Semoga saja cowok itu belum masih memegang ponselnya dan tidak ada guru di kelasnya.

"Ya, hallo?"

"G--Ga, kamu udah di kelas?"

"Kamu kenapa? Ada masalah? Hari ini aku nggak masuk."

"Oh, kalo kamu nggak masuk, ya udah deh. Nggak papa, kamu pasti lagi di rumah. Sekarang udah ya, Assalamualaikum."

"Eh-"

Alula menghembuskan nafasnya pelan dan menaruh ponselnya di kursi samping kemudi, ia mengusap wajahnya, kenapa harus dia yang menjadi sasaran Freyya? Alula berusaha berpikir, apa yang harus ia lakukan? Ia tidak akan masuk sekolah, masa bodoh jika ia harus absen.

___

Alula menyipitkan matanya saat melihat Gavin menghampiri nya, untuk apa dia kesini? Alula hanya diam saja, ia hanya menatapnya. Gavin menghampirinya dan duduk di sampingnya, "Bolos, heh?"

"Enak aja!"

"Nah, ini tuh masih jam sekolah, kamu malah keluyuran di luar sekolah. Mana pake seragam lagi," ujar Gavin, Alula mendengus kesal. "Ya kalo nggak karena mantan kamu juga aku nggak kayak gini!" ketus Alula.

"Mantan? Siapa?"

"Mana aku tahu!"

"Ya kalo nggak tahu, kenapa ngiranya kalo dia itu mantan aku?" ujar Gavin, Alula membuang muka, Gavin yang gemas dengan tingkah gadis itu pun mencubit pipi nya hingga Alula mengaduh kesakitan. "Sakit!" pekik Alula seraya memukul tangan Gavin yang mencubit nya.

Gavin melepaskan jaketnya, lalu memakainya ke Alula. "Kalo ada guru yang liat, kamu bakalan dapat masalah!" ujar Gavin, Alula hanya mengangguk. "Kamu ngapain duduk di taman sendirian?" tanya Gavin, Alula menghela nafasnya pelan, "Ban mobil aku kempes, dan aku nggak dapet taksi tadi pagi. Daripada di hukum mending bolos aja."

"Sejak kapan kamu berpikiran berandalan seperti itu?"

"Eumm," Alula sedikit berpikir, "Sejak bertemu sama kamu kayanya." ujar Alula terkekeh geli, Gavin mencubit hidung Alula sekilas,"Ada gitu aku ngajarin kaya gitu?" tanyanya seraya terkekeh. Alula tertawa pelan dan mengangguk, "Mungkin(?)" ujarnya terdengar seperti pertanyaan.

Gavin menggelengkan kepalanya tak percaya melihat Alula yang seperti ini, kemarin-kemarin saja gadis itu takut padanya. Sekarang, mereka malah mengobrol seolah tidak ada batas penghalang lagi. Alula sudah terbiasa dengan Gavin.

_____

Kasih pendapatnya yaa...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro