MPBB-17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Alula menghela nafasnya pelan, sesekali mendengus saat penata rias memaksanya memakai high heels. Thalita yang melihat hal itu hanya tertawa pelan. Benar saja, gadis itu memang tidak bisa memakai high heels.

"Kak, ya kali gue pake heels. Gue nggak bisa," keluh Alula, Thalita yang sudah selesai didandani pun menghampiri Alula. Thalita menepuk pundak Alula, "Kalo nggak pake heels, kamu keliatan pendek. Jadi, pake aja." ujar Thalita.

Alula mengangguk menuruti ucapan Thalita dan memakai high heels tersebut. Sesekali ia bercermin, dan ia melihat pantulan dirinya dicermin. Wajah cantik dengan mata bulatnya dengan dipoles make up yang sangat tipis, dress berwarna putih itu sangat pas dan cocok untuknya.

"Kak, aku keluar dulu ya?" ujar Alula, Thalita mengangguk membiarkan Alula pergi terlebih dahulu dari ruangan itu. Alula berjalan keluar dari ruangan itu, dirinya berpapasan dengan Gavin yang akan menjemputnya.

"Al," Alula tersenyum ke arah Gavin dan Gavin menghampirinya, Alula tersenyum tipis. "Aku mau ke dapur dulu," ujar Alula, Gavin mengikutinya dari belakang membuat Alula menggelengkan kepalanya.

Gavin mengikuti langkah Alula yang menuju dapur, gadis itu dengan santai mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya serta meneguknya dengan perlahan. Gavin mendengus,"Aku nggak kamu ambilin?"

Alula menoleh ke belakang, "Kamu nya nggak ngomong sih," ujar Alula, sekarang ia mengambil gelas dan menuangkan air serta memberikan nya pada Gavin yang terkekeh melihatnya.

Alula membuka ponselnya yang bergetar, itu bukan ponselnya, melainkan ponsel Gavin. Kemarin mereka bertukar ponsel, Gavin hanya diam saja, Alula mengalihkan tatapannya dari layar ponsel ke wajah Gavin. Gavin menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya, ada apa?

"Sejak kapan kamu kenal Clarissa?" tanya Alula, Gavin yang mendengar pertanyaan itu pun mendengus dengan ekspresi datarnya. "Kenapa kamu nanya kayak gitu? Kamu curiga?" tanya Gavin dengan sedikit nada emosi di dalamnya.

Alula yang mendengar hal itu menaikkan sebelah alisnya, "Aku nanya baik-baik, kok kamu malah jawab kayak gitu?" ujar Alula, Gavin tersadar dan merasa bersalah. "Maaf," lirihnya setelah Alula meninggalkan nya.

Alula meninggalkan Gavin di dapur, entah kenapa hatinya merasa ada yang tidak beres. Gavin mengetahui Clarissa, tetapi kenapa Gavin seolah tidak mengenalnya? Alula berjalan seraya termenung, ia tidak sadar jika sekarang Regga tengah memperhatikan nya.

"Alula?"

Alula menoleh dan mendapati Regga, "Ya, ada apa kak?" tanya Alula, Regga menghampirinya, "Mana Gavin?" ujar Regga, Alula menghela nafasnya pelan, "Di dapur, kapan pestanya akan di mulai?" ujar Alula, Regga mengangguk, "Sekitar 15 menit lagi. Sebaiknya kau cepat datang ke tempat pesta bersama Aga."

Alula mengangguk dan meninggalkan Regga, Alula berjalan keluar rumah dan mendapati Gavin yang sudah menunggunya. Gavin menghampiri nya,"Kamu marah? Aku minta maaf," ujar Gavin. Alula hanya berdehem pelan dan segera masuk ke dalam mobil.

Gavin menghela nafasnya pelan dan segera masuk ke dalam mobil. Ia menjalankan mobilnya menuju ke tempat pesta pernikahan Regga dan Thalita. Gavin masih melihat jika Alula masih enggan menoleh ke arahnya.

Alula menghela nafasnya pelan, ia tak suka keheningan hanya saja keadaan yang memaksanya untuk tetap diam. Alula menghela nafasnya pelan, untuk bermain ponsel saja ia tidak bisa karena baik ponselnya maupun ponsel milik Gavin sudah dipegang Gavin semuanya.

20 menit.

Mereka sudah sampai di salah satu hotel ternama yang ada disana, Alula segera keluar diikuti Gavin. Gavin menghampiri Alula dan berdiri di samping gadis itu, mengajaknya untuk masuk bersama.

Saat Alula melangkah, entah kenapa ia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya karena high heels yang ia pakai. "Aaa..." Alula menjerit dan dengan sigap Gavin memegang pinggang gadis itu.

Alula berdehem canggung, begitupun Gavin. "Makasih," ujar Alula, Gavin mengangguk dan menggenggam erat tangan Alula. Saat Gavin akan mengajaknya untuk masuk, Alula tetap diam di tempatnya membuat Gavin mengurungkan niatnya.

"Kenapa?"

"Takut jatuh." ujar Alula dan melirik ke arah kakinya, Gavin mengikuti pandangan Alula pun langsung berdecak, "Kalo nggak bisa pake heels, kenapa pake?" ujar Gavin dan berjongkok melepaskan sepatu yang membuat susah itu.

Gavin membuka mobilnya dan mengambil flat shoes. "Nih, pake." ujar Gavin dan kembali berjongkok di depan Alula. Gavin memakaikan flat shoes itu ke kaki Alula membuat gadis itu sedikit tertegun.

Gavin menggandeng tangan Alula dan segera masuk ke dalam tempat pesta pernikahan di adakan. Tamu-tamu sudah mulai berdatangan, Alula dan Gavin duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Acara sudah di mulai, entah kenapa Regga dan Thalita bisa sampai terlebih dahulu.

"Aku mau ke toilet dulu," ujar Alula yang diangguki Gavin, "Mau aku anter?" tanya Gavin, Alula langsung menggeleng dan segera melangkah pergi menuju ke toilet.

____

Alula menatap nyalang ke depan, dimana Gavin dan sahabatnya dengan posisi yang sangat dekat. Alula melihat Gavin yang memiringkan kepalanya, oh God! Apa Gavin akan mencium gadis itu?

Jika iya, berarti ia adalah gadis yang bodoh karena mencintai orang yang hanya mempermainkan nya. Jika seperti ini akhirnya, Alula bisa apa? Merasa tak kuat, Alula segera pergi dari lorong yang sepi itu.

Alula mengusap air matanya yang entah kenapa tiba-tiba meluncur tak terkontrol jatuh di pipinya. "Lo bodoh, Al. Lo bodoh!" gumam Alula, beberapa kali ia mengusap air mata itu.

Jika Gavin seperti ini, ia tak menjamin jika dirinya akan kuat untuk tidak menanyakan hal itu. Bagaimanapun ia hanya orang asing yang kebetulan hadir di sisi Gavin. Di lihat dari interaksi mereka, sepertinya gadis itu sudah sangat akrab dengan Gavin.

Alula tidak memperhatikan jalan, ia tidak tahu jika di depannya ada seorang cowok yang tengah memainkan ponselnya.

Bruk!

"Aw," pekik Alula, cowok itu tersadar dan segera membantu Alula, "Sorry, gue nggak sengaja." ujar nya datarnya, Alula mengangguk masih dengan mata sembabnya. Saat Alula melangkah, cowok itu menahan tangan Alula membuat gadis itu berbalik dan cowok itu terkejut dengan tatapan mata Alula. "Sorry," cowok itu melepaskan tangan Alula dan Alula terdiam.

"Gue Avian."

Alula mendongak menatap cowok yang mengajaknya berkenalan, "Gue Alula." Cowok yang bernama Avian itu mengangguk kecil. "Lo abis nangis?"tanya Avian, Alula diam tak menjawab dan itu diartikan 'iya' oleh Avian. "Konyol, buat apa lo nangisin hal yang sama sekali nggak jelas. Gue kasih tahu sama lo ya, semua cowok itu sama."

_______

Hai, kasih komentar yaa... untuk Gavin, Alula ataupun Avian....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro