EXTRA PART - Konferensi Pers

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Oh iya sebelum kalian baca, aku mau bilang kalau aku lagi butuh rp Saka nih. Yang sebelum-sebelumnya pada LRP. Jadi kali ini aku mau cari lagi, kalau bisa setia yah nggak ada lrp-lrpan lagi wkwk😂

Kalo mau ngerp Saka bisa chat aku di idline: ashintys

Jangan lupa vote sama komennya. Happy reading!💋

***

Saka tersenyum lebar menyambut Audrey yang baru membuka matanya.

"Selamat pagi," sapa Saka.

Audrey nampak terdiam beberapa saat. Sedikit terkejut karena Saka berada di hadapannya. Tapi sepersekian detiknya, Audrey ikut menyunggingkan senyumnya. Nyawanya sudah terkumpul penuh dan mengingat jika sekarang Saka sudah resmi menjadi suaminya--sejak kemarin.

"Pagi juga," balas Audrey.

Saka duduk di tepi kasur. Tangannya terulur mengusap-usap rambut Audrey yang nampak berantakan.

"Kamu mau ke mana?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir Audrey setelah ia menyadari Saka sudah rapih dengan pakaian kantornya.

"Ada perlu. Sama kamu juga, sekarang masih jam 8, masih ada waktu 3 jam lagi, kamu mandi terus kita sarapan di lantai atas yah," jawab Saka setelah ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Meski nampak mengerutkan keningnya, tapi Audrey menuruti perkataan Saka. Gadis itu turun dari kasur dan beranjak menuju kamar mandi setelah meneguk setengah botol air mineral yang berada di atas nakas.

Wait ... gadis? Tentu saja! Audrey dan Saka belum melakukan apapun. Setelah resepsi selesai keduanya langsung masuk ke dalam salah satu kamar hotel, membersihkan diri dan beristirahat.

Baik Saka maupun Audrey, keduanya benar-benar lelah terlebih sebelumnya mereka habis melakukan perjalanan dari Paris yang tidak sebentar.

"Mandinya nggak usah lama-lama karena sebenarnya tanpa mandi pun, Udey-ku udah begitu cantik," ujar Saka setelah Audrey menutup pintu kamar mandi.

"Gombal," balas Audrey dengan setengah berteriak. Membuat Saka terkekeh.

...

"30 menit? Kamu mandi 30 menit," ujar Saka melirik jam di pergelangan tangannya setelah Audrey sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang semalam diantar oleh Mommy-nya sambil mengusap-usap rambutnya yang basah dengan sebuah handuk kecil.

"Itu sebentar Baby Dino. Biasanya aku mandi satu jam," sahut Audrey selagi tangannya mulai sibuk mengubek-ubek kopernya untuk mencari pouch makeup-nya.

"Cari apa?" tanya Saka.

"Makeup."

Saka menghela napas berat. "Masih mau makeup?"

"Iyalah."

"Kalau kayak gini caranya, kita nggak bisa sarapan di restaurant hotel. Cari bubur ayam di jalan aja," ujar Saka.

"Aku udah laper banget, semalam nggak sempet makan. Kamu mau aku harus nahan laper sampe nemu tukang bubur ayam di jalan? Iya kalau ada, kalau nggak ada gimana?" desah Audrey.

Saka menggelengkan kepalanya dengan tangan yang bergerak memijat keningnya. "Bawel. Lama-lama aku jalan sendiri aja nih."

"Yaudah! Jalan sendiri aja sana, dari awal juga aku nggak minta buat ikut kamu," decak Audrey.

Saka tersenyum tipis. Saat ngambek seperti ini, istrinya itu nampak lebih menggemaskan.

"Yaudah iya buruan makeup-nya, kita makan terus langsung pergi. Pakai baju yang sopan."

Saka berjalan mendekati Audrey. Mengacak-acak rambut Audrey yang baru selesai disisir. Yang akhirnya membuat Audrey berdecak sebal.

"Rese ...," desis Audrey.

Tidak ada sahutan apapun dari Saka selain sebuah kekehan yang menggelegar.

***

"Astaga ... ngapain ke kantor? Kamu nggak mau nyuruh aku buat langsung kerja hari ini juga 'kan? Aku masih capek," pekik Audrey.

Kini mobil Saka sudah terparkir di parkiran kantor Karisma Enterprise. Dan keduanya nampak mulai melangkah masuk ke dalam.

Tetapi ada yang berbeda dengan keadaan kantor. Kantor nampak tidak terlihat seperti biasanya. Tempat parkir begitu banyak mobil bahkan di lobby pun banyak orang yang berlalu-lalang. Kantor lebih ramai dari biasanya.

"Nggak. Lagian aku malah mau nyuruh kamu berhenti jadi sekretaris aku, biar kalau aku sampai rumah langsung disambut sama kamu," jawab Saka menanggapi ucapan Audrey sebelumnya.

"Terus kamu cari sekretaris baru? Dan ngelakuin hal yang sama ke dia kayak apa yang kamu lakuin ke aku?"

Keduanya nampak berjalan memasuki lift. Kini Audrey bisa melihat wajah Saka yang nampak menyebalkan melalui cermin-cermin di dalam lift.

"Hal apa?" tanya Saka seolah tak mengerti.

"Nggak usah sok nggak tahu deh."

"Aku emang nggak tahu," sahut Saka.

Audrey baru akan berbicara lagi tetapi pintu lift sudah terbuka. Saka menarik pergelangan tangan Audrey untuk segera keluar.

Mereka melangkah menuju ruangan yang biasa digunakan untuk meeting. Di depan ruangan, Alisa nampak berdiri seolah memang menanti kehadiran Audrey dan Saka.

"Pak Saka dan Audrey sudah datang," sapa Alisa setelah Saka berhenti di hadapannya.

"Mereka udah datang semua?"

"Sudah, Pak."

Audrey mengenyitkan keningnya. Mereka? Siapa? Sebenarnya ada apa? Saka meminta dirinya untuk menemani meeting? Kalau begitu mending tidur lagi di kamar hotel.

Mau menyampaikan protesnya tetapi lagi-lagi Saka kembali menarik pergelangan tangan Audrey, mengikuti langkah Alisa yang akan masuk ke dalam ruang meeting.

Baru pintu terbuka kilatan-kilatan blitz kamera sudah menyambut ketiganya, membuat Audrey sekarang mengerti apa yang terjadi.

Di depan sebuah meja berukuran panjang dengan posisi horizontal, banyak kumpulan orang yang membawa kamera dan mic. Mereka wartawan.

"Kita mau ngapain sih?" bisik Audrey.

"Aku harus kasih penjelasan tentang permasalahan yang kemarin, Udey ...," balas Saka tepat di telinga Audrey.

Kini Saka dan Audrey sudah duduk di balik meja. Bersiap memberi penjelasan atau klarifikasi tentang pemberitaan kemarin.

"Selamat siang semuanya. Terimakasih kalian udah datang buat mendengarkan klarifikasi mengenai pemberitaan tentang saya yang selama ini terus-menerus ada di televisi, majalah maupun koran," ujar Saka.

Terdengar macam-macam sahutan dari kumpulan wartawan itu.

"Baiklah ... saya akan langsung berbicara jika semua pemberitaan itu adalah hoax. Ada beberapa gadis yang membuat cerita bohong itu ... mereka membayar pihak Socialite Media agar bisa menerbitkan berita karangan mereka," ujar Saka.

"Iya. Mereka membayar saya. Tetapi sebelumnya salah satu dari pelaku itu bersikeras jika berita itu aseli, jadi sebenarnya ini kesalahan ada di saya. Mungkin lain kali saya akan ikut menyelidikinya lebih dulu jika ada seseorang yang menawarkan berita pada Socialite Media." Tuan James yang sejak tadi memang sudah duduk di sana--di samping kiri Saka, ikut angkat bicara. Memberi penjelasan.

Saat ini Audrey tidak mengerti apapun. Ia hanya ikut menyimak apa yang dikatakan Saka dan Tuan James.

"Jadi ... intinya semua itu berita hoax. Bahkan sebelum ke sini, saya sempat dapat kabar dari teman saya bahwa ketiga gadis itu sudah resmi dihukum sekarang," lanjut Saka.

Astaga ... sebenarnya Audrey benar-benar tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Sepanjang Saka dan Tuan James berbicara kilatan-kilatan blitz terus bermunculan.

"Lalu ... kemarin kami mendengar jika Anda melakukan pernikahan, dengan siapa? Apa masih dengan putri dari pengusaha asal Paris, Louis Alexander?" tanya salah seorang wartawan.

Saka tersenyum lebar. Di bawah sana tangannya bergerak menggenggam tangan Audrey dengan erat.

"Iya. Kemarin saya resmi menikah dengan gadis yang kini duduk di samping kanan saya, Audrey Latisha Alexander. Putri dari Louis Alexander, pengusaha asal Paris sekaligus teman dekat Papa saya," jawab Saka dengan lantang.

Lagi. Kilatan blitz kembali bermunculan untuk mengambil foto Audrey dan Saka.

"Jadi saya mohon tolong berhentikan pemberitaan tentang saya beberapa hari lalu. Terimakasih. Terimakasih atas waktu kalian, saya permisi," tutup Saka.

Saka bangkit dari kursinya. Menarik Audrey lagi untuk segera keluar dari sini. Beberapa wartawan masih berusaha akan mengejar dan menanyakan hal lain kalau pihak keamanan tidak menahannya.

"Berasa jadi selebritis," kekeh Saka setelah berhasil keluar dengan aman.

Alisa yang ikut keluar bersama Saka dan Audrey hanya terkekeh mendengarnya.

"Kalian mau langsung pergi?" tanya Alisa.

"Nggak. Kita bakal ke ruangan saya dulu, istirahat sebentar," jawab Saka.

"Baiklah. Kalau ada yang perlu saya bantu, Pak Saka atau Bu Audrey bisa hubungi saya," ujar Alisa melirik ke arah Audrey.

"Hei Alisa! Aku udah bilang jangan pernah panggil aku dengan panggilan seperti itu!" decak Audrey.

Alisa terkekeh, "maaf. Baiklah saya harus kembali ke tempat yang tadi. Selamat siang."

Setelah sampai di depan lift--dengan Saka dan Audrey yang sudah masuk ke dalam, Alisa berpamitan. Sedangkan lift mereka mulai menutup dan bergerak turun ke lantai 3. Di mana letak ruangan Saka berada.

...

"Kamu yang nyiapin konferensi pers tadi?"

Begitu sampai di ruangan Saka, Audrey langsung membanting tubuhnya di atas sofa.

Saka yang baru masuk dan menutup pintu berjalan mendekati Audrey seraya menganggukan kepala sebagai jawaban untuk pertanyaan Audrey.

"Biar apa?" tanya Audrey lagi setelah Saka duduk di sampingnya.

"Udey banyak tanya," sahut Saka selagi tangannya bergerak menoel hidung Audrey.

"Mau minum? Nanti biar aku telepon bagian OB buat bawain minum ke sini," ujar Saka.

"Baby Dino jawab dulu. Biar apa bikin konferensi pers kayak tadi?"

"Biar masalah kita selesai, Udey. Biar semuanya selesai, nggak ada lagi berita kayak gitu yang keluar. Yang ada nanti berita kebahagian kita aja," sahut Saka pada akhirnya.

Jawaban yang kurang memuaskan. Padahal Audrey berharap Saka akan menjawabnya dengan sebuah gombalan. Tetapi tidak apa, itu saja berhasil membuatnya tersenyum.

"Habis ini kita honeymoon," bisik Saka di telinga Audrey.

"Kamu mau kita ke mana?" tanya Saka lagi.

"Aku bingung, nanti aku pikirin lagi yah?" sahut Audrey.

Saka menganggukan kepala. Senyuman sejak tadi tidak pernah luntur dari bibirnya.

Saat ini hidupnya benar-benar bahagia sekarang. Uang, keluarga, wanita yang dicinta. Semuanya Saka miliki.

---
Udah yah whahaha mau ekstra part lagi? Nanti yah sabar, terkadang aku punya target buat diri sendiri untuk mengepost cerita--termasuk ekstra part, doain aja targetku kali ini nggak muluk-muluk😂

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia
(at)auleon_lucax

Serang, 8 Maret 2018

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro