MPBF - 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Silahkan vote sebelum membaca dan berkomentar sambil membaca ataupun setelah membaca😊

***

"Apa kalian percaya pada cinta pandangan pertama?" - Saka Aldino Justine

***

Audrey menghela nafasnya lega saat ia keluar dan berhasil menutup kembali pintu ruangan Saka yang berada di belakangnya.

Setelah hampir 1 jam berada di dalam, mendapatkan pertanyaan ini-itu, dan tes ini-itu dengan sikap Saka yang begitu dingin dan datar, akhirnya Audrey bisa keluar dari ruangan itu yang mungkin lebih pantas disebut sebagai kandang dinosaurus, mengingat nama pria itu mengandung unsur dino. Haha lucu sekali. Audrey sedikit terkekeh sambil menggelengkan kepalanya saat berpikir itu.

Sungguh bagi Audrey, Saka memang seperti dinosaurus, tubuhnya menjulang tinggi, berbeda dengan tubuhnya yang hanya sebatas bahu pria itu, dan lagi tatapan mata Saka yang tajam serta auranya yang menyeramkan.

"Gimana Mbak, lancar?" Saat Audrey akan melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan Saka, gadis itu berpapasan dengan Alisa yang hendak masuk ke dalam ruangan Saka.

"Lancar sih, semoga aja bisa keterima," kekeh Audrey.

"Semoga," balas Alisa seraya tersenyum tipis.

"Kalau gitu, saya masuk dulu yah Mbak, karena Pak Saka belum ada sekretaris jadi kalau ada apapun yang dititipin untuk Pak Saka di meja receptionist, harus saya sendiri yang antar," jelas Alisa.

Audrey menganggukan kepalanya mengerti. Sebenarnya itu yang ingin ia tanyakan, untuk apa seorang Alisa yang bekerja di bagian receptionist harus repot ke sini untuk menemui Saka. Tapi, tanpa bertanya, rupanya Alisa sendiri yang menjelaskan.

"Kalau gitu, saya juga permisi," pamit Audrey.

Alisa menganggukan kepalanya, begitu Audrey bergeser dari posisinya berdiri, Alisa mulai mendorong pintu ruangan Saka, dan masuk.

Sedangkan Audrey mulai melangkahkan kakinya untuk segera keluar dari bangunan bertingkat ini.

***

Audrey duduk di balkon apartement miliknya dengan secangkir kopi susu hangat di genggamannya.

Matanya lurus menatap pot kecil yang berada di atas meja di samping kursinya, tatapan Audrey semakin kosong. Gadis itu melamun.

Ada ucapan Saka yang masih terus ia pikirkan karena tidak mengerti sebenarnya apa maksud pria itu.

***

Audrey tengah fokus dengan kertas-kertas di hadapannya, sebelum melakukan wawancara langsung, gadis itu disuruh untuk mengerjakan soal-soal psikotest serta wawancara secara tertulis.

Saka yang duduk di hadapannya, terus menatap Audrey lekat. Membuat Audrey yang sejak tadi menyadarinya bergidik risih.

"Pak, ada yang salah sama penampilan saya?" Audrey menatap tubuhnya dari kaki hingga atas, bahkan ia sempat mengeluarkan kaca yang selalu berada di dalam tasnya untuk mengecek makeup nya.

"Kalau kamu keterima di sini, kamu resmi jadi milik saya," gumam Saka datar.

Audrey mengerutkan keningnya tak mengerti, tapi beberapa detik kemudian ia terkekeh.

"Iya Pak, kan saya bakal kerja jadi sekretaris Pak Saka, ya jadi saya emang punya Pak Saka, bekerja untuk mengurus semua jadwal Pak Saka," sahut Audrey.

Saka bangkit dari duduknya, mencondongkan tubuhnya ke arah Audrey. Telapak tangan kanannya terulur untuk mengapit dagu Audrey, membuat bibir Audrey menjadi sedikit memonyong.

"Bukan itu maksud saya, dasar bodoh!" gertak Saka.

Kemudian ia kembali membenarkan posisi tubuhnya dan kembali duduk. Sedangkan Audrey masih mengerutkan keningnya, menggaruk-garuk keningnya dengan tutup bolpoint yang berada di tangan kirinya.

Tanpa mau ambil pusing lagi, Audrey menggidikan bahunya acuh tak acuh dan kembali mengerjakan soal-soal di depannya.

***

Dering ponsel tanda sebuah panggilan masuk akhirnya membuyarkan semua lamunan Audrey.

Audrey meraih ponselnya yang berada di atas meja, langsung mengangkatnya tanpa mau menimbang lagi walaupun yang memanggilnya adalah sebuah nomor baru, ia belum menyimpan nomor itu.

"Selamat sore," ujar Audrey memulai pembicaraan.

"Selamat sore," sahut seseorang dari seberang sana.

Mendengar nada bicaranya yang datar, membuat bulu kuduk di leher Audrey merinding. Ini suara Saka, Audrey masih mengingatnya dan tak mungkin melupakan suara yang terdengar mematikan untuknya begitu saja.

"Pak Saka?" tebak Audrey.

"Rupanya kamu begitu mengingat suara saya," gumam Saka dari seberang sana.

"Suara Pak Saka itu ...." Audrey menggantungkan ucapannya.

"Kenapa sama suara saya?"

"Ah lupain, kenapa Pak Saka nelpon saya?" Audrey mengalihkan pembicaraan, gadis itu mulai menyesap kopi susu yang berada di tangannya.

"Saya mutusin buat terima kamu jadi sekretaris saya, sekaligus kamu resmi jadi milik saya. Saya tunggu kedatengan kamu di kantor besok pagi."

Tut ... tut ....

Sambungan telepon terputus begitu saja, Audrey menatap ponselnya sambil memberikan sumpah serapah pada Saka. Karena pria itu seenaknya mematikan telepon tanpa mau mengetahui responnya lebih dulu.

Tapi lagi-lagi Audrey kembali terdiam saat ia menyadari bahwa Saka kembali sempat mengatakan kamu resmi jadi milik saya. Maksudnya apa? Audrey belum paham soal itu.

***

Suasana ruang makan ini begitu sepi, sejak makan malam di mulai 15 menit lalu, semua yang duduk di meja makan sama sekali tidak membuka suaranya.

Keluarga kecil itu sibuk dengan makanan di hadapannya meski seorang anak perempuan juga terlihat sibuk dengan ponselnya yang ia letakan di atas pahanya di bawah meja.

"Ka, gimana? Udah dapet sekretarisnya?" Karisma, selaku kepala rumah tangga akhirnya membuka topik pembicaraan.

Pria itu sedikit tidak nyaman dengan keadaan meja makan yang begitu sepi, padahal sekarang hanya meja makan yang bisa mengumpulkan dirinya, istrinya dan kedua anaknya, mengingat kedua anaknya yang sudah beranjak dewasa dan mulai sibuk dengan kehidupannya.

"Udah, Pa, sekretaris sekaligus kekasih," sahut Saka disela-sela memotong ikan yang berada di piringnya.

"Maksudnya sekretaris kamu itu pacar kamu?" Xaxa yang sejak tadi masih berusaha mendengar obrolan suami dan anaknya akhirnya membuka suara.

"Bukan, Ma," sahut Saka.

Keinan Aletha Justine--anak bungsu dari Karisma dan Xaxa--yang sejak tadi menundukan kepala menatap ponselnya di bawah meja pun akhirnya mengangkat wajahnya.

"Bukanlah, Ma, emangnya Kak Saka punya pacar? Kak Saka kan jomblo," ledek Kei--panggilan akrab Keinan. Gadis perempuan berusia 17 tahun itu menjulurkan lidahnya ke arah kakaknya.

"Berisik!" desah Saka seraya menjitak kepala adik satu-satunya itu.

"Diam dulu deh. Jadi, maksud kamu apa? Siapa sekretaris baru kamu itu?" Karisma melerai perkelahian kecil antara kedua anaknya, kemudian kembali bertanya dan menatap lekat wajah putranya.

"Iya dia pelamar kerja, Pa, tapi gak tau deh, Saka tertarik sama dia jadi Saka langsung klaim kalau perempuan itu punya Saka," sahut Saka santai selagi tangannya terulur untuk meraih air minum miliknya.

Xaxa yang tengah menatap piringnya pun terkejut, ia menatap putranya yang duduk di hadapannya dengan tidak percaya.

"Apa-apaan sih kamu?" oceh Xaxa.

"Tau nih Kak Saka gimana sih? Jomblo sih jomblo tapi gak gitu banget kali, baru kenal langsung klaim punya Kak Saka aja. Itu manusia, Kak. Kak Saka gak bisa beli dia pakai uang Papa," oceh Kei. Dari nada bicaranya, sepertinya gadis itu begitu gemas dengan kelakuan kakaknya yang menurutnya sok ganteng itu.

Saka meletakan gelas minumnya, tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala adiknya, memajukan wajahnya pada wajah Keinan.

"Gak peduli," ujar Saka.

"Kak Saka gila!" ujar Kei seraya menurunkan tangan Saka dari atas kepalanya.

Saka memundurkan kursinya, laki-laki itu mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tangga untuk masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai atas.

"Hei Saka, kamu gak bisa mengklaim anak gadis orang begitu aja," teriak Karisma. Tapi, tak ada sahutan dari Saka. Sepertinya laki-laki itu sudah masuk ke dalam kamarnya dan tidak mendengar teriakan Papanya.

Xaxa menatap suaminya sambil menggelengkan kepalanya, tidak mempercayai sikap putranya.

"Anak kamu," gumam Xaxa.

Karisma hanya menatap Xaxa sekilas, bibirnya menyunggingkan senyum selagi tangannya mengusap keningnya.

"Aku gak kayak gitu," balas Karisma.



---
Update malem minggu, lumayan kan jones ada hiburan ehehe aku juga jomblo kok makanya malem minggu bisa ngetik :")

Serang, 14 Oktober 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro