MPBF -15

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Langsung chat ke line salah satu adminnya:
1. mara12mara
2. zezeee. (pake titik)

***

"Takut Papa naksir sama Audrey. HAHAHAHA." - Saka Aldino Justine

***

Saka terkejut bukan main saat tiba-tiba pintu ruangannya didorong keras hingga menimbulkan suara yang berisik saat pintu itu membentur tembok.

Baru mulutnya akan terbuka untuk menyampaikan sebuah ocehan, wajah garangnya justru berubah menjadi cengengesan tak karuan saat matanya melihat siapa dalang yang baru saja melakukan tindakan seenaknya itu.

"Eh Mama," cengenges Saka. Laki-laki itu sempat menggaruk tengkuk leher belakangnya.

"Kamu kenapa banting hape adek kamu hah?" Sekarang Xaxa sudah berdiri di hadapan meja Saka selagi tangannya terulur untuk menyubit lengan Saka. Membuat laki-laki itu harus meringis menahan sakit sambil menatap adiknya yang masih berdiri tidak jauh dari pintu yang juga tengah menatapnya datar.

"Ampun, Ma. YaAllah Mama malu-maluin Saka aja. Saka lagi di kantor Ma, lagi jadi CEO nih masa disiksa begitu," protes Saka. Tangannya mulai berusaha melepaskan cubitan yang di berikan Xaxa.

"Gak peduli. Mau kamu Saka kek, CEO kek, Mama gak peduli. Mama taunya kamu itu anak Mama," oceh Xaxa. Wanita itu mulai duduk di kursi yang berhadapan dengan Saka.

Saka menatap Mama nya lekat kemudian ia tersenyum tipis sebelum memberikan sebuah pertanyaan untuk Mama-nya.

"Ma, udah liat calon menantu Mama?" Laki-laki itu terkekeh sendiri. Sepertinya ia sendiri merasa geli karena melontarkan pertanyaan semacam itu.

"Gak usah ngalihin pembicaraan! Adik kamu gak mau sekolah gara-gara hapenya kamu rusakin, Sak!"

Saka mendengus. Pasalnya Mamanya bukan menanggapi pertanyaannya tapi justru kembali memarahinya.

Saka pun akhirnya harus melirik ke arah Kei. Gadis itu sudah merengut sebal menatap Saka, bergerak duduk di sofa dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Iya Saka memang tahu jika adik satu-satunya itu masih sangat terhitung manja. Di usia 17 tahunnya, Kei masih selalu mengadu kepada kedua orangtuanya hingga tak jarang Saka harus dimarahi habis-habisan oleh Xaxa ataupun Karisma karena sudah menjahili Kei.

"Lagian Mama, Kei udah gede masih aja dimanjain. Sekolah itu buat belajar, Dek, bukan buat main hape," celetuk Saka.

"Bodo amat! Kak Saka lagian kurang kerjaan banget banting-banting hape aku."

Saat mendengar protesan adiknya, Saka justru terkekeh karena suara Kei yang terdengar parau. Sepertinya sekarang Kei sedang berusaha menahan tangisan kesalnya.

"Ya ya ya. Yaudah gak usah sekolah selamanya, karena Kak Saka gak mau beliin hape baru."

Mendengar itu, Kei melirik ke arah Xaxa. Matanya sudah berkaca-kaca dan boom! Gadis itu menangis yang justru membuat tawa Saka pecah.

"Mamaaaaaaa," kekeh Saka. Ia sudah sangat yakin jika kata-kata itu yang selanjutnya akan meluncur dari mulut Kei. Jadi, sebelum Kei mengeluarkannya, Saka yang akan lebih dulu mengatakan itu.

Terang saja Xaxa langsung kembali menatap Saka dengan tatapan tajam. Terkadang wanita itu tak habis pikir karena Saka sangat senang sekali menggoda adiknya. Entah apa motifnya tapi yang jelas sejak kecil Saka selalu senang membuat Keinan menangis. Tak pernah kapok walau selalu dimarahi dirinya ataupum suaminya.

"Saka!" sentak Xaxa.

"Ah iya, Ma. Tapi Mama jawab dulu pertanyaan Saka, gimana calon menantu Mama? Cantik 'kan?" Saka mengedip-ngedipkan matanya. Berharap jika Mama nya akan setuju dengan pendapatnya. Bukankah Audrey memang gadis yang cantik? Saka jadi ingin melihat Audrey menggunakan pakaian santai. Bukan pakaian kantor. Pasti gadis itu akan terlihat semakin cantik.

Xaxa menatap Saka lekat. Memperhatikan ekspresi yang Saka tampilkan kemudian ia sempat bergumam kecil sebelum menyuarakan pendapatnya.

"Cewek di depan?"

Saka menganggukan kepalanya. Ia memperhatikan ekspresi Mamanya. Akankah Mamanya setuju atau tidak? Tapi masa bodoh mau Mamanya setuju atau tidak. Saka akan tetap memiliki Audrey.

"Cantik kan, Ma?"

"Jadi cewek baik-baik kayak gitu kamu cium sembarangan? Kurang ajar yah kamu!" Xaxa meraih sebuah kalender duduk yang terpajang di atas meja kerja Saka, menggenggamnya kuat yang kemudian ia gunakan untuk memukul kepala Saka.

"Adaw Ma, ampun." Merasa Mamanya sudah sangat keterlaluan, Saka bangkit dari kursinya. Menjauhi Mamanya dan berusaha jalan untuk menutup pintu ruangannya.

Sejak Mamanya datang dan membanting pintu, pintu itu belum ditutup kembali. Bagaimana jika Audrey nya melihat Saka disiksa mati-matian dengan Mamanya? Mau ditaruh di mana muka tampannya? Nanti dirinya tidak akan dianggap keren lagi oleh Audrey.

"Gak tau malu banget sih Kak Saka! Lagian Kei heran cewek cantik kayak sekretaris Kak Saka gitu kenapa mau sama Kak Saka?" Kei yang sudah berhenti dari rengekannya melayangkan kritiknya yang justru membuat dirinya kembali mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari sang Saka.

Laki-laki itu menyentil kening Kei kuat-kuat, berhasil membuat Kei mengaduh kesakitan dan menendang kaki Saka kuat. Tapi sialnya kakaknya itu berhasil menghindar hingga membuat tendangan Kei meleset dan justru membentur kaki meja. Hyaa gadis itu kembali merintih.

"Kalau mau mengkritik yang masuk akal sedikit," oceh Saka.

Persetan dengan menanggapi ocehan kakaknya, Kei hanya terdiam sambil berusaha melepas sepatunya. Ia ingin memastikan jika kakinya yang terbalut sepatu sekolah berwarna hitam itu akan tetap baik-baik saja.

"Iya bener kata Kei, masa cewek cantik kayak dia mau sama anak Mama yang begini?"

Saka yang tadi sedikit terkekeh karena derita yang Kei rasakan tiba-tiba langsung terdiam, menatap Mamanya yang sudah akan mendekatinya.

"Mama, Saka itu ganteng. Keren. Semua cewek juga bakal ngejar Saka kali. Lama-lama Audrey juga ngejar-ngejar Saka. Tapi Ma, Audrey cantik 'kan?"

"Lama-lama Audrey ngejar kamu? Berarti sekarang belum? Wah bagus berarti Audrey, Audrey itu masih waras," kekeh Xaxa.

Mendengar kekehan Mamanya--sebuah candaan. Membuat Saka menggeram. Mamanya terlalu menyepelekannya. Sepertinya sekali-sekali Saka harus membawa perempuan-perempuannya ke rumah agar Mamanya tidak lagi meragukan ketampanannya.

"Iya emang sekarang belum. Audrey masih sok jual mahal. Tapi gak lama juga Audrey rela ngelakuin apa aja buat Saka."

"Awas yah sampai kamu macam-macam sama anak gadis orang!"

"Tapi Mama setuju kan kalau Saka sama Audrey?"

Xaxa memutar bola matanya malas. Kemudian sebuah senyuman terbit dari bibirnya. Ah rupanya putranya sudah sangat besar sekarang. Secara tidak langsung putranya itu sudah meminta restunya 'kan?

"Kalau Audrey nya mau sama kamu sih, why not?"

"Good. Mama emang the best." Saka tersenyum lebar. Laki-laki itu berjalan mengahampiri Xaxa. Mengecup puncak kepala Mamanya lembut.

"Terus hape Kei gimana, Ma?" Setelah sibuk dengan kegiatannya sendiri akhirnya gadis itu kembali membuka suara. Mengingatkan Mamanya akan niat mereka datang ke kantor kakaknya.

"Gimana Sak?" Bukannya menjawab tapi Xaxa juga justru bertanya pada Saka.

"Iya iya nanti Kak Saka beliin sepulang kerja. Sekarang kalian pulang sana!"

"Ngusir Mama?"

"Nggak, Ma."

"Yaudah Mama sama Kei pulang. Kerja yang bener! Kasian Papa kamu udah bangun perusahaan ini susah payah, jangan dibangkrutin!"

"Iya iya, Mama bawel. Oh iya Ma, jangan cerita tentang Audrey sama Papa yah?"

"Kenapa emang Kak?" Di saat Xaxa masih menatap Saka lekat untuk menyelidiki maksud ucapan Saka barusan, Kei yang sudah bangkit dari duduknya pun bertanya lebih dulu.

"Takut Papa naksir sama Audrey. HAHAHAHA." Saka tertawa begitu puas. Entah apa yang lucu dari candaannya, di saat adik dan Mamanya hanya memasang ekspresi datar, Saka justru tertawa terbahak-bahak.

"Itu kan Papa naksir sama Mama pas umur Mama sama kayak Audrey kan? 21? Atau lebih? Nah makanya Saka khawatir Papa jadi suka sama Audrey juga."

"Gak lucu! Udah ayo Kei pulang." Xaxa menarik pergelangan tangan Kei. Kemudian mereka mulai keluar dari ruangan Saka. Kembali menutup pintu Saka keras, membuat Saka harus mengusap dadanya sabar.

"Untung Mama."



---
Di part-part sebelumnya aku pernah sebut umur Audrey gak sih? Kalo pernah tolong kasih tau aku di part berapa? Aku lupa dan berusaha cari gak nemu. Soalnya aku mau revisi umurnya, aku mau bikin Audrey umur 21 dan Saka 23😅

Terus Aluna 19 tahun, 2 tahun lebih tua dari Kei kan?😂

Serang, 17 November 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro