MPBF - 16

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Boleh minta vote sama komennya?😅

Oh iya baca bagian bawah juga yah nanti ehehe

***

"Aku benci saat hati dan pikirannya sudah mulai tak sejalan." - Audrey Latisha

***

Audrey menganggukan kepala sopan saat Xaxa dan Kei melewati mejanya dengan tersenyum tipis.

Senyum lebar makin ditunjukan oleh Kei sebelum gadis itu berbicara selagi menunggu pintu lift terbuka.

"Kak Audrey jangan mau sama Kak Saka," kekeh Keinan.

Terang saja itu membuat Audrey sedikit mengerutkan keningnya tidak mengerti. Akhirnya gadis itu hanya tersenyum kikuk. Terlebih sebenarnya ia tidak mengetahui siapa wanita dan gadis berseragam sekolah itu.

Tapi beberapa saat kemudian, Xaxa ikut berbicara yang akhirnya membuat Audrey bisa menyimpulkan jika wanita itu adalah Mama-nya Saka dan gadis berseragam sekolah itu adalah adiknya, mungkin.

"Tante tunggu kedatangan kamu ke rumah sama Saka yah."

Lagi. Audrey hanya bisa tersenyum kaku, sampai akhirnya ia bisa bernapas lega saat Xaxa dan Kei sudah masuk ke dalam lift.

Dan sialnya, beberapa detik kemudian teriakan Saka dari ruangannya terdengar begitu nyaring. Membuat telinga Audrey sedikit sakit.

Dengan tergesa-gesa, gadis itu berjalan menuju ruangan Saka. Membuka pintunya tanpa mengetuk lebih dulu. Audrey yakin di saat seperti ini Saka tidak perlu lagi ketukan pintu.

"Kenapa gak ketuk pintu dulu?"

Sial! Audrey salah perkiraan. Audrey pikir Saka tidak akan peduli lagi dengan ketukan pintu saat sudah berteriak memanggil namanya seperti tadi tapi rupanya ia salah. Saka bertanya di saat Audrey sudah masuk ke dalam dan akan menutup pintunya.

"Oh perlu ketukan pintu, Pak? Saya ulang yah?" tanya Audrey ragu. Sebenarnya ia sendiri berharap jika Saka akan melarangnya untuk melakukan itu. Keluar lagi dan akan kembali masuk setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin dari Saka. Karena Audrey rasa itu adalah kelakuan konyol.

Beruntungnya Saka masih sedikit waras. Ia pun melarang Audrey untuk melakukan itu. Sesuai dengan harapan yang sejak tadi Audrey gumamkan dalam hati.

"Gak perlu. Cepet ke sini," ujar Saka.

Audrey menghirup napas dalam-dalam, menghelanya perlahan sebelum ia mulai melangkahkan kakinya untuk mendekati Saka. Semoga hal buruk tidak akan terjadi padanya.

"Kenapa, Pak?" tanya Audrey setelah ia berhasil sampai di depan meja Saka dan bersiap duduk di salah satu kursinya.

"Kamu tahu siapa yang tadi datang ke ruangan saya?"

Audrey sempat terdiam sejenak. Sebelumnya ia sempat berkesimpulan jika itu adalah Mama dan adik dari Saka, boss-nya tapi apakah kesimpulannya itu benar?

"Mama-nya Pak Saka sama adiknya Pak Saka?" tanya Audrey ragu.

Mendengar Audrey mengatakan itu. Mengetahui jika itu Mama dan adiknya, Saka menyunggingkan senyumnya tipis yang justru membuat Audrey berpikir kenapa nih boss gue?

"Jawaban saya salah yah, Pak?"

"Enggak. Jawaban kamu gak salah."

Audrey tersenyum. Ah setidaknya ia tidak membuat kesalahan sekarang. Dirinya dalam keadaan aman.

"Terus tadi kamu denger sesuatu dari ruangan saya?"

Audrey terdiam. Dengar sesuatu? Sesuatu apa maksudnya? Astaga kenapa boss-nya mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Ambigu. Atau ini hanya otaknya saja yang berpikiran tidak-tidak? Tapi, Audrey tidak mendengar suara apapun tadi di saat boss-nya itu kedatangan Mama dan adiknya.

"Suara sesuatu gimana maksudnya, Pak?"

"Dengar atau enggak? Tinggal jawab!"

Ah baiklah Audrey bersalah sekarang. Harusnya beberapa detik lalu ia hanya tinggal menjawab iya atau tidak, bukan justru berbalik bertanya. Biarkan saja rasa penasaran akan sesuatu yang dikatakan Saka itu ia pendam sendiri. Iya seharusnya begitu.

"Nggak, Pak," ujar Audrey akhirnya. Audrey bisa melihat jika Saka terlihat seperti menghela nafasnya seraya mengusap-usap dadanya.

Sedangkan Saka sendiri memang sedang bernapas lega. Akhirnya harga dirinya sebagai boss tidak jatuh karena Audrey tidak mendengar amukan Mamanya yang memaki dirinya tadi.

"Yaudah kalau gitu kamu silahkan keluar sekarang."

Audrey membolakan matanya. Bukannya ia tidak terima disuruh keluar. Justru ia sangat senang Saka mengusirnya keluar, karena itu membuatnya tidak akan melihat wajah Saka.

Tapi yang Audrey herankan adalah, boss-nya itu memanggilnya dengan heboh hanya untuk menanyakan itu? Hahaha lucu sekali! Seorang boss memang selalu bebas memperlakukan bawahannya seperti apa.

"Pak Saka panggil saya buat tanya itu?" tanya Audrey seraya bangkit dari duduknya.

Saka menaikan sebelah alisnya, melirik Audrey sebelum melontarkan sebuah pertanyaan.

"Memangnya kenapa?"

Ya Audrey bersalah lagi. Harusnya ia tadi tidak bertanya seperti itu. Sekarang Saka justru berbalik bertanya dan Audrey yakin urusannya akan berubah menjadi panjang. Sepertinya ia harus mengalah.

"Gak apa-apa, Pak. Kalau begitu saya permisi." Audrey mulai membalikan tubuhnya, bersiap akan keluar dari ruangan boss anehnya ini.

Sepertinya benar apa yang dikatakan adiknya; Kak Audrey jangan mau sama Kak Saka. Iya tanpa dipesankan seperti itu pun sepertinya Audrey memang sangat tidak ingin berhubungan dengan Saka.

Hah? Apa katamu? Berhubungan? Memangnya Saka menyukaimu? Dia akan meminta dirimu untuk menjadi kekasihnya? Menjalin sebuah hubungan? Kau terlalu berharap Audrey!

Hei memangnya apa kalau bukan suka? Saka melarang Audrey untuk dekat dengan pria lain, itu artinya cemburu. Saka jelas-jelas mencintai Audrey!

"Awas kejedut!" teriakan Saka berhasil membuyarkan lamunan Audrey yang sibuk merasakan pergulatan hati dan pikirannya.

Audrey berbalik menatap Saka sekilas, tersenyum kikuk sebelumnya akhirnya membuka pintu.

"Drey." Baru ia akan menutup pintu dari luar, aksinya terhenti saat Saka memanggilnya. Membuat Audrey  diam mematung sambil memikirkan sesuatu yang tidak-tidak.

Boss-nya itu sedang tidak ingin menyatakan perasaannya kan? Kenapa wajahnya berubah menjadi sangat serius sekali?

Ah Audrey kau memikirkan apa? Sudah aku bilang Saka tidak akan menyukaimu!

Saka memang tidak menyukai Audrey, tetapi dia mencintai Audrey. Suka dan cinta itu berbeda!

Sumpah demi apapun, terkadang Audrey membenci dirinya sendiri yang selalu menikmati perdebatan hati dan pikirannya seperti ini.

"Kamu sakit?" Audrey terkejut saat ia tersadar dari lamunannya lagi dan Saka suka berdiri di hadapannya.

Punggung tangan boss-nya itu sudah mendarat di keningnya.

"Ah apaan, Pak?" tanya Audrey kikuk. Gadis itu lebih memilih untuk menatap lantai yang ia pijak. Berusaha mengurangi degupan jantungnya yang cepat sekarang.

"Kamu sakit?"

"Nggak, Pak. Nggak."

"Tapi aku liat kamu ngelamun terus."

"Ah udah yah Pak, saya permisi." Audrey menyingkirkan tangan Saka dari keningnya. Hingga akhirnya gadis itu meninggalkan Saka tanpa menutup pintu ruangannya.

Saka sendiri hanya menatap kepergian Audrey dengan bingung. Sebenarnya sejak gadis itu masuk ke dalam ruangannya dan berbicara dengannya, ia merasa jika Audrey tidak baik-baik saja saat ini. Gadis itu lebih terlihat sering melamun, itu alasan Saka yang akhirnya berpikir jika Audrey sedang sakit.

Tapi beberapa detik kemudian sebelum Audrey benar-benar jauh, Saka kembali memanggil Audrey. Membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya menatap Saka.

"Ada apa lagi, Pak?"

"Nanti kamu pulang sama aku, inget!"

Audrey menghela napasnya pasrah, kemudian ia menganggukan kepalanya sebelum ia melanjutkan langkanya yang akan kembali ke mejanya.



---
AUTHOR NOTE:
1. Ramein grup MPBF yuk ah! Kalian bisa tanyain rulesnya di salah satu idline adminnya:
1. mara12mara
2. zezeee. (pake titik)

2. Follow instagram Audrey sama Saka yuk!

Follow instagram aku juga dong [at]ashintyas

Serang, 18 November 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro