MPBF - 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ramein cerita aku yang AMNESIAL yuk. Itu sequelnya FLORA dan di next sehari sekali atau dua hari sekali, gantian sama MPBF. Jadi selagi MPBF belum dinext kalian bisa gantian baca AMNESIAL dulu😅

***

"Tamat riwayatku." - Saka Aldino Justine

***

Setelah berbelanja bahan-bahan makanan yang dibutuhkan. Ah tenang saja, bukan Audrey yang membayar semua bahan makanan itu, tapi Saka. Dan sebuah penolakan Saka saat diajak makan di cafe karena khawatir dirinya yang bayar, itu hanya alibi saja.

Duit Saka tidak akan habis jika hanya mengajak Audrey makan bersama. Tapi Saka mengatakan itu karena ini yang dia inginkan, Audrey memasak makanan untuknya.

"Terus mau aku masakin apa?" tanya Audrey seraya meletakan plastik belanjaannya di atas meja pantry.

"Kamu bisa masak semua?" tanya Saka.

"Gak jago tapi bisa," sahut Audrey.

"Wah aku gak salah kan klaim kamu jadi milik aku."

Ucapan Saka membuat Audrey menghentikan kegiatannya yang akan mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam plastik. Audrey merasakan wajahnya memanas, terlebih saat Saka sekarang membantunya untuk mengeluarkan bahan makanan yang belum Audrey keluarkan.

"Aku perlu bantu kamu apa?" tanya Saka setelahnya.

"Kamu duduk aja di sana, aku gak butuh bantuan kamu. Kalau kamu ikut masak, nanti malah ribet."

"Yah nanti aku dikatain boss gak tahu diri," ujar Saka. Audrey menghela napasnya. Rupanya laki-laki itu masih tahu diri. Ingin rasanya sekarang Audrey berteriak di depan wajah boss-nya itu, berkata iya Anda memang tidak tahu diri, merepotkan, menyita jam istirahat karyawannya di rumah.

"Tapi kamu pacar aku, hitung-hitung belajar jadi istri yang baik 'kan? Oke aku bakal duduk manis di sana." Saka terkekeh selagi tangannya menunjuk sofa putih milik Audrey. Ia mengedipkan sebelah matanya pada Audrey sebelum kakinya melangkah dari area dapur.

Audrey terdiam. Wajahnya kembali memanas. Detak jantungnya semakin tidak karuan. Sungguh Audrey sangat tidak suka dengan rasa seperti ini. Ia menghirup napas dalam-dalam dan menghelanya perlahan. Salah satu usaha yang Audrey lakukan untuk menetralkan kembali cara kerja jantungnya.

...

"Ternyata makanan kamu enak," puji Saka setelah laki-laki itu menghabiskan dua piring nasi beserta ayam kecap hasil kreasi Audrey.

Sebelumnya gadis itu sempat bingung ingin memasak apa, bahan makanan yang mereka beli begitu banyak justru membuat Audrey bingung memilihnya. Tapi, saat ia mengingat Saka sangat menyukai bubur ayam, itu membuat Audrey berpikir mungkinkah laki-laki itu menyukai ayam? Dan akhirnya ayam kecaplah yang menjadi pilihan Audrey.

Hasil masakannya itu juga ternyata tidak sia-sia. Saka ternyata sangat menyukai ayam, membuat masakan Audrey ludes dalam sekejap.

"Oma yang selalu ajarin aku masak dari kecil," sahut Audrey.

Saka menganggukan kepalanya selagi matanya melirik samar jam di pergelangan tangannya yang ternyata sudah menunjukan pukul 10.10 malam. Ia tidak mungkin pulang ke rumah jam segini, pasti orangtuanya akan menanyakan yang tidak-tidak.

"Drey?"

Tak ada sahutan dari Audrey, gadis itu hanya menatap Saka sambil menaikan sebelah alisnya sebagai jawaban untuk panggilan Saka.

"Malam ini, aku tidur di sini yah?"

"Ah?" Audrey yang sedang mengunyah nasinya hampir mengeluarkannya lagi kalau Saka tidak mengulurkan tangannya untuk menutup mulutnya rapat.

Gadis itu menyingkirkan tangan Saka dari mulutnya, meraih gelas airminumnya dan meneguk cepat demi berhasilnya ia menyampaikan sebuah penolakan.

"Gak!" tolaknya.

Saka tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.

"Gak mau! Mau kamu ijinin atau enggak, aku bakal tetep tidur di apartement kamu."

"Mana bisa gitu?"

"Bisa, Drey. Sekarang udah malam, aku gak mungkin pulang jam segini. Nanti sampai rumah bisa-bisa diomelin abis-abisan sama Mama Papa."

Audrey menautkan alisnya, menatap wajah Saka lekat. Sebenarnya laki-laki seperti apa boss-nya ini? Mungkinkah seorang laki-laki yang sudah terhitung dewasa karena telah berusia 23 tahun masih mendapat perlakuan demikian saat pulang larut malam? Kenapa Audrey sangat tidak yakin?

Tanpa mau berdebat lagi dengan Audrey, Saka bamgkit dari kursinya di pantry, berjalan menuju sofa dan membaringkan tubuhnya di sana.

"Pokoknya aku ijin tidur di sini, jangan bangunin aku. Tenang aja aku gak bakal apa-apain kamu," ujar Saka sebelum ia memejamkan matanya.

Audrey hanya menatap Saka sambil menghela napas gusar. Gadis itu bangkit dari duduknya dan mulai membersihkan meja, mencuci piring serta alat masak yang kotor.


...

Astaga Audrey menutup kedua matanya dengan kedua tangannya saat ia beranjak dari dapur dan mendapati Saka sudah tertidur pulas di sofa. Tetapi yang membuat Audrey terkejut, sejak kapan laki-laki itu membuka pakaiannya dan menjadikannya alas kepala. Dan lagi, kapan Saka masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil selimutnya?

"Saka," desis Audrey.

Tak ada respon apapun dari Saka. Ia terlihat tidur dengan tenang. Audrey bahkan sempat berpikir boss-nya itu mati. Ahahaha.

Iya baiklah sepertinya malam ini Audrey harus mengiyakan Saka untuk tidur di apartement-nya, rasanya tidak tega juga membangunkannya dan menyuruhnya pulang dalam keadaan mengantuk. Bagaimana kalau di jalan terjadi sesuatu pada boss-nya itu? Nanti Audrey lagi saja yang dituntut.

Akhirnya Audrey memilih untuk mengabaikan Saka dan berlalu memasuki kamarnya. Walau boss-nya sekarang ada di sini, tetap saja besok pagi ia harus bekerja. Audrey butuh istirahat.

***

Saka memasuki rumahnya dengan langkah gontai. Kemudian matanya membola dengan sempurna saat mendapati Aqila beserta Om dan Tantenya, Azka dan Nadia sedang duduk di ruang tamunya.

Tak lama, kedua orangtuanya pun muncul menemui mereka. Tapi yang jelas Saka bisa melihat ekspresi wajah Mamanya yang menyeramkan, sedangkan Aqila terlihat diam-diam berusaha menyembunyikan kekehannya.

"Duduk di sini, Sak," ujar Karisma selagi tangannya menepuk-nepuk kursi kosong di sebelah kanannya.

Saka mengusap-usap dadanya saat detak jantungnya berpacu dengan cepat. Kenapa rasanya ia seperti akan mengalami eksekusi kematiannya pagi ini?

"Darimana, Sak?" Azka yang sejak tadi hanya memperhatikan Saka pun akhirnya melontarkan pertanyaannya.

"Kata Papa sama Mama kamu, semalam kamu gak pulang?" tanya Azka lagi.

"Saka udah gede yah Kar, Xa," sahut Nadia. Wanita itu terkekeh kecil dengan maksud untuk menggoda Saka.
Nadia dan Azka sendiri sangat tahu jika Karisma dan Xaxa memang sedikit keras dalam mendidik Saka dan Keinan, meski terkadang adegan Xaxa memarahi Saka justru berakhir dengan mengundang tawa siapapun yang melihatnya.

"Iya dong, Mom. Mommy sama Daddy gak tahu kalau Saka udah----" Ucapan Aqila terputus saat Saka menyelanya.

"Om Azka sama Tante Nadia mendingan ajarin Kak Aqila sopan santun," ujar Saka sewot. Aqila hanya terkekeh kecil mendengar aduan Saka kepada orangtuanya.

"Saka," tegur Xaxa.

"Bodo amat ah! Ini udah jam 9, Kei aja udah berangkat sekolah kan? Saka juga harus siap-siap pergi ke kantor."

Akhirnya dengan mengumpulkan keberaniannya, Saka bangkit dari duduknya. Mulai menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya, mengabaikan mereka semua yang menatap kepergiannya sambil terkekeh.


---
Jadi update sehari sekali yah 3 hari ini ehehe doakan aja ide ngalir terus😅

Follow instagram Audrey dan Saka;
[at]drey.latishaa
[at]sakaa_justine

Bisa cek ig [at]oreovanila.story buat join grup ataupun cek instagram rp yang lain😜

Serang, 22 November 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro