MPBF - 24

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Buat yang mau ngerp bisa cek bagian bawah yah. Siapa cepat dia dapat🙈

Boleh minta vote sama komennya?

***

"Akhirnya aku bisa juga lolos dari ciumannya." - Audrey Latisha

***

"Kabar baik, Saka," jawab Adriana dengan nada antusias yang terang saja itu semakin membuat Saka tersenyum lebar.

"Dia pacar kamu?" Kini giliran Adriana yang bertanya seraya melirik Audrey yang duduk di sampingnya.

"Bukan. Dia cuma sekretaris pribadiku. Kita ke sini buat cek keadaan resort ini aja," sahut Saka.

Audrey yang awalnya bersikap masa bodoh dengan obrolan dua orang di sekitarnya ini pun akhirnya semakin terdiam.

Ada sesuatu yang tiba-tiba membuat hatinya sakit saat laki-laki yang beberapa menit lalu mengatakan jika ia pacarnya sekarang justru mengatakan itu di depan perempuan lain.

Ini salah satu alasan Audrey masih enggan mengiyakan atau menolak ucapan Saka yang berkata jika Audrey miliknya. Saka tidak pernah menghargai Audrey di depan perempuan lain. Ia justru selalu bermesraan dengan perempuan lain di depan mata kepala Audrey sendiri. Bahkan terkesan enggan mempedulikannya.

"Oh. Kabar Rado gimana? Dia masih bekerja di kantor Papa-mu?" tanya Adriana lagi. Saka menganggukan kepalanya sebelum ia meralat ucapan Adriana tadi.

"Kantorku. Papa udah nyerahin jabatannya ke aku, Dri. Ah sekarang kamu pasti nyesel karena dulu lebih milih Rado daripada aku 'kan?" goda Saka. Bahkan ia tidak segan-segan mengedipkan sebelah matanya pada Adriana. Membuat gadis berambut pirang itu akhirnya tersipu malu.

Sedangkan Audrey sendiri kini berusaha fokus memainkan ponsel di genggaman tangannya walau sesekali pendengarannya harus ia tajamkan untuk menguping pembicaraan yang sedang dilakukan Saka dan gadis di sampingnya.

Rado? Gadis itu mengenal Rado juga? Dan apa tadi Saka bilang? Gadis itu menyesal karena dulu ia lebih memilih Rado dibandingkan Saka? Audrey tidak mengerti ini. Sebenarnya apa yang terjadi. Dan siapa gadis berambut pirang ini?

"Saka, aku mau balik ke villa." Audrey bangkit dari duduknya. Membenarkan kacamatanya yang sedikit merosot seraya menatap Saka.

Sebenarnya Audrey berharap jika Saka akan melarangnya untuk meninggalkan dia lebih dulu. Tapi harapan Audrey pupus saat Saka tersenyum ke arahnya dan menganggukan kepala.

"Silahkan, Drey."

Dengan perasaan kesal karena kecewa, Audrey meraih tas hitamnya, menghentakan kakinya kesal sebelum melenggang pergi meninggalkan Saka dan Adriana begitu saja.

"Kamu liburan ke Bali cuma sendirian?" Setelah menggidikan bahunya tak peduli dengan tingkah Audrey sebelum melenggang pergi, Saka kembali mengajak Adriana berbicara.

"Iya, Sak. Kalau aku liburan ke Bali, aku selalu nginap di resort-mu ini. Dan ya sepertinya hari ini adalah hari keberuntunganku, setelah sekian lama selalu nginap di sini gak pernah ketemu kamu, akhirnya hari ini ketemu," kekeh Adriana.

"Wah rupanya kamu sangat berharap untuk bertemu denganku. Kamu merindukanku, Dri?" goda Saka.

"Nggak Sak. Kayaknya aku salah ngomong. Percaya diri kamu kumat deh," kekeh Adriana.

Kemudian keduanya terkekeh bersama dan terhenti saat seorang waiter datang ke meja Saka. Meletakan makanan yang Saka dan Audrey pesan.

"Nanti makanan buat meja di sana, antar ke sini yah," ujar Saka seraya menunjuk meja yang semula ditempati oleh Adriana.

Waiter itu menganggukan kepalanya sebelum melenggang pergi dari meja Saka dan Adriana.

***

"Drey ...." Ini panggilan Saka yang kesekian puluh kali sejak ia masuk ke dalam villa.

Audrey yang sejak tadi ia panggil dan ketuk pintu kamarnya tidak menjawab panggilan Saka sama sekali. Saka jadi khawatir jika tadi Audrey bukan kembali ke villa, melainkan pergi ke tempat lain. Menikmati udara malam hari di pinggir pantai, misalnya.

"Drey, buka! Kalau kamu gak buka, aku dobrak yah? Kalau pintunya rusak, aku bilang ke Papa kalau kamu yang rusak," decak Saka.

Ia sudah akan mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu di depannya dan memang hampir melangkah kalau telinganya tidak mendengar suara kunci yang berputar dari dalam kamar.

"Apa?" tanya Audrey jutek.

Saka menghela napasnya sambil tersenyum selagi tangannya terulur untuk mengacak-acak puncak kepala Audrey.

Audrey yang merasa sedikit risih akhirnya menyingkirkan tangan Saka dari kepalanya, kembali mengulang pertanyaan yang sebelumnya ia lontarkan.

"Jutek banget pacar aku," gumam Saka.

Audrey memutar bola matanya malas. Sekarang Audrey sedikit muak mendengar kata itu dari mulut Saka. Apa katanya? Pacar? Audrey tidak ingin menjadi pacarnya!

Bukankah sudah ku beritahu jika Saka hanya ingin mempermainkanmu, Audrey?

Diam!

Saka mendekati Audrey, melingkarkan tangannya pada pundak Audrey. Menggiring gadis itu menuju ruang makan.

Audrey terdiam saat kakinya sampai di ruang makan dan mendapati beberapa makanan yang ia pesan di restoran tadi sekarang berada di atas meja makan.

"Makan malam dulu. Itu semua pesanan kamu di restoran tadi 'kan?"

"Aku udah gak lapar," dusta Audrey. Ia akan kembali berbalik masuk ke dalam kamar kalau saja Saka tidak mencekal pergelangan tangannya.

"Gak usah gitu deh. Ini bukan cerita yang ada di novel, di mana si tokoh cowok bakal ngejar-ngejar tokoh cewek yang lari. Sekarang duduk, dan abisin semuanya." Saka menitah Audrey untuk duduk di salah satu kursi, menyodorkan semua makanan yang ada di atas meja ke dekat Audrey.

"Habisin." Sekarang Saka terlihat melipat kedua tangannya di atas meja. Ia memperhatikan Audrey dengan ekspresi yang menggemaskan--menurut Audrey. Menanti Audrey memasukan suapan pertamanya ke dalam mulut.

"Gak usah ngeliatin gitu bisa gak?" decak Audrey sesaat sebelum ia memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

Bukannya melengos, Saka justru terkekeh.

"Kenapa sih? Grogi yah dilihatin sama orang ganteng kayak aku?"

Audrey menghela napasnya. Sekarang lebih baik ia diam daripada Saka makin berbicara ngelantur.

"Tadi kenapa kamu pergi sih? Cemburu lihat aku sama Adriana?" Seolah ingin terus mengajak Audrey mengobrol. Saka terus menerus berbicara, menanyakan ini dan itu.

"Nggak," jawab Audrey singkat, padat dan jelas.

"Kalau cemburu bilang aja, Drey. Tapi kalau kamu cemburu, seharusnya kamu gak pergi. Itu justru bikin aku berkesempatan buat selingkuh dari kamu."

"Selingkuh? Kita aja gak punya hub----" Audrey menghentikan ucapannya. Ia segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat menyadari Saka mulai mencondongkan kepalanya. Audrey rasa boss-nya itu sudah bersiap akan kembali mencium bibirnya.

"Shit ...," umpat Saka. Walau ia berbicara pelan, tapi Audrey masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

"Kenapa, Sak?" tanya Audrey berbasa-basi. Sejujurnya, Audrey sedang bersusah payah untuk tidak tertawa sekarang.

"Kamu pacar aku. Jangan pernah bilang lagi kalau kita gak punya hubungan!" Saka menekan kata demi kata yang ia ucapkan, kemudian bangkit dari duduknya meninggalkan Audrey begitu saja.

Audrey sendiri sudah terkekeh kecil saat mengingat Saka gagal menciumnya beberapa menit lalu. Tanpa mau peduli dengan melenggangnya Saka, ia lebih memilih untuk melanjutkan makan malamnya karena cacing-cacing di perutnya memang sudah berdemo sejak tadi.

---
Kali ini aku bawa info kalau aku open roleplayer MPBF lagi yeay!

Kali ini buat karakter Kei sama Aqila dulu yah. Buat yang selalu tanya "Kak, open RP MPBF gak?" "RP MPBF masih ada yang kosong gak?" dan ini waktunya!

Keinan Aletha Justine


Naqila Azdia Qeanu

Buat yang mau ngerp silahkan chat ke line aku. Idline; ashintys

Siapa cepat dia dapat yah. HAHAHA. Sewaktu-waktu aku bisa open rp lagi buat karakter yang lain😂

Oh iya grup OREOVANILA STORY ALWAYS OPEN MEMBER!!!

Silahkan chat ke salah satu adminnya:
1. mara12mara
2. zezeee. (pake titik)

Jangan salah. Kalau mau ngerp chat aku, kalau mau join grup chat salah satu admin😊

Instagram:
[at]ashintyas
[at]oreovanila.story
[at]drey.latishaa
[at]sakaa_justine

Serang, 29 November 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro