MPBF - 25

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Welcome desember. Ah gils udah mau 2018 aja dan hidupku masih gini-gini aja. Monoton. Nyedihin bet😂

Boleh minta vote sama komennya?

***

"Kenapa dia bandel sekali?" - Saka Aldino Justine

***

Tangan Saka meraba-raba saat ponselnya yang entah ia taruh di mana sejak tadi terus berbunyi. Ini bukan suara alarm, karena laki-laki itu paling anti menghidupkan alarm. Saka lebih suka mendengarkan teriakan Mama-nya di pagi hari saat membangunkannya dibandingkan dengan jam weker ataupun alarm di ponsel.

"Halo." Ia berhasil menemukan ponselnya dari atas nakas. Menggeser tombol berwarna hijau di layar ponselnya tanpa membuka matanya sama sekali.

Rasanya matanya masih terasa lengket dan enggan untuk di buka sekarang.

"Sakaaaaaaa." Teriakan seorang wanita yang memekikan telinga dari seberang sana berhasil membuat Saka terlonjak dari ranjang, bahkan ia hampir terjatuh, membuka matanya lebar-lebar.

Ingin memastikan jika tebakan suaranya benar, Saka menarik ponselnya dari telinga, menatap layar ponselnya yang menunjukan nama Papa.

"Kamu di mana sih? Tidur di apartement Audrey lagi?"

"Ih Mama ganggu Saka tidur aja sih. Ngapain juga pakai nomor Papa." Bukannya menjawab, Saka justru menyampaikan protesnya atas tingkah Mama-nya.

"Jam segini masih tidur? Ini udah jam 8 Sakaaaaaa!"

"Mama ish, gak usah teriak-teriak. Saka udah bangun, udah denger suara Mama."

"Jadi kamu di mana? Apartement Audrey di mana? Mama mau gerebek kalian. Mama nikahin kalian sekalian!"

Saka terkekeh. Membuat Xaxa yang mendengarkannya dari seberang sana merasa geram. Mungkin jika putranya itu berada di hadapannya sekarang, ia akan menjewer atau memukul Saka lagi.

"Saka di Bali sama Audrey. Saka gak mau pulang kalau Papa masih niat mau jodohin Saka," tutup Saka.

Tidak peduli bagaimana Mama-nya marah nanti, Saka mematikan sambungan teleponnya. Meletakan kembali ponselnya ke atas meja dan merebahkan tubuhnya lagi.

Baru akan menutup matanya lagi, ia harus mendengus sebal saat ponselnya kembali berbunyi. Tangannya ia gunakan untuk meraih ponselnya lagi, menaruhnya di atas telinga setelah menggeser tombol hijau dengan asal.

"Apalagi Ma? Saka udah bilang Saka gak mau pulang kalau Papa masih mau ngejodohin Saka."

"Saka." Nada suara yang lembut dari sana lagi-lagi membuat Saka terbelalak. Itu bukan suara Mama atau Papanya. Bukan juga suara adiknya, Keinan.

Saka kembali melakukan hal seperti tadi, meraih ponselnya dari atas telinga untuk melihat nama siapa yang terpampang di layar ponselnya.

"Adriana," desis Saka.

"Saka." Tak kunjung mendapat jawaban, gadis di seberang sana kembali memanggil nama Saka.

"Iya, Dri. Kenapa?" tanya Saka setelah kembali meletakan ponselnya di telinga.

"Kamu di mana? Kamu janji buat ajarin aku surfing 'kan?"

Saka mendesah seraya menepuk keningnya pelan saat ia menatap jam dinding dan ini sudah terlambat dari janji dia dengan Adriana semalam.

"Aku lupa. Kamu di mana?"

"Aku masih di kamar."

"Oke aku tunggu kamu di depan resort."

"Iya."

Saka memutus sambungan teleponnya, menyibak selimut dan memakai kaosnya yang semalam ia geletakan begitu saja di atas lantai. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Saka memang mulai memiliki kebiasaan tidur tanpa menggunakan baju. Ia lebih suka tidur dengan hanya memakai celana boxer.

***

Saka tersenyum tipis saat begitu keluar dari kamar, matanya mendapati Audrey sedang menikmati sebuah burger di ruang makan.

"Morning," sapa Audrey.

Tidak langsung menjawab, Saka justru meresponnya dengan sebuah godaan yang lagi-lagi selalu berhasil membuat Audrey tersipu karena malu.

"Berasa punya istri," kekeh Saka.

"Aku tadi ke restoran resort buat minta ini. Aku juga bawa burger buat kamu. Dimakan gih," ujar Audrey seraya menunjuk sebuah paper bag kecil di atas meja.

"Aku udah telat. Makannya nanti aja. Aku minta morning kiss aja," kekeh Sak lagi. Membuat Audrey reflek menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

"Kok ditutup sih? Masa aku gagal lagi kayak semalam."

Tidak mempedulikan dumelan Saka. Audrey justru malah bertanya, "Kamu mau ke mana?"

"Semalam janji mau ajarin Adriana surfing hari ini."

Entah sejak kapan, tapi yang jelas Audrey sudah mulai berusaha menerima kehadiran Saka di hatinya, di hidupnya. Dan, mengetahui laki-laki itu terburu-buru pergi untuk mengajari gadis lain surfing dibandingkan menikmati sarapan bersamanya, itu membuat hati Audrey sakit.

"Yaudah pergi gih, kasihan nanti Adriana kelamaan nunggu kamu," ujar Audrey seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kamu beneran gak mau kasih aku ciuman selamat pagi?"

Enggan menanggapi Saka, Audrey lebih memilih bangkit dari kursinya dan masuk ke dalam kamar. Membuat Saka berdecak sambil sesekali menggodanya.

"Ih kok masuk kamar? Kamu mau ngasih lebih dari sekedar ciuman yah, Drey?"

"Gak!" teriak Audrey seraya menutup pintu dengan cara membanting.

Saka sedikit terkejut, tapi kemudian ia terkekeh. Sedangkan Audrey sendiri sedikit berpikir kenapa Saka menjadi seperti ini? Kelakuan Saka sekarang membuat Audrey bingung.

Dulu, Audrey sangat takut dengan Saka. Saka sangat terlihat mengerikan untuknya, tapi sekarang kenapa sifat Saka berbanding terbalik dengan sifat saat awal mereka bertemu? Walau sifat otoriternya masih tetap sama.

"Yaudah aku pergi yah," pamit Saka.

***

Audrey sudah berdiri di tepi pantai dengan bikini dan topi baseball berwarna hitam di atas kepalanya.

Matanya menjelajah ke laut. Mencari sosok Saka yang katanya akan mengajari Adriana bermain surfing.

Audrey menemukannya! Gadis bernama Adriana itu sedang berada di atas papan surfing, bersama dengan Saka. Semakin membuat hati Audrey sakit saja.

Berusaha tidak peduli, Audrey mulai melangkah lagi, menikmati ombak yang menerpa kedua kakinya. Ini bukanlah weekend tapi pantai begitu ramai.

"Saka, itu sekretaris kamu 'kan?" Adriana yang baru saja terjatuh dari papan surfing dan tak sengaja melihat Audrey pun menepuk-nepuk pundak Saka, menyuruhnya ikut untuk melihat.

"Audrey," desis Saka.

Ada amarah yang bergejolak di hatinya saat mendapati gadisnya tengah bermain air dengan mengenakan bikini, terlebih sekarang Audrey terlihat sedang berbincang dengan salah seorang bule laki-laki.

"Sak, mau ke mana?" Panggil Adriana saat tiba-tiba Saka bergerak ke tepi tanpa berbicara lebih dulu dengannya.

Tapi tidak ingin ambil pusing, Adriana akhirnya memilih untuk mengikuti Saka yang akhirnya ia ketahui jika laki-laki itu akan menghampiri sekretarisnya.

"Excuse me," ujar Saka seraya menarik Audrey menjauh dari bule yang tengah berbincang dengannya.

Sedangkan Audrey sendiri tersenyum miring saat mengetahui Saka menariknya begitu saja. Ini sudah sangat Audrey perkirakan mengingat jika kemarin Saka melarangnya mengenakan bikini dan selalu melarangnya untuk dekat dengan laki-laki lain.

Tapi kemudian Audrey memutar bola matanya malas saat ia mendapati Adriana berdiri di balik tubuh Saka.

Gadis itu tersenyum manis ke arahnya yang justru membuat Audrey semakin muak melihatnya.

"Kenapa kamu pakai bikini? Aku udah larang kamu kan, Drey?" Saka menggoyahkan kedua bahu Audrey.

"Kenapa sih? Adriana boleh, aku gak boleh? Lagian kamu bukan siapa-siapa aku, bukan pa----" Saka meletakan jari telunjuknya di bibir Audrey, melarang gadis itu melanjutkan kata-katanya.

"Saka, ayo kita main surfing lagi," ajak Adriana. Saka menolehkan kepalanya, mengela napasnya. Kalau tidak ada Adriana di sini, mungkin Saka akan mencium bibir Audrey untuk menghentikan ucapannya yang tadi, sama seperti biasanya.

"Gak usah mulai deh, Drey. Kamu itu pacar aku. Punya aku," bisik Saka tepat di telinga Audrey.

"Udah deh sana, kasihan tuh Adriana nungguin kamu." Seolah enggan merespon Saka lagi, Audrey justru menyuruh Saka pergi dengan Adriana.

"Sekarang kamu pergi. Ganti bikininya, Drey."

"Males," respon Audrey cepat.

"Audrey!" sentak Saka. Membuat Audrey sedikit terkejut dan takut bersamaan. Nada bicara Saka sama seperti awal mereka bertemu. Sepertinya Saka ingin menunjukan jika ia sedang marah sekarang.

"Iya aku ganti. Nanti. Sekarang kamu temenin Adriana aja sana."

"Sekarang! Gak ada kata nanti."

Audrey menghela napasnya. Ia lagi yang mengalah? Kenapa seolah dirinya selalu salah jika berhadapan dengan Saka.

"Daddy sama Mommy juga gak pernah larang aku pake bikini, Sak," gumam Audrey.

"Yaudah sekarang aku yang larang kamu buat pake bikini. Sekarang ganti, Drey!"

"Iya. Iya."

Baik Audrey benar-benar mengalah. Ia berbalik menuju villa untuk mengganti bikininya sedangkan Saka sendiri kembali mengajak Adriana bermain surfing.

---
Buat yang mau join grup, tinggal chat line salah satu admin yah :)

Instagram:
[at]ashintyas
[at]sakaa_justine
[at]drey.latishaa
[at]kei_keinan
[at]naqila.azdia

Serang, 1 Desember 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro