MPBF - 34

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jangan lupa vote sama komennya yah! Aku butuh itu hihi🙈

***

"Baby Dino. Terdengar menggemaskan 'kan?" - Audrey Latisha

***

Kini Saka dan Audrey sedang duduk menikmati hembusan angin malam dari balkon kamar Keinan.

Setelah mereka selesai makan malam dan Audrey membantu asisten rumah tangga keluarga Karisma untuk mencuci piring-piring kotor bekas makan mereka. Audrey langsung beranjak masuk ke dalam kamar Kei.

Sebenarnya Xaxa sudah sangat melarang agar Audrey tidak usah mencuci piring, tapi Audrey cukup tahu diri jika ia di sini hanya menumpang tinggal sementara waktu sampai Tuan Saka Aldino Justine yang terhormat mengijinkannya untuk pulang ke apartement-nya, jadi setidaknya harus ada sesuatu yang Audrey kerjakan di rumah besar ini.

Dan setelah Saka menyogok Kei dengan dvd drama korea terbaru, barulah Kei keluar dari dalam kamarnya, membiarkan Audrey dan kakaknya itu mengobrol berdua di dalam kamarnya.

"Drey ...," panggil Saka.

Tangan laki-laki itu mengusap-usap punggung tangan Audrey saat mengetahui jika sejak tadi Audrey sendiri sibuk menggosokan kedua tangannya atau menyembunyikan kedua tangannya untuk mengurangi rasa dingin yang menjalar di tubuhnya.

"Kenapa, Sak?" tanya Audrey sedikit bergetar. Entah baru kali ini Audrey merasakan udara malam kota Jakarta sedingin ini. Atau mungkin ini efek beberapa jam lalu, tepatnya saat mereka sedang makan malam, hujan turun mengguyur kota Jakarta.

"Kita masuk aja yah. Udaranya dingin banget. Kamu baru sembuh, gak bagus kalau kena udara malam sedingin ini." Saka sudah bangkit dari duduknya, berniat menarik Audrey untuk masuk ke dalam kamar kalau saja gadis itu tidak kekeuh mempertahankan duduknya.

"Gak mau! Udaranya segar," tolak Audrey.

Saka menghela napasnya. Punggung tangan kanannya bergerak untuk menyentuh kening Audrey. Memastikan jika gadis itu tidak demam lagi karena udara dingin malam ini.

Baiklah sepertinya malam ini giliran Saka yang mengalah. Ia yang harus menuruti permintaan Audrey untuk tetap duduk di tempat ini. Tidak peduli dengan angin yang terus bersemilir memberikan sentuhan dingin pada kulit.

"Tunggu sini," ujar Saka.

Audrey hanya menganggukan kepalanya seraya melirik Saka yang masuk ke dalam. Kemudian tak lama laki-laki itu kembali dengan sebuah jaket pink yang saat itu ia sodorkan agar Audrey memakainya saat pertama kali Audrey akan datang ke rumah ini.

Audrey memang tahu jika Saka mengambilkan beberapa stel baju untuknya saat malam hari setelah sore harinya ia datang ke rumah ini. Tapi Audrey tidak pernah sadar jika Saka juga membawakan jaket ini untuknya.

"Pakai. Biar kamu sedikit hangat. Kayaknya kamu juga gak tahu kalau aku bawain jaket itu juga di tas yang waktu itu aku bawa buat tempat baju-baju kamu," ujar Saka seraya membantu Audrey untuk memakai jaketnya.

"Thankyou," ujar Audrey setelah jaket itu sudah terpasang di tubuhnya.

Saka kembali duduk di tempatnya, menganggukan kepalanya seraya tangannya bergerak untuk mengusap-usap puncak kepala Audrey sebelum kedua tangannya kembali mengusap-usap tangan Audrey.

"Aku mau ngomong sesuatu. Soal omongan Papa kemarin malam," ujar Saka kemudian.

Audrey terdiam. Ia kembali mengingat ucapan Karisma kemarin malam, soal ajakannya pada Saka untuk menemui anak gadis dari temannya yang lagi-lagi sekarang berhasil membuat hati Audrey kembali sesak.

Tanpa sadar, Audrey seolah menarik kedua tangannya dari genggaman Saka. Dan itu membuat Saka tahu jika sekarang Audrey seolah marah padanya.

"Dengarin aku dulu, Drey," ujar Saka. Kali ini kedua tangan Saka sudah menangkup wajah Audrey. Memaksa gadis itu untuk menatap wajahnya.

"Aku gak bohong soal perasaan yang kemarin aku bilang sama kamu. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Serius. Aku juga berusaha nolak kemauan Papa, Drey. Percaya sama aku," ujar Saka meyakinkan.

Audrey menelan saliva-nya dengan susah payah, menatap Saka sedekat ini. Merasakan hembusan napas Saka di wajahnya justru membuat Audrey menjadi gugup.

Sebenarnya Audrey juga belum bisa percaya sepenuhnya pada Saka, terlebih saat pikirannya ikut menolak dirinya untuk hanyut dalam bujuk rayu seorang Saka.

"Aku----" Ucapan Audrey terhenti saat telunjuk tangan Saka bergerak di depan bibirnya, melarang Audrey untuk melanjutkan perkataannya.

"Stop, Drey! Aku gak mau dengar ucapan kamu. Kamu harus percaya sama aku. Okay? Lusa, pas makan malam aku bakal ketemu sama temen Papa dan Mama, mungkin anak mereka juga datang. Kita mau makan malam bersama, dan aku mau ajak kamu ke sana. Biar mereka tahu kalau aku udah punya pilihan sendiri, aku menolak perjodohan antara aku dan anak mereka," ujar Saka. Saka semakin mengencangkan genggaman tangannya pada tangan Audrey. Berusaha meyakinkan Audrey.

Bukannya mengangguk. Audrey justru menggelengkan kepalanya. Gadis itu benar-benar tidak habis pikir dengan rencana Saka. Apa yang nanti kedua orangtua Saka pikirkan jika tiba-tiba tanpa mereka undang, Audrey datang bersama Saka.

Kepala Audrey sudah membayangkan bagaimana lusa malam Karisma akan memarahinya habis-habisan karena ia dianggap sudah merusak pertemuan antara dua calon keluarga.

"Aku gak bisa, Sak. Tolong, aku gak mau orangtua kamu benci sama aku karena aku datang ke sana sama kamu lusa," desis Audrey pelan.

"Astaga Drey. Apa yang kamu pikirin? Benci? Orangtua aku bukan tipe orang yang begitu, Drey, percaya sama aku. Dan oh ya, kamu pengen pulang ke apartement 'kan?" Audrey yang sudah memalingkan wajahnya dari Saka kembali menoleh ke arah laki-laki itu dengan mata berbinar.

"Iya. Please ijinin aku pulang ke apartement, Baby Dino," ujar Audrey.

Saka sedikit membolakan matanya saat mendengar ucapan Audrey. Apa yang gadis itu katakan? Baby Dino? Astaga! Memalukan ... tapi itu juga sedikit terdengar imut 'kan?

Audrey menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Gadis itu merutuki dirinya sendiri saat panggilan buat Saka itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

Panggilan Baby Dino itu terlintas begitu saja di kepala Audrey saat Saka belakangan ini selalu bersikap manis dengannya, seperti seorang baby yang membuat Audrey gemas. Dan sepertinya nama baby lebih terdengar menggemaskan bila disandingkan dengan nama Dino dibandingkan dengan nama Saka. Baby Saka, itu terdengar menjijikan 'kan?

Lagipula terkadang Saka masih memberikan aura yang sedikit menyeramkan untuk Audrey. Sama sensasi seramnya seperti saat Audrey tengah menonton film berbau dinosaurus ataupun masuk ke sebuah wahana berbau dinosaurus. Audrey juga pernah bilang kan kalau ruang kerja Saka lebih pantas disebut sebuah kandang dinosaurus? Menyeramkan. Bukan suasana ruangannya yang menyeramkan. Tapi aura Saka lah yang membuat ruangan itu menjadi menyeramkan.

"Apa tadi aku gak salah dengar, Drey? Kamu panggil aku, Baby Dino?"

"Udah lupain. Jadi gimana? Kamu udah ijinin aku buat pulang ke apartement 'kan?" Audrey merubah topik pembicaraan.

"Aku suka sama panggilan itu. Baby Dino. Tidak buruk," kekeh Saka seraya mencubit kedua pipi Audrey gemas.

Audrey hanya tersenyum tipis kemudian sedikit mengerucutkan bibirnya saat cubitan Saka meninggalkan rasa perih di kedua pipinya.

"Besok siang aku antar kamu pulang," ujar Saka.

Kemudian tanpa berbasa-basi, Saka mengecup bibir Audrey. Melihat bibir Audrey mengerucut seperti itu, seolah melihat Audrey tengah menggodanya. Sedangkan Audrey tersentak, kenapa ia sama sekali tidak menyadari gerak-gerik Saka yang akan menciumnya?

Lagi-lagi Audrey harus pasrah saat bibir Saka terus bermain di atas bibirnya. Menikmati lembutnya bibir Saka di bibirnya.

"Astagfirullah, Kak Saka."

---
Njir kepergok Kei😭

Instagram:
[at]ashintyas
[at]sakaa_justine
[at]drey.latishaa
[at]kei_keinan
[at]naqila.azdia

Serang, 12 Desember 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro