MPBF - 35

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Makasih buat komen-komen di part sebelumnya. I love you!😘

***

"Astaga." - Audrey Latisha

***

"Shit ...," desis Saka setelah ia terpaksa harus mengakhiri permainan-nya pada bibir Audrey.

Dengkul Audrey melemas, seolah seluruh tulangnya hilang begitu saja. Audrey tidak berani menolehkan kepalanya ke belakang di mana Kei berdiri di sana. Ia terlalu malu untuk melihat Kei.

Bagaimana bisa anak berusia 17 tahun melihat adegan yang dilakukan oleh dirinya dan Saka beberapa saat lalu.

"Gak perlu khawatir," gumam Saka. Ia bangkit dari posisinya jongkoknya. Mengusap-usap tangan Audrey sebelum ia beranjak mendekati adiknya.

"Kei tadi udah ketuk pintu kamar Kei. Lagian Kei masuk cuma buat ambil charger laptop kok. Di kamar Mama, charger-nya lagi dipakai sama Papa," ujar Kei membela diri saat ia melihat kakaknya berjalan mendekatinya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

"Kenapa gak ambil charger di kamar Kak Saka?" tanya Saka penuh selidik. Pasalnya Saka curiga jika Kei memang berniat masuk ke dalam kamarnya untuk mengganggu dirinya dan Audrey.

"Gak berani. Kak Saka kan suka ngomel kalau aku masuk sembarangan ke kamar Kak Saka. Apalagi pegang-pegang barang Kak Saka."

"Hm."

Iya memang benar. Saka memang kerap kali mengomeli Kei jika adik satu-satunya itu memasuki kamarnya sembarangan, masuk tanpa mengetuk pintu atau masuk saat Saka tidak ada di rumah misalnya. Dan Saka juga sangat tidak suka jika Kei meminjam barangnya tanpa ijin, pelit memang.

Kali ini Saka tidak bisa memarahi Kei karena alasan yang Kei berikan adalah sebuah kebenaran, bukan alibi untuk mengganggu waktunya bersama Audrey. Ini salahnya yang tidak mengunci pintu kamar Kei atau justru salahnya karena melakukan ciuman di sembarang tempat?

Saka mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan dari dalam dompetnya yang selalu ia bawa ke mana-mana, menyerahkannya pada Kei.

"Uang tutup mulut. Jangan bilang apa yang kamu lihat tadi sama Mama ataupun Papa. Mereka nanti bisa gak suka sama Kak Audrey dan ngelarang Kak Saka buat deket sama Kak Audrey. Bukannya kamu suka kalau Kak Saka sama Kak Audrey?" ujar Saka seraya menyodorkan selembar uangnya pada Kei.

Gadis kecil itu terdiam sejenak. Menatap Audrey yang masih enggan menoleh ke arahnya sama sekali. Kemudian Kei tersenyum tipis seraya meraih uang yang Saka sodorkan.

"Siap! Kei gak akan lapor sama Mama dan Papa," ujar Kei. Ia bertingkah seolah menutup mulutnya dengan gerakan kedua jari telunjuk dan jempolnya yang bergerak dari kiri ke arah kanan.

"Kei bukan kunci gembok mulutnya." Kemudian gadis itu bertingkah seolah melempar sesuatu yang ada pada tangannya ke sembarang tempat. Membuat Saka tersenyum lebar melihat tingkah adiknya. Terkadang saat Kei bersikap seperti ini, adiknya itu terlihat begitu manis. Tidak menyebalkan seperti biasanya.

"Rahasia Kak Saka sama Kak Audrey aman," gumam Kei lagi seraya tersenyum tipis.

"Good!" ujar Saka seraya mengusap puncak kepala Kei.

Kemudian Kei mulai melangkah menuju meja belajarnya, melakukan niat awalnya masuk ke dalam kamar untuk mengambil charger laptopnya yang ia taruh di laci meja belajarnya.

Setelah Kei benar-benar keluar dan menutup kembali pintu kamarnya, Saka kembali beranjak mendekati Audrey dengan senyum mengembang, sedangkan Audrey sendiri sejak tadi sudah duduk dengan gelisah sambil menggigiti bibir bawahnya. Ia khawatir jika Kei akan melaporkan apa yang dilihatnya tadi kepada Xaxa dan Karisma.

"Aman, gak usah khawatir lagi," gumam Saka.

"Apa jaminannya? Please Sak, lain kali tahu tempat," desis Audrey.

"Kei suka lihat aku sama kamu. Dia juga sayang sama kamu kayak dia sayang ke aku. Jadi dia gak akan ngelaporin apa yang dia lihat tadi kalau resikonya aku dan dia kehilangan kamu. Percaya sama aku, Drey," ujar Saka.

Audrey menghela napasnya. Kemudian ia bangkit dari duduknya. Pikirannya tetap masih tidak karuan sekarang, meski Saka sudah berbicara seperti itu, itu tidak berhasil membuat Audrey tenang.

"Aku ngantuk, mau tidur," gumam Audrey seraya masuk ke dalam. Setelahnya gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di salah satu sisi ranjang Kei. Memejamkan matanya, membuat Saka tersenyum tipis melihatnya.

"Oke. Good night," gumam Saka. Ia pun akhirnya melangkah keluar, membiarkan Audrey beristirahat. Walau Saka juga yakin jika Audrey tidak akan benar-benar tertidur, gadis itu butuh waktu untuk menenangkan diri atas kejadian beberapa saat lalu.


***

"Silahkan masuk Tuan Putri," ujar Saka mempersilahkan Audrey masuk ke dalam mobilnya.

Sesuai niat Saka dua hari lalu, di mana malam ini adalah malam pertemuan antara dirinya dengan teman Mama dan Papanya atau mungkin sekaligus dengan gadis yang akan dijodohkan dengannya juga? Saka belum tahu pasti, gadis itu akan ikut datang atau tidak.

Tapi, masa bodoh, yang penting Saka harus memperkenalkan Audrey kepada mereka. Agar mereka paham kalau Audrey lah yang menjadi pilihannya.

Awalnya setelah Saka mengantarnya pulang ke apartement, Audrey sudah berniat untuk kabur agar tidak pergi malam ini. Dan dia akan benar-benar melancarkan aksinya kalau saja Saka tidak mengancam untuk mengacak-acak tiap sudut kota Jakarta untuk mencari keberadaannya. Saka melakukan hal seperti itu, bukan sesuatu yang mustahil kan? Mengingat jika Perusahaan Karisma Enterprise adalah perusahaan yang berkembang dengan pesat nomor 1 di Indonesia saat ini. Ia punya banyak uang untuk memerintah orang mencari dirinya.

"Hai Kak Audrey," sapa Kei yang duduk di kursi belakang.

Audrey sedikit terkejut menyadari Kei yang berada di sana. Kenapa Saka tidak bilang dengannya sebelumnya jika Kei juga berada di dalam mobil? Astaga demi apapun, Audrey masih merasa begitu malu pada Kei atas insiden kepergok dua hari lalu itu.

"Pas aku nyuruh Mama sama Papa buat pergi duluan karena aku harus jemput kamu dulu, Papa merintahin Kei buat jagain aku. Dia khawatir kalau aku bakal kabur," jelas Saka seraya mulai menginjak gas mobilnya, seolah mengerti dengan maksud tatapan yang Audrey berikan padanya.

"Iya. Itu bener, Kak," ujar Kei menyetujui ucapan Saka.

Audrey hanya menganggukan kepalanya mengerti seraya tersenyum tipis sambil menatap Kei melalu kaca spion dalam mobil.

Selama beberapa saat tidak ada percakapan di antara mereka bertiga, hingga akhirnya Kei kembali membuka topik pembicaraan mengenai kejadian sebelum dirinya dan Saka pergi ke apartement Audrey.

"Kak Saka, yang tadi datang ke rumah pas kita mau pergi itu, Kak Adriana bukan sih?"

Demi apapun Kei tidak berniat untuk membuat hati Audrey sesak saat mengetahui seorang Adriana datang ke rumah mereka untuk menemui Saka. Kei hanya melontarkan sebuah pertanyaan yang sejak tadi mengganjal di pikirannya dan baru saat ini ia bisa melontarkan pertanyaan itu. Pasalnya Kei sendiri sudah begitu lama tidak bertemu dengan Adriana, sehingga ia harus memastikannya dengan pertanyaan itu.

"Iya," sahut Saka.

Saka melirik ke arah Audrey, ia bisa melihat perubahan raut wajah Audrey saat awal masuk mobil dan setelah Kei menyebut nama Adriana. Tangan kiri Saka akhirnya bergerak menyentuh tangan Audrey, mengusap-usapnya lembut seolah berusaha meredamkan--mungkin--kekesalan Audrey.

Sebelum Saka dan Kei pergi menuju apartement Audrey, mereka memang sempat bertemu Adriana. Gadis itu datang ke rumah mereka, tapi tidak lama, karena Saka sendiri sudah begitu terburu-buru untuk menjemput Audrey, di samping Papa-nya juga terus menerus menelponnya.

Saka menghembuskan napasnya saat mobilnya berhasil terparkir di depan sebuah restoran berdesain klasik yang membuat restoran ini terlihat begitu mewah. Kemudian mereka semua serempak turun dari mobil.

Sepanjang kakinya melangkah masuk ke dalam restoran, mengikuti langkah Kei yang sudah berjalan lebih dulu, tangan Saka masih terus menggandeng tangan Audrey. Dia seolah ingin segera menunjukan pada teman Papa-nya itu kalau dia sudah memiliki kekasih.

Begitu sekitar 1 meter lagi sampai di meja nomor 14 di mana Karisma dan yang lainnya brrada, Audrey sedikit terkejut saat ia berhasil melihat sepasang suami-istri yang tengah duduk berhadapan dengan Karisma dan Xaxa. Pria itu yang tanpa sengaja melihat Audrey datang bersama Saka pun ikut terkejut bukan main.

"Audrey."

"Om," gumam Audrey.

---
HAHAHAHA. Penasaran? Harus sabar nunggu next partnya besok yah😘

Instagram:
[at]ashintyas
[at]sakaa_justine
[at]drey.latishaa
[at]kei_keinan
[at]naqila.azdia


Serang, 13 Desember 2017


Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro