MPBF - 47

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Happy new year! *udahlewatwoy!* *bodoamat* 😆

Btw aku lagi cari rp buat Leon. Buat yang berminat bisa pm aku atau langsung chat ke idline: ashintys

Siapa cepat dia dapat😁

***

"Udey sayang Baby Dino." - Audrey Latisha Alexander

***

"Kau mengantuk, Qila?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Leon saat kesekian kalinya ia melihat Aqila yang duduk di hadapannya menutup mulutnya karena menguap.

Setelah obrolan Saka dan Aqila beberapa hari lalu soal berkenalan dengan Leon, akhirnya hari ini mereka--Aqila dan Leon, sepakat untuk bertemu hari ini.

Dan sekarang mereka sedang berada di salah satu cafe kepunyaan Saka. Tempat Aluna bekerja. Tapi sepertinya hari ini gadis berusia 19 tahun itu mendapat giliran libur, karena sejak tadi tidak terlihat.

Sedangkan Saka dan Audrey yang membawa mereka bertemu berpamitan untuk keliling mall--membiarkan Leon dan Aqila berdua saja.

"Sedikit," sahut Aqila sambil tersenyum kikuk.

Gadis berusia 25 tahun itu bahkan terlihat menggosok-gosokan leher bagian belakangnya karena merasa tidak enak dengan pertanyaan Leon.

Tapi bagaimana Aqila tidak mengantuk, semua topik pembicaraan yang Leon sodorkan sangat begitu membosankan. Sepertinya setelah ini Aqila tidak ingin lagi bertemu dengan Leon. Leon bukan tipenya.

"Kalau kau mengantuk, aku akan mengantarmu pulang sekarang," tawar Leon.

Lagi-lagi Aqila hanya tersenyum kikuk sambil menggelengkan kepalanya. Ini baru pukul 9 malam, belum terlalu malam, jadi rasanya Aqila tidak harus pulang sekarang.

"Ah tidak. Aku masih belum ingin pulang. Kau ceritakan lagi saja tentang hidupmu, aku ingin mendengarnya," ujar Aqila.

"Hidupku membosankan. Kau tahu, aku memiliki Audrey, kembaranku. Tapi, aku selalu kesepian karena dia yang tinggal di Indonesia bersama Oma dan Opaku," ujar Leon.

Ah Aqila mendesah, topik apaan itu? Apa begini kah cara laki-laki Paris mendekati seorang gadis? Menceritakan kehidupannya yang tidak penting untuk gadisnya?

Tapi bukankah Aqila yang meminta Leon untuk menceritakan kisah hidupnya? Aqila menjadi serba salah sekarang.

"Kau pernah ke Paris, Aqila?"

Pertanyaan Leon berhasil membuat Aqila keluar dari pemikirannya sendiri, gadis itu tersenyum tipis ke arah Leon seraya menggelengkan kepalanya samar.

"Aku sudah beberapa kali pergi ke negara lain tapi aku memang belum pernah menginjakan kaki ke negara Prancis," jawab Aqila.

Leon terkekeh sambil menyeletuk yang membuat Aqila membolakan matanya tak percaya.

"Kalau begitu saat honeymoon nanti, aku akan mengajakmu ke Paris," kekeh Leon.

"Apa maksud kau?" tanya Aqila tak habis pikir.

"Kau dan aku akan pergi honeymoon ke negaraku tercinta," sahut Leon dengan santainya.

"Memangnya siapa yang akan menikah denganmu? Aku?"

"Tentu saja. Aku dan kau akan menikah, Aqila."

Aqila sudah bersiap akan bangkit dari kursinya untuk meninggalkan Leon karena pembicaraannya yang sudah di luar batas. Membuat Aqila sangat tidak nyaman. Tapi laki-laki itu segera menahan Aqila untuk tetap duduk di kursinya.

"Tenang saja Aqila, aku hanya bercanda. Kau terlalu serius sejak tadi, aku ingin melihat senyummu," ujar Leon.

Aqila memutar bola matanya malas. Garing. Bercanda katanya? Candaan macam apa itu? Cara bercanda bahkan topiknya justru ingin membuat Aqila menampar wajahnya.

"Tapi itu tidak lucu, Leon."

"Baiklah. Tapi lain waktu aku akan membuat semua itu menjadi lucu karena benar-benar terjadi."

"Leon," decak Aqila.

"Baiklah aku bercanda lagi."

***

"Nggak usah dekat-dekat sama calon tunangan gue." Saka menubruk tubuh seorang laki-laki yang tengah berbincang dengan Audrey.

Laki-laki yang tidak Saka bahkan Audrey ketahui namanya terlihat menatap Saka dengan tatapan tidak suka.

"Kamu ngapain sih ngobrol sama dia," desis Saka seraya menyerahkan salah satu gelas minuman yang baru saja ia beli pada Audrey.

"Apa lo masih ngeliatin gue? Suka lo sama pacar gue?" Saka kembali menatap laki-laki tadi yang masih berdiri tidak jauh dari Audrey.

Seolah Saka sudah bersiap-siap akan mengibarkan bendera perang sekarang juga. Dan langsung akan siap siaga jika laki-laki itu juga akan melakukan hal yang sama--mengibarkan bendera perang padanya.

"Aneh," gumam laki-laki tadi yang akhirnya lebih memilih beranjak meninggalkan Audrey dan Saka.

"Sorry," gumam Audrey pada laki-laki itu.

Tapi ucapan maaf yang Audrey lontarkan justru membuat Saka kini menatapnya tajam.

"Kenapa harus minta maaf sama laki-laki kayak dia. Kamu nggak salah," ujar Saka.

Kini tangannya mulai bergerak merengkuh pinggang Audrey, mengajak Audrey kembali melangkah.

"Aku minta maaf buat kelakuan kamu, Baby Dino."

"Aku nggak salah. Dia yang salah karena udah berani ngajak kamu ngobrol."

Audrey membenarkan kacamata berframe hitam yang bertengger di hidungnya kemudian menatap Saka seraya mengerutkan keningnya.

"Aku cuma ngobrol doang sambil nungguin kamu antri beli minum. Dia juga lagi nunggu antrian," jelas Audrey.

Audrey pikir pacar sekaligus boss-nya ini sudah menghilangkan sikap posesifnya tapi ternyata tetap saja.

Padahal apa yang perlu Saka khawatirkan? Mereka akan segera bertunangan, dan hati Audrey sudah milik Saka sepenuhnya.

Bukankah Audrey yang seharusnya khawatir pada Saka? Mengingat jika laki-laki itu memiliki banyak perempuan. Terlebih Adriana yang masih begitu berusaha mendekati Saka, lagi.

"Tapi tetap aja aku nggak suka lihat kamu ngobrol kayak tadi sama laki-laki lain. Kamu tahu nggak sih? Kalian tadi itu kelihatan kayak pasangan kekasih," decak Saka.

Audrey terkekeh. Lucu. Ini menurut Audrey, Saka yang memang berlebihan. Bagaimana bisa ia mengatakan itu. Hanya mengobrol terlihat seperti pasangan kekasih?

Tangan Audrey yang tidak memegang cup minuman terulur untuk mencubit pipi Saka gemas.

"Udah ah, nggak usah ngomel. Aku tadi cuma ngobrol sama dia. Bahkan aku aja nggak tahu nama dia. Jadi kamu nggak usah cemburu gitu. Hati Udey cuma buat Baby Dino."

Ucapan Audrey berhasil membuat mood Saka membaik. Kini laki-laki itu tersenyum lebar sekarang. Bahkan laki-laki itu sempat mengecup pipi Audrey.

"Sekarang kita ke mana? Udey mau beli apa? Atau kita main timezone aja yuk? Capit boneka. Aku mau kasih kamu boneka baby dino. Nepatin janji," kekeh Saka.

Audrey tersenyum seraya menganggukan kepala. Kemudian keduanya melangkah beriringan menuju timezone.

Setelah Saka mengisi saldo kartunya, tujuan keduanya adalah menuju tempat permainan capit boneka. Saka akan berusaha mendapatkan boneka dinosaurus yang berada di dalam sana.

Pasangan itu sesekali terlihat terkekeh dan bersorak heboh saat Saka akan berhasil meraih bonekanya tapi ternyata kembali terjatuh begitu saja.

Mendapatkan boneka dari permainan ini memang tidak mudah. Tapi Saka akan berusaha sampai mendapatkan boneka dinosaurus yang Audrey inginkan. Itu hanya boneka yang Audrey minta, jangankan boneka, kalaupun nanti Audrey memintanya untuk memberikan seluruh hartanya pun pasti akan Saka berikan untuk Audrey. Asalkan Karisma mengijinkannya. Ahahaha.

---
Berapa lama gak next yah? Ahaha dua hari doang kan wkwk😆

Thankiss yang selalu menunggu!😘 Btw satu atau dua part lagi konflik utama yah. Tapi jangan berekspetasi kalau konfliknya bakal terlalu WAH🙈

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia
(at)auleon_lucax

Serang, 2 Januari 2018

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro