MPBF - 51

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jangan lupa vote sama komennya yah. Happy reading!😁

***

"Goodbye, Saka." - Audrey Latisha Alexander.

***

Begitu turun dari ojek online yang mengantarnya dari kantor menuju rumah, Audrey langsung melepas high heels nya dengan cepat.

Dengan napas memburu, gadis itu masuk ke dalam rumahnya yang kebetulan pintu utamanya pun tengah terbuka dengan lebar.

Langkah kakinya terhenti saat mendapati kedua orangtuanya beserta Leon tengah duduk di ruang tamu. Audrey sempat terdiam sejenak, memperhatikan raut wajah kedua orangtuanya sebelum akhirnya ia berhambur untuk memeluk tubuh Dita--Mommynya, dengan erat.

"Mom ...," lirih Audrey.

Louis yang mendengar suara parau milik putrinya pun hanya bisa menghela napas kasar. Sedangkan Dita, tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengusap-usap punggung Audrey, menenangkan tangisan anak bungsunya.

"Daddy baru saja menelpon Karisma. Dan Karisma akan segera menanyakan kebenaran berita itu pada Saka," ujar Louis.

"Mom, Audrey nggak mau tunangan sama Saka, please ... bawa Audrey pergi ke Paris sekarang, Mom, Dad."

Dengan kedua matanya yang mulai memerah, Audrey menatap kedua orangtuanya secara bergantian, berharap jika mereka akan mengabulkan keinginannya itu.

"Jangan buru-buru, Audrey. Kita tunggu klarifikasi dari Saka dulu," ujar Dita selagi tangannya mengusap-usap rambut panjang Audrey.

"Tisha ... kenapa kau justru memeluk Mommy bukan memelukku? Bukankah aku sudah bilang di chat tadi kalau aku menunggumu memelukku di rumah?" kekeh Leon.

Mendengar kekehan Leon, Audrey reflek menatap kembarannya itu dengan tajam.

Dasar sinting ... hanya itu yang berada di pikiran Audrey sekarang. Kenapa kembarannya begitu menyebalkan? Bahkan di saat seperti ini saja, Leon masih menertawakannya.

"Kau menyebalkan. Lebih baik kau mati, Leon!"

Demi apapun Audrey tidak benar-benar sampai hati mengatakan itu. Saat ini emosinya benar-benar memuncak karena berita yang beberapa menit lalu ia baca melalui komputer kantor, tapi sekarang Leon justru seolah menertawakan hidupnya.

Saat ini hanya kata-kata itu yang berada di pikiran Audrey.

"Audrey ...," tegur Louis.

Iya. Audrey tahu, memang pasti akan mendapat sebuah teguran dari Mommy atau Daddy nya saat ia ataupun Leon mengatakan hal-hal tak pantas atau hanya sekedar mengejek, karena kedua orangtuanya itu menginginkan jika Leon dan dirinya selalu akur.

Tetapi siapa yang bisa bersikap sabar saat menghadapi laki-laki menyebalkan seperti Leon?

Audrey mendesah frustasi. Ia bangkit dari posisinya, mengacak-acak rambutnya sambil sedikit mendesis sebelum akhirnya beranjak menuju kamarnya.

"Audrey mau tiket ke Paris untuk beberapa jam lagi. Mommy sama Daddy mau di sini silahkan. Audrey udah nggak mau tinggal di sini, apalagi harus ketemu setan kayak Saka," ujar Audrey penuh penekanan sebelum ia membanting pintu kamarnya dengan keras.

Lagi-lagi Louis menghela napasnya kasar seraya tangannya terlihat bergerak untuk memijat keningnya selagi matanya melakukan aksi saling tatap dengan Dita--istrinya.

"Gadis itu begitu keras kepala sepertimu 'kan?" Hanya pertanyaan itu yang berhasil terlontar dari mulut Dita.

"Iya baiklah. Pesankan tiket pesawat untuknya. Leon, kau ikut Audrey ke Paris. Jaga dia baik-baik. Di saat seperti ini, kau tidak pantas untuk menggodanya," ujar Louis pada akhirnya.

"Daddy dan Mommy akan tetap di sini untuk beberapa waktu. Karena kita tidak bisa ikut pergi begitu saja saat keadaannya sedang seperti ini," lanjut Louis.

Dita terlihat menganggukan kepalanya menyetujui ucapan suaminya, kemudian beberapa saat setelahnya ia mulai sibuk dengan ponselnya, memesankan tiket pesawat penerbangan menuju Prancis untuk Audrey dan Leon.

***

Saka mendesah kesal saat sejak tadi ponselnya terus berdering menampilkan nama Papa ataupun Mama-nya.

Di saat ia sedang sibuk mencari Audrey yang tiba-tiba menghilang dari kantor, kedua orangtuanya justru semakin membuatnya repot karena terus-menerus membuat ponselnya berdering.

Akhirnya dengan sangat terpaksa, ia menepikan mobilnya untuk menerima panggilan masuk di ponselnya.

"Halo," sapa Saka mengawali pembicaraan.

Sepersekian detiknya, ia terlihat menjauhkan ponselnya dari telinganya saat di seberang sana Xaxa berbicara begitu kuat hingga membuat telinga Saka sedikit berdengung.

"Astagfirullah si Mama," gumam Saka sebelum ia kembali mendekatkan ponselnya pada telinganya.

"Jawab Mama, Saka," tuntut Xaxa di seberang sana.

"Saka tadi nggak dengar Mama ngomong apa," sahut Saka dengan enteng.

Kemudian kembali terdengar ocehan dari Mamanya sebelum akhirnya Saka merasa jika ponsel milik Papa-nya itu sudah berpindah tangan ke Papa-nya.

"Berita yang ada di internet itu benar, Sak?" tanya Karisma.

"Hah? Berita apa sih, Pa?"

Terdengar helaan napas dari seberang sana, semakin membuat Saka mengerutkan keningnya menanti jawaban dari sang Papa.

"Cek website www.socialite-media.com. Tadi Louis marah-marah sama Papa. Mereka nuntut penjelasan soal berita itu. Louis juga bilang kalau dia bakal ngebatalin pertunangan kamu sama Audrey kalau berita itu benar adanya," jelas Karisma.

Penjelasan dari Papanya justru semakin membuat Saka terlihat bingung.

Berita? Berita apa? Kenapa sampai membuat Papanya Audrey akan membatalkan pertunangannya dengan Audrey?

"Kalau berita itu memang benar. Papa sama Mama benar-benar kecewa sama kamu, Saka," tambah Karisma sebelum ia memutuskan sambungan teleponnya.

Karena rasa penasaran yang begitu besar akan semua maksud yang diucapkan Papanya, Saka seolah lupa dengan tujuan awalnya untuk mencari Audrey, tangannya bergerak untuk membuka alamat website yang diperintahkan oleh Karisma melalui ponselnya.

Lagi. Sama seperti Audrey, Saka juga sangat tahu jika Socialite Media adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media informasi yang paling tersohor di Indonesia. Karena berpuluh-puluh atau bahkan ratusan kali Saka sering melihat berita tentang Papanya di situ. Ia juga sesekali turut masuk ke dalam list berita yang diterbitkan.

Kedua bola mata Saka membola dengan sempurna saat ia mendapati berita teratas tentang dirinya pada website tersebut.

Yang semakin membuat Saka menggeram kesal adalah judul artikel yang sangat tidak begitu manusiawi.

Saka Aldino Justine penerus perusahaan Karisma Enterprise ketahuan tidur bersama gadis lain menjelang pertunangannya dengan Audrey Latisha Alexander, putri dari pengusaha asal Paris, Louis Alexander?

Di dalam artikel itu juga terdapat beberapa foto yang seolah menjadi bukti penguatan jika berita itu benar-benar adanya.

Sekarang Saka mengerti mengapa tadu Audrey meninggalkannya begitu saja, pasti karena gadisnya itu sudah membaca berita ini.

"Sialan ...," decak Saka seraya tangannya memukul dan meremas stir mobilnya.

Tapi persetan dengan mencari tahu siapa yang membuat berita ini, Saka justru lebih berniat untuk menemui Audrey lebih dulu. Menjelaskan semuanya terlebih dulu.

Saat Saka sudah bersiap akan menstaterkan mobilnya lagi, ponselnya kembali berbunyi, menampilkan nama Papa-nya di layarnya yang menyala.

Buru-buru ia menggeser bulatan berwarna hijau itu di layarnya.

"Kenapa, Pa?"

"Udah baca beritanya, Sak? Kamu di mana? Pulang sekarang!"

Rupanya bukan Papanya yang berbicara, melainkan Mamanya. Dan setelah mengucapkan kata yang justru terdengar seperti sebuah perintah itu, Xaxa langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Mama ...," desis Saka seraya mengusap-usap dadanya.

Ia meletakan ponselnya ke atas dashboard mobilnya sebelum akhirnya menstaterkan mobilnya untuk berbalik arah pulang menuju rumahnya.

---
Karena keadaan wattpad yang lagi error, jadi aku mengurungkan niat aku buat memprivate part ini😂

Rasanya kayak repot aja gitu pas wattpad lagi begini terus diprivate. Kasihan kaliannya nanti ngeluh begini-begitu tapi gak aku bales karena notifnya gak masuk dan cek di work ternyata 0 komen karena error😂

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia
(at)auleon_lucax

Serang, 13 Januari 2018

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro