MPBF - 50

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ketika aku jadi males ngetik gara-gara keasyikan main game ... siap, maapyeh😂

Btw part ini nggak jadi diprivate. Jangan lupa vote komennya! Happy reading😊

***

"Brengsek!" - Audrey Latisha Alexander

***

"Kenapa diam aja? Kenapa lihatin akunya gitu banget?" Saka menyodorkan-nyodorkan sebuah kerupuk yang berada di atas piring nasi uduknya ke wajah Audrey.

Laki-laki itu melakukan itu karena pasalnya sejak mereka duduk di kantin kantor, Audrey hanya terus-menerus memperhatikan dirinya tanpa berbicara sedikit pun.

"Aku tahu aku ganteng, tapi ngeliatinnya nggak usah kayak gitu banget deh," ujar Saka penuh percaya diri setelah ia sedikit menyeruput teh manis hangat miliknya.

Mendengar ucapan Saka itu, Audrey yang sudah mulai menyeruput es susu coklatnya pun hampir tersedak. Yang benar saja, memuji diri sendiri seperti itu. Astaga.

"Hati-hati, Udey. Sampai segitunya banget setuju kalau aku ganteng sampai kamu keselek kan," kekeh Saka.

Ohmygod ... senyuman Saka selalu berhasil membuat cara kerja jantung Audrey menjadi lebih cepat 10 kali lipat. Senyum yang sangat jarang Saka keluarkan tapi selalu berhasil membuat Audrey ikut tersenyum jika melihatnya.

"Udah ah ... aku mau ngomong serius sama kamu," rajuk Audrey pada akhirnya.

"Apa? Mau ngomong apa?" tanya Saka tanpa menoleh ke arah Audrey sedikit pun.

Perutnya yang benar-benar lapar membuat fokus Saka seluruhnya jatuh pada sepiring nasi uduk di hadapannya.

Audrey nampak berpikir sejenak. Mungkin ia masih menimbang-nimbang akan mengatakan apa yang ingin ia katakan atau tidak. Khawatir justru nanti Saka akan marah padanya.

"Kamu beneran serius sama aku? Kamu beneran mau tunangan sama aku?"

Akhirnya setelah mengumpulkan keberaniannya dan membulatkan tekadnya, dua pertanyaan itu meluncur dari mulut Audrey.

Saka mengubah fokusnya untuk menatap Audrey lekat, terdiam dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, membuat Audrey merasa was-was jika Saka akan memarahinya.

"Maksudku ... kamu beneran mau tunangan sama aku? Gimana sama Adriana? Meisya atau Aluna?" tambah Audrey dengan nada gugup.

Bahkan Audrey berusaha menelan salivanya dengan susah payah saat Saka tak kunjung merubah ekspresi wajahnya.

"Apa pedulinya aku sama mereka," sahut Saka enteng.

Laki-laki berusaha 23 tahun itu kembali fokus pada makanannya, membuat Audrey sedikit bernapas lega.

"Kamu kenapa nanya gitu? Udey ragu sama aku karena kemarin kita nggak jadi nyari cincin? Udey pikir aku bohong soal meeting? Itu cuma alasan aku buat ngehindarin beli cincin pertunangan kita?" tebak Saka tepat sasaran.

Walau sudah berusaha untuk mempercayai Saka sepenuhnya tapi tetap saja Audrey tidak bisa benar-benar percaya. Terlebih Adriana masih begitu gencar mendekati Saka dan lagi ... Rado bilang, Adriana adalah mantan gebetannya Saka. Jadi wajar saja Audrey masih merasa terlalu khawatir jika Saka hanya akan mempermainkannya.

Audrey menunjukan deretan giginya ke arah Saka yang kini sudah meliriknya lekat.

"Iya salah satunya itu," jawab Audrey.

Tangan kanan Saka yang semua memegang sendok akhirnya bergerak untuk mengusap-usap puncak kepala Audrey, sebuah senyuman manis kembali muncul di bibirnya.

"Kalau begitu ... sore nanti, sepulang jam kantor, kita pergi cari cincin. Okay?" tawar Saka.

Iya ... tentu saja tidak ada yang bisa Audrey lakukan selain menganggukan kepala menerima tawaran Saka. Lagipula memang itu yang ia inginkan, jadi Audrey juga tidak akan menolak tawaran itu.

Saka semakin memperlebar senyumannya, bangkit dari duduknya dan sedikit mencondongkan tubuhnya untuk bisa mengecup keningal Audrey yang sedang duduk di hadapannya.

***

Sejak kembali dari kantin pagi tadi, Audrey terus menyunggingkan senyumnya. Rasanya terlalu bahagia mengingat jika ia dan Saka akan segera bertunangan 4 hari lagi.

Bahkan tingkah Audrey hari ini banyak mengundang pertanyaan dari para karyawan lain yang menyadari jika Audrey berbeda hari ini.

Tapi semua itu tidak Audrey ambil pusing, ia hanya ingin jam segera menunjukan pukul 5 sore, di mana itu adalah jam pulang kantor. Terjadi sekitar 20 menit lagi.

"Jam 5 masih lama yah," kekeh Audrey.

Bahkan sesekali gadis berusia 21 tahun itu juga terlihat terkekeh untuk menertawai dirinya sendiri yang memang ia merasakan jika hari ini ia terlihat nampak berlebihan karena perasaan bahagianya.

Ponselnya yang sejak tadi berbunyi karena deretan chat yang masuk akhirnya membuat Audrey meraih ponselnya yang berada di atas meja.

5 Panggilan Tak Terjawab dari Leon dan 10 chat di aplikasi chat dari Leon.

Auleon Lucas A: Tisha, Mommy baru saja melihat berita di internet mengenai Saka. Itu benar?

Auleon Lucas A: Aku diminta Mommy dan Daddy untuk menanyakan ini padamu. Kau sudah baca?

Auleon Lucas A: Aish ... hentikan dulu pekerjaanmu, urgent!

Auleon Lucas A: Daddy terlihat sangat marah pada calon tunanganmu itu!

Auleon Lucas A: Akan terjadi perang dunia kesekian kalinya antara Daddy dan orangtua Baby Dinomu!

Auleon Lucas A: Aku serius!

Auleon Lucas A: Dasar si Manja! Apa susahnya hanya memegang ponsel? Membaca chat dariku?

Auleon Lucas A: Buka website www.socialite-media.com

Auleon Lucas A: Cari berita yang terbit saat pukul 4 sore tadi. Berita mengenai Baby Dino-mu!

Auleon Lucas A: Aku menunggumu di rumah, Tisha. Aku menunggu kau menangis sambil memelukku. HAHAHA.

Sial. Perasaan Audrey jadi sangat tidak karuan setelah membaca semua chat masuk dari Leon. Antara harus mempercayai kembarannya itu atau tidak. Pasalnya, bukankah Leon selalu menjahilinya? Dan ... di chat terakhirnya, kembarannya itu menyisipkan sebuah tawa.

Aish ... Audrey jadi bingung sendiri sekarang. Tapi entah kenapa tangannya seolah bergerak untuk membuka website yang diberikan oleh Leon melalui komputer yang berada di atas mejanya.

Sebenarnya Audrey sudah sangat tahu dengan website itu. Itu adalah website berita yang populer di seluruh Indonesia. Dan kabarnya kini sudah ada aplikasinya tersendiri untuk semua ponsel pintar berbasis android maupun iOS. Tetapi Audrey belum sempat memasang aplikasi besutan Socialite Media itu di ponselnya.

"Hahaha ...." Sebuah kekehan terdengar dari mulut Audrey.

Sesekali kepalanya terlihat menggeleng saat melihat sesuatu yang berada di layar monitor komputer di hadapannya.

Apa-apaan ini?

Audrey menolehkan kepalanya ke belakang menatap pintu ruangan Saka yang masih tertutup rapat yang berjarak sekitar 5 meter dari mejanya.

"Leon ...," desis Audrey.

Gadis itu dengan segera mematikan komputernya, meraih tasnya dan segera bergegas untuk bisa keluar dari gedung perusahaan ini.

Persetan dengan pandangan para karyawan lain yang terus menerus memperhatikannya, Audrey justru ingin segera sampai di rumah. Memaki dan memukul Leon dengan sesuka hati. Dasar menyebalkan!


---
Iya pendek iya. Sekitar 950 words aja ehehe😂😂

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia
(at)auleon_lucax

Serang, 10 Januari 2018

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro