MPBF - 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat siang. Selamat menikmati menu makan siang bersama part terbaru MPBF ehe😂

***

"Aku sangat senang menggodanya. Itu lucu sekali!" - Naqila Azdia Qeanu

***

"Selamat pagi menjelang siang, Audrey." Sapaan seseorang berhasil membuat Audrey tersentak dari lamunannya yang sejak tadi masih memperhatikan Saka masuk ke dalam ruangannya.

"I ... i ... iya," sahut Audrey gugup. Gadis itu berusaha tersenyum untuk menyembunyikan kegugupannya. Lagi, sepertinya Audrey merasa sangat tidak asing dengan seorang perempuan yang berdiri di depan mejanya sekarang. Maksudnya, sepertinya Audrey pernah melihat perempuan ini sebelumnya.

"Eh benar 'kan nama kamu itu Audrey? Soalnya kita belum sempat kenalan dan aku tahu nama kamu dari Saka. Aku Naqila, panggil aja Qila atau Aqila," ujar perempuan itu yang ternyata Aqila seraya mengulurkan tangan kanannya.

Sekarang Audrey ingat. Perempuan ini, Qila, adalah perempuan yang kemarin juga Audrey temui saat ia hendak keluar dari ruangan Saka dan Audrey sedikit mendengar obrolan mereka kemarin.

"Audrey," ujar Audrey seraya membalas uluran tangan Aqila.

"Saka ada di dalam 'kan?" tanya Aqila setelah mereka melepaskan jabatan tangannya. Tak ada yang bisa Audrey katakan selain menganggukan kepalanya.

"Bagus lah. Next time kita ngobrol lebih banyak yah. Bye Audrey," pamit Aqila. Gadis itu melambaikan tangan kanannya sekilas sebelum kakinya melangkah untuk menuju ruangan Saka.

Sebenarnya sejak tadi ada yang mengganjal di hati Audrey tentang sejak kapan gadis bernama Naqila itu datang. Mungkinkah ia melihat adegan ciumannya bersama Saka?

Lagi-lagi Audrey menggeram, jika mengingat kejadian beberapa menit lalu, itu membuat Audrey membenci dirinya sendiri. Di mana harga diri yang selalu ia junjung tinggi? Mengapa dengan bodohnya ia terbuai dan hanyut dalam sebuah ciuman yang Saka berikan?

...

"Kenapa, apa kamu merindukanku, padahal beberapa menit lalu aku baru----" Ucapan Saka terhenti saat pintu ruangannya terbuka dengan lebar dan menunjukan siapa sosok sebenarnya yang datang dan membuka pintu ruangannya tanpa mengetuk lebih dulu.

Awalnya Saka pikir yang datang adalah Audrey, mengingat sebelum pintu ruangannya terbuka, telinganya mendengar jelas sebuah sepatu heels yang mendekat. Sama seperti kemarin.

Melihat ekspresi datar Saka, Aqila yang membuka pintu ruangan Saka terkekeh kecil. Setelah menutup kembali pintunya, gadis itu berjalan ke arah sofa yang letaknya berhadapan dengan meja Saka. Aqila mendaratkan bokongnya di sofa empuk itu dengan masih terus terkekeh.

"Tadi kamu ngomong apa, Sak? Kamu baru apain Audrey? Kamu pikir tadi aku Audrey?" tanya Aqila disela-sela kekehannya.

Tanpa mau berbicara banyak atau sekedar menjawab gurauan Aqila, Saka justru kembali fokus pada berkas-berkas kantornya yang sedang terbuka di atas mejanya.

"Aku lihat semuanya," celetuk Aqila saat ia tak kunjung mendapat respon apapun dari Saka.

Saka melirik Aqila sekilas, mengerutkan keningnya seraya menaikan sebelah alisnya, menatap Aqila bingung.

"Apa? Kak Aqila lihat apa?" tanya Saka yang masih belum mengerti.

"Adegan ciuman kamu sama Audrey beberapa menit lalu," jawab Aqila santai sambil melirik jam yang terpajang di dinding ruangan Saka.

Saka langsung membolakan matanya, menatap saudaranya itu lekat untuk mencari tahu apakah Aqila berbohong atau tidak. Tapi sepertinya perempuan itu tidak berbohong begitu Saka mendengar ucapannya selanjutnya.

"Sepertinya kalian berdua begitu menikmati ciuman kalian sampai kalian gak denger dentingan lift yang terbuka," goda Aqila.

"Adegan kalian tadi itu mirip sekali dengan adegan di drama korea yang selalu aku tonton setiap malam hingga pagi sampai Mommy dan Daddy memarahiku," kekeh Aqila lagi.

Mendengar ucapan Aqila yang terkesan terus-menerus menggodanya, Saka menghembuskan nafasnya gusar.

"Sayangnya aku cuma dapat satu foto, karena pas aku datang dan ngeluarin ponsel untuk memotret, beberapa detik kemudian kamu sudah mengakhiri ciumannya," lanjut Aqila. Di akhirnya kalimatnya gadis itu mendesah, seolah menyayangkan itu. Di mana Saka mengakhiri ciumannya dengan Audrey.

"Aku bakal kirim foto ini ke Kei la----" Ucapan Aqila terputus saat Saka sedikit menggebrak mejanya, sebagai sebuah isyarat untuk Aqila menghentikan aksinya.

"Stop, Kak! Jangan!" cegah Saka.

Seolah tidak peduli, Aqila masih terus fokus pada ponselnya, mengirimkan foto itu pada Keinan--adik Saka. Sedangkan Saka sudah memijat keningnya pasrah. Ia akan segera dijadikan ladang uang adiknya lagi, dan sekaligus menjadi daging panggang untuk menu makan malam kedua orangtuanya hari ini.

"Ah bodoh! Kenapa aku lupa kalau Kei masih blokir lineku," decak Aqila yang membuat Saka menarik kedua sudut bibirnya, membuat sebuah lekukan yang terlihat memberi kesan yang mengerikan.

"Tuhan masih melindungiku," gumam Saka.

"Tenang aja Sak, gak usah sedih gitu, masih ada Aiden yang bisa aku suruh lagi untuk mengirim foto itu ke Kei," ujar Aqila dengan semangat.

Dan ya. Hanya dalam waktu beberapa detik saja Aqila berhasil mengirimkan foto itu pada Aiden, adik kandungnya.

"Sayang sekali cuma sebuah foto bukan video. Kalau video, aku bakal berusaha mengirim itu ke management artis di Korea Selatan, siapa tahu kalian berdua akan mendapat undangan casting di sana dan boom! Kalian bakal jadi aktor dan aktris terkenal di Korea," ujar Aqila panjang lebar.

Gadis berusia 25 tahun yang sangat menggilai drama korea itu sudah menerawang jauh ke arah sana. Tapi lagi sayangnya itu hanya sebuah pengandaian karena Aqila tidak memiliki video itu.

"Gimana kalau kalian ulang ciumannya dan aku akan merekamnya?" kekeh Aqila.

Lagi. Saka terlihat menggelengkan kepalanya mendapati kelakuan ajaib saudaranya ini. Aqila yang Saka kenal memang memiliki kelakuan yang ajaib. Gadis itu bisa menjadi gadis yang sangat bijak dan tegar luar biasa. Tapi bisa juga memiliki pemikiran atau bersikap gila seperti saat ini.

"Gila," desah Saka. Mendengar gumaman Saka yang justru terlihat seperti tanda kefrustasian, Aqila justru terkekeh kecil.

"Gagal sudah aku punya sepupu seorang aktor drama korea terkenal," ujar Aqila. Gadis itu berpura-pura bersedih dengan ekpresi wajahnya yang tak dapat dijabarkan.

"Aku tidak tertarik untuk menjadi aktor, apalagi di Korea," sungut Saka. Laki-laki itu berusaha untuk tidak mempedulikan Aqila, tapi rasanya begitu sulit saat gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu terus saja berbicara hal yang tidak-tidak.

"Nanti biar aku paksa Aiden aja buat jadi aktor," gumam Aqila akhirnya.

"Apa untungnya menjadi aktor, sama sekali gak menarik."

"Bodo amat, Sak."

Ponsel Aqila berbunyi, menghentikan Saka yang akan membuka mulutnya untuk melanjutkan perdebatannya dengan Aqila.

Aqila menatap Saka sekilas sebelum akhirnya dia membolakan matanya saat matanya melihat notifikasi yang masuk adalah sebuah artikel dari salah satu situs yang selalu memberikan gosip terpanas. Entah mengenai dunia perbisnisan di Indonesia dan luar negri ataupun mengenai dunia entertainment luar dan dalam negri.

Saka Aldino Justine, CEO baru penerus perusahaan Karisma Enterprise kepergok berkencan dengan dua gadis sekaligus!

---
Kalo kalian engeuh dipart sebelumnya sama nama Aiden dan umur Aqila. Iya dipart ini nama dan umur mereka aku rubah yah, dipart sebelumnya juga udah direvisi kok😊

Ig: @ashintyas

Serang, 30 Oktober 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro