MPBF - 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah baca part ini, cek work aku yang FLORA yah, bantu aku voting cover ehehe makasih😂

***

"Rasanya aku ingin mengurbankan Kak Aqila sekarang juga." - Saka Aldino Justine

***

Aqila berdecak saat ia membaca judul artikel itu yang terkesan berlebihan yang nyatanya isi beritanya sama sekali tidak menarik.

"Kenapa sih?" tanya Saka saat selama beberapa menit lalu ia sengaja terdiam, membiarkan Aqila fokus pada ponselnya.

"Buka hape kamu, baca berita terbaru," jawab Aqila.

Tanpa mau menjawab ucapan Aqila, Saka justru memilih untuk menuruti perintahnya. Laki-laki itu meraih ponselnya pada saku di balik jas-nya, kemudian membaca berita terbaru melalui aplikasi yang terpasang di ponselnya.

Saka mengerutkan keningnya kemudian terkekeh kecil saat membaca berita yang mengabarkan tentang dirinya dengan Meisya dan Aluna kemarin di cafe tempat Aluna bekerja.

"Jelas banget itu berita hoax. Aku gak bakal percaya sama berita kayak gituan saat mata kepala aku sendiri ngeliat kalau laki-laki yang diberitain itu baru aja mencium gadis beberapa menit lalu, cuma berkencan, itu gak ada apa-apanya," kekeh Aqila. Lagi-lagi gadis itu terus-menerus menggoda Saka.

"Lebih menarik berita dengan judul Saka Aldino Justine nekat mencium sekretarisnya sendiri sebanyak dua kali." Lagi-lagi Aqila terkekeh sendiri.

"Dasar paparazi, seenaknya aja bikin artikel dengan judul berlebihan kayak gitu," komentar Saka pada akhirnya seraya memilih untuk meletakan ponselnya ke atas mejanya.

"Aku bukan seorang selebritis tanah air, tapi kenapa sekarang aku ngerasa hidupku jadi gak tenang karena khawatir paparazi dimana-mana sekarang," lanjut Saka.

Aqila tersenyum tipis. Ia mengerti perasaan Saka sekarang. Selama Saka hidup, selain beritanya tentang Karisma yang menyerahkan perusahaannya pada dirinya yang berhasil dikonsumsi publik, tidak ada berita lain lagi. Dan kenapa saat ada berita tentang dirinya lagi justru dengan berita yang berlebihan seperti ini. Itu pasti sangat membuat Saka tidak nyaman.

"Nikmati saja, aku tahu kamu pasti gak nyaman. Tapi di sini, posisi kamu memang masih jadi sorotan orang-orang yang haus dengan berita-berita semacam ini, mengingat kamu baru mewariskan perusahaan ini dari Om Karisma. Dulu, aku juga sering lihat berita Om Karisma kok," ujar Aqila menjelaskan. Ia akan berusaha membuat Saka mengerti di posisinya sekarang.

"Eh tapi, cewek yang ada di foto itu, yang lagi cium pipi kamu, Aluna 'kan?" tanya Aqila.

Iya memang, di berita yang tadi Aqila baca tidak hanya berisi tulisan tapi ada beberapa foto yang bisa menjadi bukti jika berita itu memang benar-benar terbukti kebenarannya, tidak hanya berita bohong belaka.

Saka menganggukan kepalanya sebelum membuka mulutnya. "Iya itu Aluna. Jadi aku yakin Mama sama Papa gak akan marah, karena mereka kan kenal baik sama Aluna, apalagi orangtuanya, Tante Reta dan Om Alfa. Mama Papa berteman baik sama mereka," ujar Saka.

Aluna Angela Ganendra. Aluna memang anak sulung dari pernikahan Reta dan Alfa. Sikapnya yang ingin mandiri akhirnya membuat Aluna memilih untuk bekerja di sebuah cafe yang kemarin Saka dan Meisya datangi. Dan Aluna, Saka dan Aqila memang sangat berteman baik sejak mereka masih kecil, mengingat jika Xaxa dan Reta memanglah teman baik.

"Payah nih yang cari berita, kayaknya dia belum cari seluk-beluk cewek-cewek yang katanya kencan sama kamu, Sak," protes Aqila pada akhirnya.

Saka hanya mengangguk setuju, membenarkan ucapan Aqila sebelum akhirnya ia kembali mendengus sebal saat mendengar ucapan Aqila berikutnya.

"Sayang banget paparazi-paparazi itu gak bisa masuk ke lantai ini. Coba kalau bisa, ah pasti berita yang mereka kabarkan bakal lebih hot dari ini," kekeh Aqila.

"Itu bagus, karena menangani paparazi amatiran kayak Kak Aqila aja sangat menguras emosi," sahut Saka.

"Aku paparazi kamu? Sepertinya iya," kekeh Aqila lagi, lagi dan lagi.

Saka mengusap-usap keningnya, wajahnya sudah terasa memanas saat Aqila terus saja menggodanya seolah memang ingin membuat dinosaurus yang ini mengamuk sekarang juga.

"Kak Aqila mau aku suruh pergi sekarang atau aku usir? Maksudnya, aku bakal dorong paksa Kak Aqila keluar dari ruanganku, 2 menit dari sekarang," decak Saka.

Laki-laki itu menatap jam berwarna silver yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, bangkit dari duduknya dan jalan perlahan untuk menghampiri Aqila yang masih santai duduk di sofa.

Aqila mengerutkan keningnya, bukannya merasa takut, gadis itu hanya terus duduk untuk menanti aksi Saka. Benarkah laki-laki itu akan mengusirnya? Rasanya Aqila sangat tidak yakin.

"Kak Aqila beneran gak mau pergi?" tanya Saka setelah mungkin sekitar 50 detik lagi akan genap menjadi 2 menit sejak saat Saka berbicara tadi.

"Loh aku kan belum ngomong apa-apa sama kamu, masa kamu mau usir aku?" Aqila menatap Saka lekat, membuat Saka ikut menghela nafasnya saat ia ikut mengingat jika sejak Aqila datang, gadis itu hanya terus menggodanya tanpa menyampaikan apa maksudnya ia datang kemari.

Saka menatap Aqila lekat, kemudian menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum ia kembali membuka mulutnya untuk bertanya.

"Iya. Jadi, kenapa Kak Qila ke sini?" tanya Saka lembut. Sesungguhnya laki-laki itu sedang berusaha meredamkan emosinya sekarang, Aqila tahu itu, makanya gadis itu kembali terkekeh.

"Gak usah ketawa! Buruan jawab!"

"Aku mau nagih makan siang bareng kamu," celetuk Aqila.

Terang saja jawaban gadis itu berhasil membuat Saka membolakan matanya dengan sempurna. Demi apapun Saka sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran kakak sepupunya ini.

Hanya untuk menagih makan siang, Aqila rela datang ke kantornya? Bahkan di saat kurang lebih masih satu setengah jam lagi untuk istirahat. Kenapa gadis itu tidak menggunakan ponselnya untuk menghubungi Saka?

"Aku lagi gak ulang tahun, jadi buat apa aku kasih Kak Aqila makan siang?" tanya Saka seraya melirik Aqila malas.

"Buat yang kemarin, kan kemarin kamu gak jadi makan siang sama aku, jadi gantinya yah hari ini." Aqila menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum manis seraya mengedip-ngedipkan sebelah matanya.

"Enak aja, Kak Aqila udah kirim foto itu ke Kei, nanti sampai rumah pasti Kei porotin aku lagi. Enggak, bisa bangkrut aku." Tanpa mau berbicara banyak lagi, tangan Saka terulur untuk meraih pergelangan tangan Aqila, mengajak gadis itu bamgkit dari duduknya dan menuntunnya berjalan ke arah pintu keluar ruangannya.

"Silahkan keluar, Kak," ujar Saka setelah ia membuka pintu ruangannya lebar-lebar.

Gadis itu yang masih berdiri di belakang Saka terlihat merengut. Sebuah bentuk protesnya karena tidak terima diusir begitu saja.

"Dasar pelit! Padahal aku tahu rekening kamu pasti tumpah-tumpah, minta traktir makan aja bilang bangkrut. Bangkrut beneran tahu rasa," desis Aqila. Gadis berusia 25 tahun ini menghentakan kedua kakinya sebal, membuat kakinya yang menggunakan heels memberikan kesan berisik saat dirinya menghentakan kaki.

"Bye!" sahut Saka. Laki-laki itu langsung menutup pintu ruangannya begitu tubuh Aqila sudah keluar, membuat Aqila kembali berdesis dan memilih berjalan cepat meninggalkan ruangan Saka.

"Saka! Lihat, sekarang gadismu sedang bersama laki-laki lain!"



---
Oh iya aku mau bilang kalau In Love with Om! tembus 1 juta kali dibaca, aku bakal post ekstra part lagi. Jadi, ayo dong rekomendasiin ILWO ke temen-temen kalian, suruh temen kalian baca biar cepet mencapai 1 juta ehehe😂

More info? Instagram; [at]ashintyas


Serang, 1 November 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro