3. Bang Devan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

3. Bang Devan

"Cih. So cantik banget lo!" Anneth menatap tajam dan menantang kearah Guntur yang kini tengah menatapnya datar seraya terkekeh sinis. Gadis itu, Kamudian meletakan tangannya di kedua pinggangnya seraya mengangkat sedikit dagunya, "Masalah buat lo? Hah?!"

Guntur mengusap wajahnya gusar. Mimpi apa dirinya semalam harus bertemu dengan gadis tengil seperti dia? fikirnya.

"Gue senior disini." Anneth bertepuk tangan. "Wah ... Zaman sekarang, bawanya senioritas ya? Keren." Gadis itu bertepuk tangan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya dan beranjak pergi meninggalkan Guntur dan kedua temannya yang sudah memasang wajah emosinya.

"Siapa sih dia?" tanya Guntur menatap Reno dan Devan secara bergantian. Devan mengangkat bahunya acuh, "Adek Gue."

"WHAT?!"

.....

Anneth berjalan santai menyusuri koidor. Mulutnya bersenandung kecil, banyak yang menyapanya di sepanjang jalan. Wajar saja, gadis ini bukanlah tipe gadis yang sombong yang tidak pernah nyapa orang. Tapi sebaliknya, mau kenal atau tidak, sesama teman sekolah, tidak ada salahnya kan saling menyapa?

"Anneth!"

Langkahnya terhenti. Gadis itu menatap pria jangkung yang kini sudah berada di hadapannya. Gadis itu melempar seyum manis nya kearah cowok yang kini sama tersenyumnya pada Gadis itu.

"Siang Nanti, lo sibuk nggak?" tanyanya.

Gadis itu menggeleng pelan, "Nggak kok, kak. Mau minta anter kemana lagi nih?" tanya Anneth.

Cowok tinggi itu tertawa seraya mengacak gemas puncak kepala milik Anneth. Anneth malah mengerejapkan matanya seraya menatap polos kearah Cowok dihadapannya, "Kak Rangga mau minta anter kemana?" Anneth mengulang pertanyaannya.

Sedikit tentang rangga. Dia adalah ketua Osis SMA Ganesha. Dia baik, ganteng, smart, Tegas, dan Pastinya Ramah. Nggak sedikit cewek yang teripikat oleh pesona seorang Rangga Prasetyo ini, Namun, usut punya usut, Rangga menyukai Anneth yang notabenya adalah adik kelas bandel di depannya ini.

"Beli buku Novel. Adek gue ulang tahun soalnya. Bingung juga mau kasih apa. Tapi, kakak baru inget dia suka baca Novel," jawab Rangga akhirnya.

Anneth menganggukan kepalanya. "Duh gemeter dong nih kaki harus nginjek lantai mall. Buka sepatu jangan Kak nanti?" canda Anneth. Rangga tertawa menanggapi. "Terserah, nggak usah pake baju aja sekalian," jawab Rangga.

Anneth ikut tertawa.

"Yaudah ya! Anneth pergi dulu! Byee Kak Ketos!" Anneth berlari meninggalkan Rangga memasuki kelasnya yang sudah penuh dengan siswa kelasnya. Gadis itu kemudian duduk di samping Adel yang tengah heboh sendiri dengan ponselnya. "Kenapa si lo?" tanya Anneth.

Adel mendongkak. Gadis itu menarik Anneth seraya merangkul pundanya dan memainkan ponselnya. "Kak Guntur, udah ada doi," ujarnya memberi tahu.

Anneth mengerinyitkan Alisnya, "Emang ada cewe yang mau sama cowo rese kaya dia?" tanya Anneth. Adel mengangguk antusias.

"Bego jangan di piara. Lo lupa yang ngantri buat jadi doi dia banyak? Sekarang ambyar sudah fans nya. Tipe nya aja yang bening kek Kak Bianca," cerocos Adel.

"Bianca saha?" tanya Anneth.

"Ketua Cheers," jawab Adel.

Anneth mengangguk-anggukan kepalanya, "Nggak akan lama. Bentaran lagi juga udahan. Liat aja," kata Anneth seraya melepas rangkulan Adel yang tengah menatap cengo kearah Anneth. Sedangkan Anneth, Gadis itu dengan santainya melahap makanan milik Adel yang ada di meja.

"Wah jangan main-main lo, Neth. Kedengeran sama orang-orang bisa jadi gosip, nanti lo malah dilabrak lagi sama Kak Bianca. Gue mah nggak mau ikut-ikutan deh," cerocos Adel. Anneth tertawa seraya menggebrag-gebrag meja pelan, "Lo Lupa? Gue mah nggak takut, Del! Takutnya juga sama Tuhan gue mah." Gadis itu kembali melahap makanan milik Adel.

Adel menghela nafas pendeknya, "Terserah Lo deh. Gue mah setia kok sama Bang Devan," Kikik Adel seraya memainkan ponselnya yang kini terpampang wajah Devan alias--Abangnya Anneth dan temannya Guntur.

Anneth mencibir pelan, "Heleh setia-setia, yang setia mah nggak bakalan deh jelalatan pas liat yang bening."
Adel tertawa, "Ya namanya juga rezeky, gaboleh di tolak atuh," jawab Adel seraya mencolek dagu milik Anneth.

Anneth berdehem pelan, "Mau gue restuin nggak sama Abang gue?" tanya Anneth menatap Adel yang masih setia memainkan ponselnya.
Adel mengangguk antusias, "Maulah, Neth! Kalo bisa nih ya, lo yang jadi mak comblang buat gue sama Kak Devan. Lo tau sendiri, Neth, gue udah dari lama banget suka sama Abang lo yang gantengnya melebihi batas wajar itu."

Salah satu kebiasaan Adel, saat orang lain bertanya sedikit, gadis itu pasti menjawabnya panjang lebar.
Anneth menganggukan kepalanya pelan, "Serius nih?" tnya Anneth memastikan.

"Serius lah Neth! Masa gue becanda, kapan lagi gue bisa dapetin yang kaya kak Devan. Uhh, nggak kebayang deh."

Anneth mendekat kearah Adel, "Gue restuin. Tapi--" Adel menatap Anneth. "Tapi?" tanya Adel.

"Jangan marah makanan lo abis sama gue!" Adel mengangguk-anggukan kepalanya seraya memainkan ponselnya.

Namun, detik selanjutnya, gadis itu tersadar, "ANNETH GILA! GUE NUNGGUNYA NGANTRI PANJANG BANGET KENAPA LO ABISIN?!"

Yang di teriaki sudah berlalu pergi entah kemana. Salah satu kebiasaan Adel yang harus kalian tau. Jika sudah stalker cogan suka lupa dengan dunia.

TBC
Insyaallah cerita ini aku update 1 minggu 3 kali ya gais. Tapi, kalo bisa sih aku usahain setiap hari.

Tanggapan untuk part ini?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro