2. GELUDUG

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Seriusan Anneth lo di hukum bareng si ganteng? Gimana, gimana? Deg-degan nggak? Copot nggak jantung lo? Ah, kenapa nggak gue aja sih? Gue-"

"Brisik!" kesal Anneth.
Adelia Anastasya.

Gadis itu mengembungkan pipinya sebal, "Jahat banget sih lo!"

Anneth malah tertawa seraya menepuk-nepuk pipi milik Adel. "Lo aja sana sama dia. Gue mah ogah! Aneh banget. Modelan kaya patung pancoran kek dia kok, banyak yang suka ya?"

Adel mengembangkan senyumnya kemudian memegang kedua bahu milik Anneth. "Karna dia Ganteng, Cool, kalo keringetan menggoda iman, apalagi ya kalo dia pake baju Basket! Dia suka bikin rahim mendadak anget!" puji Adel.

Anneth menjatuhkan rahangnya, "Asstagfirullah, bahasa lo Deliot, idiot!"

Adel malah tersenyum-senyum sendiri seraya menatap kearah depan kelasnya. Anneth menatap ngeri. "Kalo dia jadi suami gue, Neth, kayanya mah belum apa-apa udah pingsan deh."

Anneth mengernyitkan alisnya, "Pingsan?" beonya.

Adel mengangguk, "Lo bayangin pas malam pertama, baru liat dia telanjang dada aja kayanya gue mah udah gak kuat liat roti sobek dia. Terus-"

"Terus lo mati gue tahlil," potong Anneth.

Lagipula, apa bagusnya cowok tengil itu? Tidak ada! jerit Anneth dalam hati.

Adel menggerutu kesal, "Anneth jahat banget sih! Gue doain jatuh cinta sama kak Guntur tau rasa lo!"

Anneth mengidik geli. Tidak ada ceritanya seorang Anneth jatuh cinta pada lelaki semacam Guntur! sombongnya pada diri sendiri.

"Amit-amit deh jangan sampe!" Gadis itu mengetuk-ngetukan tangannya ke kepala dan ke meja beberapa kali secara bergantian.

Gadis itu kemudian beranjak dan memilih keluar mengabaikan tawaan Adel yang menggelegar di ruang kelasnya. Tujuannya saat ini adalah Kantin!

Sejak di hukum tadi, Gadis ini belum mengisi perutnya.

Langkahnya terhenti di salah satu stand Baso di kantin. Gadis itu memesan kemudian duduk di bangku kosong.

Ia jadi kepikiran perkataan Adel yang bersumpah bahwa Anneth akan jatuh cinta sama Guntur.

Anneth menggeleng-gelengkan kepalanya. Tangannya mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri.

"Nggak Anneth Nggak!" pekiknya.

"Ada orang gila disini. Ogah ah gua duduk di situ."

Anneth mendongkakan kepalanya. Sialan! Dirinya di sebut Gila? Anneth beranjak, gadis itu melotot dengan tangan yang ia simpan di kedua pinggangnya.

"Songong banget! So cakep. Cakep kagak, kaya tai iya," desis Anneth.
Cowok itu, Guntur ditemani kedua temannya Devan dan Reno. Katanya si ya, mereka itu tim Basket yang paling sering di puji-puji seantoro sekolah. Cakep, Mahir, keren, Cool. Itu menurut pendapat orang-orang, tapi, tidak untuk Anneth.

"Wah. Bener gue setuju sama lo. Si Guntur mah emang kaya tai!" Devan terkekeh seraya mendudukan tubuhnya di depan Anneth.

Reno ikut duduk di samping Kanan Anneth. Karna kebetulann semeja 4 kursi dan tinggal meja yang anneth tempati yang kosong.

Guntur ikut duduk di samping kiri gadis itu seraya menatap malas kearah Anneth yang menatapnya tajam. "Apa lo liat-liat?" sengit Guntur.

Anneth berdecih sinis, "Mata-mata gue dia yang ribet. Dasar Geludug!"
Guntur memicingkan matanya tak suka, "Apa kata lo?" tanyanya.

"GELUDUG! PUAS LO?! MUKA LO EMANG KAYA GELUDUG!" teriak Anneth sebal.

TBC
Sekedar info insyaallah cerita ini aku publish minimal 1 minggu 3 kali. Tapi aku usahakan setiap hari.
Tengkiu gaiss❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro