6. Milik Gua ya Milik Gua.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

6. Milik Gue, ya Milik Gue.

"BANG! GUE BERANGKAT SAMA LO AJA KENAPA SIH?!"

Pagi-pagi sekali, rumah milik keluarga Mahendra sudah dipenuhi dengan teriakan bising yang berasal dari kedua bocah yang baru saja turun dari kamar mereka.

"NGGAK! LO SAMA SI GUNTUR AJA KENAPA SI AH?! GUE MAU JEMPUT ZARA," teriak Devan tak kalah keras seraya berlari menuju pintu utama. Namun, selangkah saja ia menginjakan kakinya ia sudah dapat sampai keluar. Namun, tas gendongnya ditarik paksa oleh Anneth. "BANG GAK MAU. GUE IKUT LO POKONYA," teriak Anneth hendak memasuki mobil milik Devan. Namun, dengan santainya, pria itu menarik kuciran rambut milik Anneth.

"Neth anjing ah. Gue mau jemput Zara," kesal Devan. Anneth melingkarkan lengannya pada tubuh Devan, "ABANG! ISH! Ngapain sih lagian jemput-jemput si Zara? Dia aja gak pernah suka sama lo Bang," kesal Anneth.

Devan tertawa keras, "Bego di piara. Dia pacar Gue goblok!" jawab Devan. Pria itu membuka tangan Anneth yang melingkar di perutnya. Namun, Anneth malah kembali melingkarkannya lagi.

"HUAA AYAH ABANG GAMAU AJAK ADEK KE SEKOLAH!" teriak Anneth di punggung Devan.

Devan menghela nafas pendeknya, "Neth, si Gunturkan mau jemput lo anjir!" kesal Devan. Anneth mencibir pelan, "Gak mau!" jawab Anneth.

Devan pasrah. Pria itu memilih diam di tempatnya seraya bersandar pada mobil. Tubuhnya masih dikunci oleh adeknya yang satu ini.

Nggak ngerti banget sih, gue kan lagi pengen bucin-bucinan, ujarnya dalam hati.

Selang beberapa detik. Wajah Devan berbinar kala dilihatnya Mobil Berwarna hitam parkir di samping mobilnya. Devan tertawa lepas seraya melompat-lompat. Anneth cengo, Gadis itu menatap polos ke arah Devan yang berlari seraya memeluk sipemilik mobil. kemudian, iamasuk ke dalam mobilnya sendiri dan melaju pergi meninggalkan Anneth.

"Yah pergi," lirih Anneth seraya menatap nanar kearah mobil Devan yang sudah melesat jauh. Tatapannya beralih pada si pria sinting yang kini tengah menatapnya teduh. "NGAPAIN SIH LO?!" geram Anneth.

Pria itu mengangkat bahunya tidak acuh. Kemudian, naik memasuki mobilnya. Anneth ikut naik dengan perasaan sebalnya.

Guntur.

Pria itu terkekeh geli, "Kenapa sih?" tanya Guntur lembut seraya mengusap lembut pipi kanan milik Anneth. Anneth sendiri, malah terdiam kaku menatap Guntur yang jaraknya sangat dekat dengan dirinya.

Sial!

Berdekatan dengan pria ini. Tak bagus untuk kesehatan jantungnya.
"Nggak. Apaan sih?! Jalan cepetan!" Anneth menghempaskan tangan Guntur kemudian menatap kearah jalanan. Guntur terseyum manis, "Gue mau jemput Bianca," ujar Guntur.
Anneth menatap Guntur, "Urusannya sama gue apaan bambang?" tanya Anneth.

Guntur melajukan mobilnya. Pria itu melumat bibir bawahnya yang terasa kerin,. "Gak usah cemburu. Dia yang ngejar gue."

Anneth mengembungkan pipinya. Detik selanjutnya, Gadis itu tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat yang Guntur ucapkan tadi.

"Yang cemburu siapa? Lo nikah sama dia aja gue mah nggak peduli. Gue masih ada Kak Rangga kok," jawab Anneth yang di hadiahi tatapan tajam Guntur. "Berani lo deketan sama dia. Tau-tau besok dia udah nggak ada. Lo liat aja," jawab Guntur tajam.

Anneth mengacuhkan ancaman Guntur. "Terserah gue dong," jawab Anneth. "Milik Gua ya milik Gua," ujar Guntur tajam.

Anneth terdiam sesaat. "Lo beneran pacaran sama Bianca kah?" tanya Anneth yang dibalas gelengan kepala dari pria itu.

"Nggak akan gua suka sama cewe kaya dia."

TBC
Komennya untuk part ini?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro