9. Cinta datang karna terbiasa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"GUNTUR! GILA GAK LO?! PUNYA OTAK GAK?!" teriakan Anneth menggelegar di dalam mobil milik Guntur. Yang di teriaki, hanya menatap datar kearah orang yang meneriakinya. "Salah emang kalo Gue bilang Lo tunangan Gue? Emang Lo pengen pas Gue udah jadi suami Lo masih punya pacar?" tanya Guntur tenang.

"Ya tapi gak gitu juga! Lo kalo emang gak niat sama cewe gak usah maksain deh. Gue mah gak mau ya nanti pas nikah malah jadi korban fakboi Lo itu." Anneth menyandarkan kepalanya kejok mobil. Guntur tersenyum, pria itu kini mengulurkan tangannya mengusap lembut kepala milik Anneth. "Gak akan Gue buat Lo sakit hati karna sikap Gue, Anneth," ujar Guntur.

Anneth terdiam sesaat. Hatinya berdesir kala Guntur mengatakan penuturan yang membuat hatinya serasa di terbangi kupu-kupu. "Gimana caranya? Lo aja suka samaa Gue engga, Gue juga suka sama Lo nggak Kak."

Guntur tak melunturkan senyumnya sedikitpun. "Cinta datang karna terbiasa. Makannya Lo biasain ada di samping Gue." Anneth memukul keras kepala Pria itu. "Modus Anj--"

"Bahasa Lo!"

Anneth membuang wajahnya kearah lain. Ia tak suka dengan cara Guntur memutuskan hubungannya dengan Aurel. Terlebih lagi, disini, dirinya yang terlibat.

"Neth?"

Anneth tak menyahut.

"Anneth."

"Anneth Maheswara."

Anneth mengeram kesal. "Nama Gue Anneth Mahendra! Jangan seenak jidat ganti nama orang dong!" kesal Anneth. Guntur tertawa, pria itu menarik wajah Anneth agar bersandar pada pundak kirinya. "Yakan Lo calon istri Gue, nanti juga Lo jadi nyonya Maheswara kok," kekeh Guntur.

Anneth berusaha menetralisir detak jantungnya yang tak karuan. Sialnya, malah semakin cepat saat Guntur merangkulnya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya ia ambil untuk menggenggam tangan kiri Anneth dan meletakannya di sela-sela jari gadis itu.

"Gue yakin, kehadiran Lo, bakal ngerubah dunia Gue Neth," bisik Guntur lalu mengecup dahi gadis itu pelan. Anneth menahan nafasnya, wajahnya memerah menahan malu. "Kak, Gue--"

Guntur melepas rangkulannya. Pria itu kini beralih menatap stir mobilnya. "Pulang sekarang, atau mau kemana dulu?" tanya Guntur.

Anneth mengetuk-ngetukan jarinya di dagu miliknya, "Pulang aja deh---"

Guntur mengangguk pelan. Kemudian, pria itu berkata. "Oke, ke Apartemen Gue," putus Guntur.

Anneth hendak memukul kepala Guntur sekarang juga. "Gue mah gak mau anjir dibawa ke yang begituan. Dikira Gue cewe apaan?" kesal Anneth dengan bibirnya yang mengerucut.

Namun, tak selang beberapa lama, sebuah sentilan mendarat di kening Gadis itu. "Gak nafsu Gue sama badan Bocil," ujar Guntur di ikuti dengan kekehannya.

Anneth menatap Guntur sebal seraya mengusap-usap keningnya yang terasa perih. "Bocil-bocil gini, calon istri Lo tau!" jawab Anneth.

Guntur terkekeh geli. Tangannya terulur mengusap kening Anneth yang ia sentil tadi.

Kejadian aneh tapi nyata. Gutur yang jarang sekali tersenyum pada lawan jenis, bersama Anneth dia malah banyak tertawa tanpa diminta.

Anneth mengerjapkan matanya menatap Guntur yang kini tengah mengusap-usap keningnya.

"Gak usah diliatin. Gue tau kok, Gue ganteng." Guntur terkekeh geli melihat Anneth yang membuang mukanya kearah jendele. Tangan Guntur terulur menjepit hidung Anneth dengan tangan kanannya.

"Ish!" Anneth memukul lengan Guntur sebal. Guntur tertawa. Tangannya yang tadinya mencubit hidung Anneth, kini menjadi menangkup kedua pipinya dengan satu tangan.

Bibir gadis itu berbentuk seperti ikan. Guntur menampakan wajah gemasnya seraya memainkan pipi gembul Gadis itu yang berada di pipinya. "Uwuwuw--gemesh banget sih? Pengen cepet-cepet halalin." ujar Guntur.

Anneth menghempaskan tangan Guntur. Guntur tertawa, "Kak! Rese banget sih!" sebal Anneth. Guntur mengacak-acak kepala Gadis itu. "Siapa suruh ngegemesin?"

Wajah Anneth merah padam.

Sialan kakak kelasnya yang satu ini! senang sekali menggodanya.

"Ututu--ini kenapa mukanya merah-merah gini? Seneng gak punya calon suami Ganteng?" goda Guntur seraya menusuk nusuk pipi gadis itu. Anneth menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Tau ah," sebal Anneth.

Guntur lagi-lagi tertawa. "Nanti, kalo udah nikah, Gue pengen punya anak--"

BUGH

"NIKAH SANA SAMA NENEK LO!"

TBC
Guntur hobinya mainin mukanya Anneth apa gimana ya?

Satu kata buat Guntur?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro