Bab 14. Firasat Pagi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.

Saga masih berada di kelasnya saat merasa ponsel di sakunya terus menerus bergetar menandakan pesan masuk.

Siapa yang spam chat siang-siang begini? Apa grup Serenity, ya?

Mengabaikan getaran di sakunya, Saga  lanjut menyimak penjelasan dosennya. Dia tidak mau kehilangan fokusnya saat di kelas. Namun, sepertinya mau tidak mau dia harus kehilangan fokus karena getaran tak henti dari ponselnya. Mengernyit kesal, Saga merogoh benda pintar itu dari sakunya.

3 missed call from Mbak Jihan

7 misseed call from Tristan

57 messages from Serenity Paruh Waktu

Matanya membola begitu melihat pop up notifikasinya. Apalagi notifikasi teratas.

Mbak Jihan.

Kenapa seniornya itu sampai menelponnya? Apa ada yang serius atau dia melakukan kesalahan lagi?

Saga menatap dosennya kembali sebelum melirik ponselnya lagi sekilas. Kenapa di saat seperti ini? Dia tidak mau Mbak Jihan berprasangka buruk lagi padanya, tetapi masalahnya adalah dia tidak bisa menanggapi apapun yang ingin Jihan sampaikan sekarang.

Saga melirik Aksel yang duduk di depannya, sahabatnya itupun tampak fokus dengan penjelasan dosen. Sementara dia sudah tidak bisa konsentrasi karena Mbak Jihan. Saga melirik jam di tangan kirinya, kurang 15 menit lagi kelasnya berakhir.

Masih berusaha fokus, Saga menaruh ponselnya. Hingga 15 menit kemudian, bahkan sebelum dosennya menutup kelas, Saga sudah mengemasi barang-barangnya.

"Mau kemana, lo?" Tanya Aksel saat menoleh dan melihat sahabatnya tampak terburu.

"Hah? Nggak kemana-mana, tapi ini penting," jawab Saga.

"Apanya?"

"Nanti dulu, gue duluan bentar," ucap Saga yang sudah beranjak dan buru-buru keluar kelas meninggalkan Aksel yang masih terbengong heran.

Saga sampai di koridor, mencari tempat yang agak tenang untuk mencari tahu kenapa banyak notifikasi yang membuat perasaannya tidak nyaman.

Baru saja membuka layar, panggilan dari Tristan mengagetkannya.

'Halo, Saga?'

"Tristan? Ada apa? Tumben—"

'Saga, lo bisa bantuin gue nggak?' Tanya Tristan langsung.

"Eh, nolongin apa? Lo nggak kenapa-napa 'kan, Tristan?"

'Gue nggak kenapa-napa, tapi gue butuh bantuan lo. Please, sekarang lo dimana?'

"Gue di kampus abis kelas."

'Oh, masih ada kelas nggak?'

"Nggak ada."

'Please banget, lo bisa dateng ke tempat gue? Gue kirim alamatnya ya, gue tunggu.'

Tanpa bicara apapun lagi, Tristan mematikan sambungan telepon. Membuat Saga keheranan.

Lalu tak lama pesan dari Tristan yang mengirimkan lokasi tempatnya.

Belum sempat Saga mengurai kebingungannya, ponselnya berbunyi lagi. Kali ini sukses membuat jantungnya berdetak sepuluh kali lebih cepat.

Mbak Jihan calling.

Satu tangan menutup mulutnya menutupi keterkejutannya, satu tangannya yang lain dengan gemetar menggeser tombol jawab di ponselnya.

"H-halo ...?"

'Ini bener Saga? Gue Jihan.'

"I-iya, Mbak Jihan. Ini saya, Saga."

'Lo masih di kampus, ya?'

"Iya, Mbak. Baru selesai kelas. Ada perlu apa ya, Mbak?" Tanya Saga ragu.

'Lo bisa datang ke Serenity? Itu juga kalo lo udah selesai di kampus.'

Ada apa?
Dia tidak akan dipecat atau semacamnya, 'kan?

'Bisa nggak?'

"I-iya, Mbak.

'Oke. Gue tunggu sebelum jam 3.'

Dan lagi-lagi sebelum bisa merespon apa yang terjadi, sambungan ponselnya terputus.

Sekarang Saga benar-benar bingung. Ada apa hari ini?

Namun, dia tidak punya banyak waktu. Dia harus ke tempat Tristan secepatnya.

"Sel! Ikut gue yuk!" Ajak Saga pada Aksel yang baru menyusulnya.

"Kemana?"

"Anterin gue ke rumah Tristan."

"Siapa?"

"Itu temen gue di Serenity. Lo udah ketemu dia kok, yang kucingnya jatuhin laptop gue."

"Oh, yang kecil itu? Dia kenapa?"

"Gue juga nggak tau, dia cuna bilang butuh bantuan."

"Lah? Ya udah, gue ambil motor dulu."

Meski bingung dan tidak paham, Aksel memilih untuk mengikuti Saga. Dia tidak mau sahabatnya itu kesulitan sendirian.

Saga sendiri masih bertanya-tanya ada apa dengan Tristan dan Mbak Jihan.
Sempat terlupa, dibukanya pesan grup Serenity.

Dan saat itulah dia paham apa yang sedang terjadi sekarang. Dan itu bukan sesuatu yang baik.

.
.
.

Bersambung.

.
Riexx1323.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro