Chapter 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Y/n: Your name

Akan ditambahkan sesuai dgn prkembangan crita.

Reader's POV

Enkidu? Nama yang aneh! Aku seumur-umur ga pernah mendengar nama yang aneh seperti itu.

"Kamu ga perlu pergi dari rumah ini. Rumah ini adalah rumahmu. Besok aku akan membawamu ke dokter kenalan kita jadi besok kamu ga perlu ke sekolah. Aku akan menghubungi wali kelasmu nanti."

Tidak ada pembicaraan apa-apa lagi setelahnya. Dia tipe orangnya pendiam ya. Ketika aku ingin membantunya untuk membersihkan peralatan makan ini, dia menghentikanku.

Katanya, ini adalah tugasnya untuk bersih-bersih. Tapi, bukannya seharusnya tugas bersih-bersih itu adalah tugas seorang istri?

Dia menyiapkan air panas untukku mandi. Aku merasa segan kepadanya, jujur walau dia bilang kalau dia adalah suami sahku tapi seharusnya pekerjaan seperti ini adalah pekerjaan seorang istri kan?

Dia bahkan menyiapkan pakaian tidurku. Sekarang siapa sih yang istri dan siapa sih yang suami, heran deh! Pekerjaan mudah seperti ini mah aku juga bisa!

Setelah selesai mandi, aku sudah menyiapkan air panas untuk Enkidu. Setidaknya aku harus tahu diri dong!

Aku diizinkan untuk tidur di ranjang ini. Sebuah ranjang yang sangat empuk dan nyaman. Seumur-umur aku tidak pernah tidur di ranjang yang nyaman seperti ini.

"Kamu menyiapkan air panas untukku?" tanyanya.

Rambutnya masih basah dan dia hanya memakai handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Dadanya bidang dan terlihat kuat, dia benar-benar seorang pria!

"Iya, setidaknya aku harus tahu diri kan? Enkidu sudah repot-repot menyiapkan ini itu untukku jadi setidaknya hanya ini aja yang bisa ku lakukan!" ucapku dengan bangga.

Dia terlihat terkejut dan menyembunyikan keterkejutannya itu dengan cepat. Dia mengambil pakaian tidurnya dan mengenakannya (aku tidak mengintip kok!!!!). Dia berjalan ke arah meja yang berisi tumpukkan kertas dan mengerjakan sesuatu dengan kertas-kertas tersebut.

"Sudah malam, tidurlah," ucapnya singkat.

Ni cowo aneh deh. Kok kayaknya dia dingin banget ke aku?? Padahal daritadi aku baik loh ke dia!

Tanpa menunggunya, aku memejamkan mataku dan berusaha untuk tidur. Ahem, ga tau diri amet yak tapi gapapa deh rezeki ga boleh ditolak yekan? Kapan lagi bisa tidur di ranjang nyaman kaya gini?

-----

"Mengapa ..."

Hm? Siapa yang bicara?

Aku merasakan ada sesuatu yang terjatuh di wajahku. Aku berusaha untuk membuka mataku. Capek dan mengantuk adalah hal yang kurasakan sekarang.

Suasana disini dingin dan gelap. Di sampingku, seseorang dengan surai panjang duduk sambil menatapku. Kalau aku berada di duniaku sekarang, pasti aku akan berteriak. Tapi dengan sekali lihat aku sudah tahu siapa orang ini. Dia pasti Enkidu tapi apa yang dilakukannya?

Aku mendengar suara isakan pelan darinya. Dia menangis?

Walau tidak jelas, aku bisa melihat wajahnya. Wajah yang terlihat sedih. Mengapa dia bersedih? Apakah karena aku bukan istri aslinya? Tapi kelihatannya hubungan suami istri ini tidak terlalu baik deh.

Dia mendekatkan wajahnya lalu mencium keningku dengan lembut. Aku ingin mengatakan sesuatu tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat? Tapi, kapan lagi yekan bisa dicium sultan cantik kaya gini, huehuehuehuehue.

Setelah beberapa detik, dia melepaskan ciumannya, beranjak dari tempat tadi dan membaringkan tubuhnya di sampingku. Dia menghadapku dan aku yang sedang pura-pura tertidur ini merasa canggung.

Dia mendekatkan dirinya dan jarak kamipun semakin dekat. Enkidu menyandarkan kepalanya di bahuku lalu setelahnya dia tak melakukan apa-apa lagi.

Eh, ternyata dia bisa bersikap seperti ini juga? Ku kira dia orangnya dingin dan cuek walau baik sih. Tapi idaman banget ga sih punya suami sweet kaya gini?

----

"Ugh ..."

Perlahan, aku membuka mataku. Sinar mentari terlihat di jendela walau ada tirai yang menutupi. Keadaan kamar yang tadinya gelap menjadi sedikit terang karena sinar matahari tersebut.

Aku melihat ke samping, tak ada orang disana. Aku masih berharap kalau kejadian yang kemarin adalah mimpi tapi ternyata hal itu tidak benar. Aku terjebak di dalam dunia lain --artinya kalau di drama-drama Korea atau anime-anime gitu namanya isekai?

Emang isekai ada ya?

YA ADA DONG ANJIR KAN GUA LAGI DI ISEKAI! EMAK GUA DI KAMPUNG GIMANA ANJIR! KASIAN EMAK GUA DI KAMPUNG SENDIRIAN! Walau ada abang ama adek gua sih ...

Huee, pengen pulang emak!!!! Emak tolong!!!!!!


"Sudah bangun?"


Melihat ke sumber suara, di ambang pintu kamar mandi berdiri sesosok pria cantik bersurai hijau panjang. Sama seperti kemarin, rambutnya basah dan kali ini dia tidak menutupi tubuhnya dengan handuk.

Ah, aku bisa melihat tubuhnya.

Tubuhnya.

Tubuhnya.



'TUBUH'NYA ANJIIRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


"Oi oi oi! Tutup 'tubuh'mu itu Enkidu!!!!!!!!!! Ga malu apa diliatin cewe!!!!!!!!!!!!"

Aku memalingkan wajahku, menutupnya dengan kedua tanganku. Wajahku panas dan jantungku berdegup cepat. Aku yakin kalau di anime-anime, pasti aku sudah mimisan sekarang!!!!

"Lah? Kan kamu istriku. Suami istri melihat tubuh satu sama lain kan memang diperbolehkan," ucapnya tanpa ada rasa bersalah.

"YA KALI BAMBANG! LU GA MALU GUA MALU TAUK! UDA TAU GUA LUPA INGATAN MENDADAK GINI! KEPOLOSAN GUA ANCUR ANJIR!! CEPETAN PAKE BAJUNYA!"


Untung cantik kalau kaga uda gua sikat lu pake sapu. Tapi kalau dia suamiku, mana bisa gua pukul pake sapu. Kdrt dong namanya cih.

Enkidu tidak mengatakan apapun dan memakai pakaiannya dalam diam. Aku tidak mengintip, beneran deh suer! Uda cukup aku liat tubuhnya. Walau suami tapi kan aslinya gua tuh ga nikah sama dia melainkan 'aku' yang di dunia ini yang jadi istrinya.

Wah, dosa nih gua ceritanya. Tapi kan gua ga sengaja atuh!


"Aku akan menyiapkan sarapan untukmu. Kamu mandi saja dulu," sahut Enkidu.

"I-iya, m-makasi."


Hingga suara pintu yang ditutup terdengar, aku baru berani membuka mataku. Argh, mengapa hidup ini kejam yawla!

Ku putuskan untuk membersihkan tubuhku lalu menyusulnya ke dapur untuk membantunya memasak. Memang suami idaman sih yang perhatian ke istri sampai segitunya tapi sebagai 'istri' aku harus tau diri dong!

Dengan cepat aku memakai pakaian 'aku' yang ada di dunia ini (yang sepertinya kelihatan mahal) lalu mencari keberadaan sang suami tercinta. Ciiee, tercinta bah. Kenal aja kaga somplak pake suami tercinta segala.

"Ada yang bisa ku bantu, mas?"

CCIIIEEE MAS DONG!!!! Ah jadi malu!

"Eh? T-tidak, tidak ada. Duduk saja disana, aku hanya menyiapkan roti panggang, telur mata sapi dan bacon sapi saja kok."

"Kalau begitu aku yang cuci ya mas?"

"Tidak boleh, mencuci bukanlah pekerjaan dari seorang istri melainkan seorang suami! Duduk saja disana."

"Ih, manis banget sih si mas ini!"



Tidak ada pembicaraan setelahnya. Berunting sekali 'aku' bisa dapat suami baik kaya Enkidu!

"Tapi, kalau boleh, apakah aku bisa meminta sesuatu?"

"Apa itu mas?"

"Tolong berhenti panggil aku 'mas'. Aku jijik mendengarnya."

DUARR!!!!!!

Sakitnya ditolak cih! DITOLAK DONG CUI, SAKITNYA HATI INI!

End of Reader's POV
.
.
.
Author's POV

Allo dn selamat pagi~

Jngan lupa utk memberikan vote dan komen lalu memfollow akun ini ya~ terima ksih uda mampir!



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro