Chapter 36

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Y/n: Your Name
Last name used: Kanzaki
H/c: Hair colour
E/c: Eye colour

Reader's POV

~Time Skip 6 bulan kemudian~

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Aku sudah kelas 2 SMA sekarang dan tinggal satu tahun lagi hingga aku bisa lulus dari sekolah ini!

Aku dan teman-temanku pada akhirnya memutuskan untuk mengambil jurusan IPS. Aku, Mashu, Jeanne, Jalter, Cu, Astolfo, Bradamante, dan Billy.

Kami pergi ke sekolah bersama-sama seperti biasanya. Kami saling bercanda, berbincang, menggoda satu sama lain, dan tentu saja menggosip. Oh tentu saja, sebagai wanita yang normal di zamanku aku suka menggosip.

Aku jujur baru tahu kalau Ishtar jatuh cinta kepada Gilgamesh dan dia memutuskan untuk bersekolah disini karena sekolah ini milik Gilgamesh. Dan ... aku juga baru tahu rupanya Enkidu dan Ishtar adalah musuh bebuyutan.

Tak heran mengapa sikap Enkidu kepada Ishtar lumayan keras. Hal itu terjadi sewaktu Ishtar berbuat keributan saja sih.

Dan dan, Ishtar rupanya pernah menyatakan perasaannya kepada Gilgamesh tapi ditolak mentah-mentah oleh Gilgamesh. Kalau ini, aku mendengarnya dari Enkidu dan kebetulan waktu Enkidu menceritakannya, Gilgamesh juga ada disana.

"Duduk di deket jendela yuk~!" ajak Astolfo.

Kami duduk berdekatan. Jalter memilih duduk di barisan paling belakang di samping jendela, aku berada di samping Jalter, Cu berada di sampingku dan Billy duduk di samping kanan Cu.

Di depan Jalter ada saudara kembarnya Jeanne. Lalu di depanku ada Mashu yang diikuti Astolfo dan Bradamante yang duduk di depan Cu dan Billy.

Beberapa nurid yang lain juga masuk. Sebagian dari mereka ada dari kelas yang berbeda dari kami. Btw, di sekolah kami ada kelas seperti kelas 1-A, 1-B dan yang lainnya dan setiap naik kelas pasti kami akan diacak.

Aku meminta kepada Enkidu agar aku dan teman-temanku bisa tetap sekelas dan Enkidu mengizinkan hal itu. Ngomong-ngomong, semua guru-guru dan staff sekolah disini menuruti perintah Enkidu. Ga sia-sia gua punya suami kaya Enkidu h3h3h3.

Lonceng sekolah berbunyi dan kami segera duduk di tempat kami masing-masing, menunggu wali kelas untuk masuk ke kelas kami. Untuk seminggu ke depan kami tidak akan belajar karena masih baru masuk sekolah --itulah yang dikatakan oleh Billy.

Kira-kira siapa ya yang akan menjadi wali kelas kami? Aku sudah menanyakannya kepada Enkidu tapi Enkidu tidak ingin memberitahukannya kepadaku. Mungkinkah pak Odysseus lagi? Atau bu Circle? Atau mungkin Enkidu??

Setelah beberapa menit menunggu, pintu kelas terbuka dan menampilkan sesosok yang ku harapkan. Enkidu muncul dengan senyuman ramahnya. Beberapa murid langsung bersorak-sorai termasuk aku karena mengetahui kalau Enkidulah yang akan menjadi wali kelas kami.

Tanpa aba-aba dari ketua kelas karena memang masih belum ada pemilihan ketua kelas, kami semua langsung berdiri dan memberikan hormat kepada Enkidu.

"Selamat pagi dan selamat datang di kelas 2-B IPS! Mulai hari ini, bapak yang akan menjadi wali kelas kalian. Mohon kerjasamanya untuk ke depan!" Enkidu membungkukkan tubuhnya.

Kemudian Enkidu mempersilahkan kami untuk duduk. Tatapanku dan Enkidu bertemu. Aku tak bisa melepaskan senyumanku dari wajahku. Aaahh!! Enkidu menjadi wali kelasku!!!

"Yes pak Enkidu yang jadi wali kelas! Untuk pensi tahunan nanti pasti kita bakalan menang!!!"

"Mohon kerjasamanya pak!!!"

"Jadikan kami pemenang di dalam pensi nanti pak!!"

Denger-denger kalau Enkidu yang menjadi wali kelas, pasti peforma kelas yang dipimpinnya akan sangat bagus!! Kata Mashu, semua kelas yang memiliki Enkidu sebagai wali kelas pasti akan mendapat kemenangan di pensi tahunan nanti. Okelah kalau begitu, aku sudah tak sabar lagi!!!!!

Sepulang sekolah nanti aku akan membuatkan sesuatu untuknya~!! Um, atau ku belikan boneka saja? Tapi aku tak punya cukup uang di kantong --eh, bisa transfer ga ya???? Atau alat pembayaran elektronik?? Nanti coba deh~!

"Bapak akan mengabsen kalian satu per satu kemudian mari kita mengatur tempat duduk kalian dan mengatur perangkat kelas kita," sahut Enkidu.

Enkidu mengambil buku absen dan memanggil nama kami satu per satu.

"Kanzaki (Y/n)."

"HADIR PAK!" jawabku dengan sangat bersemangat.

Teman-teman sekelasku menyorakiku. Jalter juga memukul tanganku, perih asu!

"Ngegas bat lu asu! Kaget gua janc*k!" marah Jalter.

"Su perih su! Kasar bat lu!" balasku.

"Makanya jan ngegas! Mentang-mentang liat yang seger bening mata lu jadi melotot!" sambung Jalter.

"Sudah-sudah jangan bertengkar! Jalter, jangan mengucap kata-kata yang kotor dan kasar di kelas ini! Sangat tidak sopan!" tegur Enkidu.

"Mpod lu dimarahin!" ucapku dengan penuh kemenangan.

"Kamu juga (Y/n)! Jangan mengutuki temanmu!" sahut Enkidu.

"I-iya pak ... maaf ..."

Owalah asu, gua kena semprot juga dong!!!

Jalter tertawa singkat melihatku juga diomeli oleh Enkidu. Yah, bukan yang pertama kalinya sih aku diomeli Enkidu karena mengatakan kata-kata yang kasar dan kotor.

Setelah selesai mengabsen, Enkidu mengatur tempat duduk kami. Sialnya aku malah dipindahkan jauh dari teman-temanku dan duduk paling depan barisan kedua. Mpod mpod, kayanya Enkidu dendam banget sama gua dah.

Untung Mashu duduk di samping kiriku yang dekat dengan jendela dan di samping kananku ada Ereshkigal lalu di depanku adalah orang yang bernama Kadoc. Dan tentang Ereshkigal, berbeda dengan saudari kembarnya yang memilih IPA, Ereshkigal memilih IPS.

Aku dan teman-temanku berpencar. Di belakangku ada Yan Qing, murid pindahan dari China. Kata Enkidu, seharusnya sekarang dia sudah kelas 3 tapi karena dia tidak bersekolah selama setahun maka sekarang dia masih kelas 2.

Dia adalah orang yang pendiam. Banyak wanita yang melotot ketika melihatnya karena wajah dan poporsi tubuhnya lumayan bagus. Dia duduk di belakangku dan aroma tubuhnya wangi anjir! Dia pakai parfum apa sih sampai bisa wangi banget aroma dia?!

Keinget Enkidu sama Gilgamesh deh, mereka wanginya minta ampun dah apalagi Enkidu. Walau ga pake parfum dia wangi bat anjir! Aku tau karena waktu mau tidur aku sering meluk Enkidu dulu baru tidur. Aku kalah jauh asu sama cowo!!

"Baiklah, sekarang ayo kita pilih perangkat kelas kita. Seperti biasa, akan ada ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris kelas lalu yang terkhir kita akan membuat jadwal piket. Ada rekomendasi siapa yang bisa menjadi ketua kelas dan wakilnya?"

Sejujurnya aku belum pernah sih menjadi bagian dari perangkat kelas kecuali untuk di piketnya. Ya semua murid pasti harus bersih-bersih kan?

"Pak, saya merekomendasikan Marksman --maksud saya, (Y/n) pak yang jadi ketua kelasnya," sahut Billy.

Eh kok gua si!?

"Bener pak, kalau (Y/n) yang mimpin kita bisa auto win streak kita pak! Ggwp!" balas Astolfo.

Asu! Lu kira kita lagi main game?!

"Pak, (Y/n) aja yang jadi ketua kelas pak! Dia selama ini sudah bantu saya kasi saran bijak dalam hubungan saya pak dengan pacar saya pak mana tau dia bisa memberikan saran-saran bijak untuk kelas kita nantinya," sahut Jeanne.

JEANNE HUSSSHH!!! JAN IKUTAN JAN IKUTAN!!!!!

"Um ..., selain (Y/n) apa ada saran lain?" tanya Enkidu sambil menunjukkan wajah yang aneh.


ENKIDU, APA MAKSUDMU HAH?! KENAPA MIMIKMU ANEH BEGITU?!

"Yan Qing pak, dia dulu pernah jadi ketua club basket waktu SMP jadi dia pasti bisa memimpin kelas ini. Plus di kelas 2 SMP dia pernah jadi ketua kelas," ujar Ophelia Phamrsolone, seorang wanita bersurai pirang kecoklatan atau orange kecoklatan dan yang paling mencolok adalah matanya yang ditutup sebelah dengan penutup mata.


"Yan Qing, apa kamu mau menjadi ketua kelas di kelas ini?" tanya Enkidu.

Eh wait, Enkidu kok ga tanya ke gua pertanyaan itu?

"Saya cuman mau jadi wakilnya doang pak, (Y/n) aja yang jadi ketua kelas," jawab Yan Qing.

".... (Y/n), apa kamu mau menjadi ketua kelas di kelas ini?"


"Um ..., harus ya pak?"

"Teman-temanmu sudah memilihmu."


Tunggu, memang ada ya pemilihan ketua kelas yang modelnya kaya gini? Ancur banget asu!!!


End of Reader's POV
.
.
.
.
Author's Note

TIME SKIP TROS 😂😂😂

Jan lupa utk memberikan vote, komen, dan juga memfollow akun ini, terima kasih~!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro