Coping 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema: sebuah Space Opera.

Runaway

Berulang kali perempuan di belakang kemudi pesawat luar angkasa itu menekan tombol-tombol darurat untuk menyelamatkan dirinya. Sementara, laki-laki di balik kemudi pesawat luar angkasa yang lain berulang kali menekan tombol serangan yang diarahkan pada pesawat si perempuan. Laki-laki itu berhasil membalik keadaan pada aksi saling kejar antara keduanya.

Lampu-lampu darurat berkelip tak beraturan. Alarm memekakkan semakin memecah konsentrasi. Sekali serangan lagi, pesawat itu pasti sudah hilang kendali.

Atau, hanya butuh lapse gila dari si laki-laki gila yang tiba-tiba menampakkan diri di depan pesawat si perempuan. Membuatnya menukik ke bawah tak beraturan, menghindari benda-benda angkasa, sampai akhirnya pesawat itu harus terguling di permukaan Mars. Sementara pesawat si laki-laki menyusul turun, mendarat dengan anggun.

Asap kelabu mengepul dari pesawat si perempuan. Susah payah, ia mengeluarkan diri dari sana. Begitu ia berhasil mengeluarkan diri, tubuhnya hampir kehilangan daya sokong.  Langkahnya gontai di permukaan Mars.

Sosok di balik pengemudi pesawat yang berhasil melumpuhkan pesawat si perempuan tadi pun menampakkan dirinya, berjalan mendekat ke pesawat lawannya yang sudah porak poranda. Melihat sang musuh mendekat, perempuan itu berusaha melarikan dirinya. Dalam benak perempuan itu, ia harus berjalan menjauh. Kemanapun.

Sayang, kedua kakinya tidak mau diajak bekerja sama. Panik melanda perempuan itu. Seolah suplai oksigen di punggungnya tidak tersalurkan dengan baik.

Laki-laki itu berjalan mendekat. Pelan tapi pasti. Kemudian, ia berhenti tepat di depan si perempuan yang jatuh terduduk. Ia lantas membungkukkan badannya, menyejajarkan tingginya dengan si perempuan untuk membaca air muka perempuan itu.

Perempuan itu memalingkan kepalanya seraya memejamkan mata. Paham betul dengan apa yang akan laki-laki itu lakukan. Jika pada akhirnya ia memutuskan menyerah, sebutan penghianat negeri akan tersemat padanya sepanjang hayat.

Ah, ralat. Pada keduanya.

Sayangnya, pertahanan si perempuan yang sudah rapuh itu benar-benar telah porak-poranda. Tepat ketika laki-laki di depannya jatuh berlutut, merengkuh dirinya dengan tanpa niatan untuk melepasnya sama sekali. []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro