Sol 25 : Phoenix

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Phoenix : Alat satuan komunikasi milik NASA yang digunakan untuk berkomunikasi di planet yang berbeda, seperti Mars. (Nama asli bukan Phoenix, ).

Damian berada di bandara Washington, sendiri. Ia harus pergi ke Seattle, menuju ke rumah teman lamanya yang hanya satu-satunya mempunyai alat yang kini River butuhkan.

"Direktur tidak akan bisa memiliki alat ini, jika A-397 tidak diterbangkan. Skak." gumam Damian.

Phoenix, alat satuan komunikasi menggunakan kode untuk meretas sinyal, digunakan untuk berkomunikasi di planet yang berbeda, seperti Bumi, dan Mars.

Selama perjalanan, Damian terus saja membawa sebuah note-book berukuran kecil, pas jika berada di dalam saku, dan sebuah bolpen lipat. Ia mencatat berapa banyak waktu yang River butuhkan, sembari memikirkan hasil sidang IAU mengenai A-397 yang Damian kirim dokumennya secara rahasia.

(Pen lipatnya lucu, jadi pengen wkwk).

Damian mulai curiga, kenapa A-397 tidak diterbangkan? Apa ini ada sangkut pautnya dengan perang Korea Utara, penyelundupan senjata canggih, dengan A-397 sebagai gantinya?

Tidak. Ia tidak mau memikirkan dunia politik. Direktur licik, ia menginginkan Ethan setelah kembali nanti. Sementara Ethan menginginkan Damian;membalas dendam akan suatu kesalahan yang tidak pernah Damian perbuat.

NASA

River segera mengangkut beberapa barang yang ia butuhkan; laptop, persediaan makanan, baterai tambahan, R5, dan selimut. Ia segera naik ke Rover karena langit semakin gelap. River berkendara ke arah Utara, dan semakin ke utara.

River menyalakan musik dari laptop milik Martin yang berisi musik modern, seperti lagu milik Martin Garrix, Zedd, Jonas Blue, The Chainsmokers, Future, Steve Aoki, dan masih banyak lagi. River ingat akan ponselnya yang tidak ia bawa, terkecuali memang sengaja di tinggal di Hermes. Huh, ia rindu instagram-nya, wattpad-nya, ia berdo'a semoga saja Martin tidak membajak ponselnya, karena jika ia pulang kembali ke Bumi, ia akan menuliskan cerita pengalaman hidupnya selama di planet Mars di akun wattpad-nya.

Namun, River masih memikirkan Hybrid. Bagaimana cara membinasakan makhluk itu? Walau Hybrid tidak mengganggu, namun River yang merasa terganggu karenanya. River menghitung perkiraan jumlah Hybrid, jika African Pouched Rat berkembangbiak sebanyak 50 ekor per-tahun, berarti perkiraan jumlah Hybrid saat ini adalah, 100 ekor. Di tambah induknya menjadi 101. Jika saja, kalau semua Hybrid berada dalam satu kandang yang sama, maka...

"Kandang! Tunggu, apa aku harus berternak Hybrid sekarang?" kata River sambil melihat ke sembarang arah.

"Tidak. Pikiran konyol. Rencana 3 saja-"

DHUAKK!!!

River terguncang dan kepalanya terantuk kab Rover, sepertinya ia menabrak sesuatu yang cukup keras, lagi. River mengusap kepalanya yang sakit, berharap yang ia tabrak bukanlah Hybrid. Ia segera memakai helm oksigen, dan keluar.

Ban Rover di desain menyerupai ban jeep yang biasa digunakan berkendara dipegunungan, jika melindas batu saja tidak masalah. Namun, kali ini ban-nya tergores. Sesuatu yang ia tabrak kali ini, bukanlah sebuah batu.

Goresan ini seperti logam.

River menyadari bahwa Rover-nya berjalan di atas sebuah cekungan tempat sesuatu yang ia tabrak tadi, seperti sebuah galian yang belum selesai. Tampak sebuah logam bewarna putih-silver di sana. River mengetuknya, dan ini adalah bahan yang sama persis dengan Valkyrie R5, alat ini milik NASA.

"Apakah, Phoenix ? " gumam River tak percaya. Tempat ini jauh dari perkiraannya, tempat Phoenix yang terpendam di tempat yang seharusnya. Dan River kembali menoleh ke arah selatan, housecuff - nya bahkan terlihat jelas! Sial! Bahkan jarak Phoenix dengan housecuff saja tak sampai 1 kilometer, berjalan kaki saja pun bisa! Menyebalkan.

River menggali logam itu lebih dalam lagi, setelah terlihat setengah, River mengusap logam itu menggunakan telapak tangannya, terlihat sebuah tulisan berdebu di sana; Athena.

"Tunggu, jadi ini bukan Phoenix? Ini Athena? Sial. Aku salah tempat." River berdiri, namun sebelum ia berbalik, ia melihat lagi ke bagian sisi Athena yang menyilaukan, ada logam lainnya. Karena penasaran, River pun menggalinya.

Setelah beberapa saat, River mulai kedinginan. Hari telah malam, dan suhu Mars jika malam sama seperti suhu di kutub Utara. River merasakan hidungnya yang gatal karena tidak jadi bersin, dan ia ingin sekali menggaruknya. Namun, ia hanya bisa menahannya. Hidungnya mulai memerah, tanda ia sedang kedinginan secara eksterm.

(Ilustrasi River wkwk.)

River memasangkan pengait Rover ke bagian logam yang baru saja digalinya, dengan kekuatan penuh ia menginjak gas Rover untuk menarik logam itu keluar. Dan, berhasil, walau di iringi dengan suara yang nyaring.

Sesaat River terkejut. Apa yang ditariknya, sesuatu yang berharga triliun rupiah, sesuatu buatan NASA, dan sesuatu yang akan membantunya untuk, pulang ke Bumi.

River menemukan Phoenix.

(Phoenix.)

"AKU AKAN PULANG!" teriak River sebelum hidungnya terasa gatal kembali.

NASA

Kenapa bacanya cepet banget nyampe target yaampun :" w seneng kan jadinya wkwk.

Nah, gue tantang. 30 vote, and 90 komen. Gimana? Bisa? Kalo targetnya nyampe, w bakal fast-update lagi ea.

Eh, ada pertanyaan nih. Yang jawab bener, gue tag di chapter selanjutnya :

● Sebutin 4 ciri-ciri planet?

● Sistem Matahari menurut teori Heliosentris?

Okay, see you!

Btw, w senin depan UN, jadi untuk tanggal 9-12 April 2018 nggak bisa update, maaf.

Sol 25 : Phoenix.

816 words.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro