Case 23 : Hospital

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

River Natheles.

Ah, namanya kini tak lagi asing di mata publik. Bahkan di rumah sakit sekalipun, banyak para medis bahkan pasien yang menanyakan keadaannya.

Satu pertanyaan pasien yang membuat para medis gila, kapan River membuka mata?

Bangsal Medusa, kamar VIP nomor 19.

Kamar yang terlihat sangat berbeda dari kamar pasien lain.

Banyak sticky note dan stiker logo NASA ditempelkan di luar pintu kamar River. Kebanyakan berisi pesan penyemangat dan harapan-harapan mereka yang ditempelkan agar astronot ini segera membuka mata.

"baru kali ini bosan jadi perawat," keluh perawat pria berwajah Asia kepada suster jaga. Karena, hampir setiap pasien yang ia datangi untuk suntik vitamin atau mengganti infus, pasti menanyakan perihal River.

"Itu juga kapan sadarnya sih? Ga bosan apa rebahan disini sampai 6 tahun, gila kan!" katanya lagi.

"Eh, jawab dong!" perawat itu kesal karena suster dihadapannya tidak menjawabnya.

"Dia pasien pertama di Amerika yang mencetak rekor dengan masa koma terlama," kata suster perempuan itu pada akhirnya, "jadi, wajarlah!"

"mbung, ah." Lanjut si perawat, frustasi.

Beberapa menit kemudian, Ethan tiba dengan Daniel, lagi.

"Sorry, Aku memiliki urusan dengan River," kata Ethan.

Perawat itu agaknya terkaget, lalu mengangguk. Ia tahu betul siapa yang kini tengah berdiri didepannya. Putra dari pensiunan dokter bedah terkenal di rumah sakit ini. Loski McCagall.

Tak semudah itu untuk memasuki kamar River. Perlu akses berupa ID card untuk tamu penting seperti keluarga atau teman dekat, dan sidik jari khusus untuk dokter pribadi. Ethan bukan termasuk opsi pertama, tapi ia bisa masuk dengan menggunakan sidik jarinya.

"The hell," kata Daniel saat melihat keadaan diluar pintu kamar 19, "sebenarnya siapa sih, penghuni kamar ini?" Tanyanya kembali. Daniel mengambil sebuah sticky note yang berisi pesan menggelikan.

"Entah. Aku juga tidak tahu," balas Ethan sambil melangkah masuk.

Ethan menghentikan langkahnya beberapa meter saat mulai melihat River. Sialan, seharusnya memang ia tak memutuskan untuk menjenguknya. Entah dirinya tiba-tiba merasa bersalah, namun disisi lain ia juga merasa jengkel.

"Suer. Siapa sih, dia?!" Tanya Daniel kudet.

"Brisik!" bentak Ethan, "dia adalah orang bodoh dengan 1000 keberuntungan," lanjutnya.

Ethan hanya melihat River dari agak jauh, lalu ia duduk di sofa yang ada diruangan itu.

"Mengapa dia bisa seperti itu?" Daniel sangat merasa penasaran.

"Hasil tes medis khusus astronot menyebutkan bahwa River mengalami Cardiac Arrest. Tapi, seperti biasa. NASA memalsukan semuanya." jelas Ethan.

"Ha?"

"Goblok. Dia sedang koma!"

"Tahulah. Maksudku, mengapa dipalsukan?"

"Setelah semua yang terjadi saat itu? Sangat berbahaya bila mengungkap informasi asli kepada publik," kata Ethan yang sama sekali tidak dimengerti Daniel.

"A-"

"Sistem pernafasannya mulai beradaptasi saat ia berada di Mars. Hal yang sama juga terjadi denganku, tapi hanya 2 tahun. Waktu yang lama, tapi tetap masih lama astronot ini," lanjut Ethan tanpa ditanya Daniel. Atau Ethan sedang berbicara sendiri.

"Jadi-"

"Relativitas benar-benar terjadi. Sebelumnya, kupikir itu hanya sebatas teori gila yang diungkapkan oleh seorang kakek tua berkumis tebal. Tapi, setelah kami semua juga mengalaminya," lagi-lagi Ethan memotong pembicaraan Daniel, "Seluruh organ tubuh astronot ini mulai terbiasa dengan Mars. Ditambah relativitas terjadi yang hanya 2 jam disana. Bagi kami, 2 jam di Mars dapat meluluskan anak SD di Bumi,"

"Tai. Biarkan aku bicara!" Daniel kesal.

"Kenapa kau mengungkapkannya padaku? Paham juga tidak," lanjut Daniel.

"Itu dia. Karena kau sama bodohnya dengan astronot ini." Ethan menunjuk River.

Tiba-tiba Ethan berdiri, mengambil sesuatu dari dalam waist-bag miliknya, sebuah jarum suntik.

"Guobloook! Kau mau apa, heh!" Daniel terkejut saat Ethan menusukkan jarum itu di lengan River.

"Diam!" kata Ethan tanpa menoleh.

"Selesai. Kuy pulang,"

Tatapan Daniel menyelidik, "apa yang kau lakukan?" tanya Daniel.

"Menurutmu?" tanya Ethan santai.

"Edan!" kata Daniel saat melihat jarum suntik yang dipegang Ethan.

Tepat saat mereka berdua membuka pintu, seseorang datang.

"Ethan?"

"Ah, mengganti popok River, eh?" ledek Ethan saat mengetahui siapa orang itu.

"sialan. mengapa kau kesini?"

"Dia tadi-AW!" Daniel hendak membeberkan apa yang Ethan lakukan tadi, namun rambut belakangnya segera dijambak oleh Ethan.

"I'm waiting," kata si lawan bicara.

"Nope. Kami hanya kurang kerjaan. Sampaikan salamku pada kembaranmu itu ya, Sim!" kata Ethan buru-buru menyeret Daniel pergi meninggalkan ruangan itu.

"Sebenarnya aku Tom! Bukan Sim!" katanya, "apa selama ini dia tidak bisa membedakan kami?"

***

"Apa ada seseorang yang menjalin hubungan dengan Jason selain dirimu? Aku harus kembali segera, dan kurasa kau tidak akan mampu mengurus semua masalah ini sendirian," kata Loski didepan ruang isolasi.

"Sebenarnya ada, tapi ia menolak." jawab Awsten.

"Siapa?"

"James Cameron."

Satu nama yang sukses membuat Loski terkejut.

"Apa katamu?" Loski ingin mendengar hal yang sama dua kali.

"Aku juga menghubungi Paquito. Tapi sepertinya ada masalah," Awsten bahkan mengabaikan pertanyaan Loski.

"Tidak, kau bilang James? Bagaimana kau bisa mengenalnya?" Loski tampak terguncang dan tertarik. Mengapa semua masalah ini selalu terikat dan terhubung satu sama lain.

"Oh, si anu. Dia penyelam, sih" kata Awsten tak tahu bagaimana cara menjabarkan James dengan baik, "kenapa? Anda mengenalnya juga?"

"Aku hanya tahu sekilas, karena kami berada di divisi dan lantai yang berbeda. Berkat Gabe, aku mengetahui siapa itu James," jelas Loski.

"Wait, Gabe katamu? Gabe siapa?" Awsten penasaran. Semoga yang dimaksud adalah orang yang sedang dalam perjalanan saat ini.

"Gabe Warren, of course. Pemilik kapal selam legendaris, Sea Blue Eyed Lucy. Mustahil bagimu untuk tidak mengenalnya,"

NASA

monmap yg blm menang gipewei jan berkecil hati y :(

lainkali insyaallah kal ada rejeki, gue buat lagi GA yg entah nasa lagi, atau buku selanjutnya (amin)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro