Case 24 : Worried

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Laboratorium NASA.

"Oke, sebaiknya, ayo kita mulai,"

Lampu di ruangan sedikit diredupkan. Pencahayaan menjadi remang-remang, namun cukup jelas bahwa ada tiga orang disana yang tengah melakukan sesuatu.

"Darah River, B. Pertama, kita uji dulu bahwa darah ini tidak menolaknya," kata Ethan sambil mengeluarkan sampel darah yang sempat ia ambil saat menjenguk River.

"Darah ini adalah bagianmu. Aku harus melakukan hal penting lain, dan aku akan mencekikmu jika semua ini berakhir dengan parasitisme!" Alan memperingatkan.

"Serius, kalian berdua membuatku menjadi semakin bodoh disini," kata Daniel sebal.

"Kurasa, ada satu pekerjaan yang tepat untukmu," kata Alan sambil memicingkan matanya.

"Dan apa itu?"

"Bagian konsumsi,"

"Tai!"

"Brisik! Jika bukan perintah Loski, jika ayahmu bukan seorang-dan jika ibumu bukan bibiku, aku tidak akan peduli padamu, sungguh!" potong Ethan sedikit kasar.

"Begitu?" jawab Daniel tersinggung.

"Lupakan, ada hal penting lain yang harus kukerjakan" kata Ethan.

"Aku akan mengadu pada ayah jika mereka pulang nanti!"

"Silahkan," jawab Ethan santai. Namun sedetik kemudian ia merasa ngeri. Paman Atlas. Grrr, semoga saja ia tidak mengangkat snipper-nya, batin Ethan.

"Baiklah, lanjutkan saja jika perlu baku hantam sekalian, ya! Lab ini bisa saja secara tiba-tiba berubah menjadi ring pertarungan MMA." Sindir Alan sambil memghidupkan laptopnya.

"Kau punya sarung tinju?" Tanya Ethan yang masih sibuk dengan bagiannya sendiri.

"Are you kidding me?" Alan merasa sangat heran, "Aku menghubungi Martin untuk datang," lanjutnya.

"WHAT?! ALAN, KITA BISA MELAKUKAN INI TANPA BANTUAN-" kata Ethan terpotong oleh kedatangan Martin.

"Yo! Hei, guys. Am i late? Wah! Kalian sudah setengah jalan rupanya!" Kata Martin tiba-tiba datang dan masuk ke lab. Namun ia malah menghampiri Daniel yang bermain game di sofa seberang, posisi agak jauh dari mereka berdua, karena efek lab yang sangat luas.

"Martin," lanjut Ethan.

"Itu karena aku harus kembali ke rumah dan mengambil flashdisk berisi data pentingku disana. Tak lama, just 10 minutes," kata Alan, "Martin bisa membantu pekerjaanmu lebih cepat,"

10 menit-pun akan terasa 10 tahun bagi Ethan jika bersama orang gila ini!

"Jingan," umpat Ethan kepada Alan.

Alan tertawa, "welcome to the jungle," ejeknya.

Alan tahu, Ethan tidak akrab dengan anggota tim tertentu seperti Martin dan Luis. Namun tetap saja, tim ini sudah berkerja selama bertahun-tahun dan ia rasa Ethan harus akrab dengan semuanya.

"just go to the hell, Alan!" Ethan merinding. Bayangan Martin saat menginterogasi dirinya di Hermes membuatnya parno.

"Everything gonna be allright," kata Alan memakai jaketnya, "jangan gunakan kekerasan," lanjutnya sambil tersenyum.

"Tapi bukankah beresiko mengerjakan semua ini di lab NASA?" Tanya Ethan tepat sebelum Alan melangkah menjauh.

"Direktur akan tahu, begitu ya. Kalaupun tahu tidak apa, sih. Lagipula, ia sudah mendapat apa yang ia inginkan, bukan? Kau kan sudah menyerahkan terdigrada itu!" kata Alan.

"Bukan Eric, tapi direktur China yang satu itu,"

"Kau tidak bermaksud menahan kepergianku bukan? Hell, santai saja dengan Martin, kampret!" Alan merasa kesal. "Kau sama saja menunda bagianku!"

"Kau belum tahu bagaimana rasanya kakimu dipukul logam saat pelatihan dulu," Ethan malah ngilu sendiri saat mengingatnya.

"Bodo amat! Sudah! Oh ya, Moris menghubungiku kalau bisa secepatnya selesai, karena jika tidak-"

"And-?"

"Nisan River akan segera dibuat,"

***

Guam, Oceania.

"Bos! Ada panggilan masuk!" ucap seorang pria kekar bertato.

"Loud speaker," kata si bos.

"Oi, Bapak Hybrid. Ini aku, Awsten btw. Apa kau sibuk?"

"Ya, aku sangat sibuk.

"Ooh, em, bisa tidak kau membantuku sedikit saja?"

"Tidak,"

"Kau memang suka sekali mempersulit orang lain, ya!"

"Ngotot. Sudah! Kau hanya membuang waktuku sa-"

"Ini tentang Jason,"

Panggilan ditutup seketika.

"Bos?"

"Blokir nomornya," kata James, "mengapa kau masih disini?! segera selesaikan proyek ini dan ambil gajimu!"

Pria bertato itu mengangguk, lantas pergi. James berdiri dengan menggunakan kruk-nya, mengamati pemandangan laut dan pelabuhan dari jendela ruangannya.

James menatap 3 kapal besar yang akan dimodifikasi sesuai dengan keperluan angkatan laut, dan sudah mendapat izin resmi dari pemerintah.

"Tak boleh ada yang tahu," gumam James sedikit merasa cemas. kemudian ia menatap kondisinya sendiri.

Selalu saja ia berakhir babak belur jika berhadapan dengan Hybrid hasil karyanya sendiri. Beberapa tahun lalu, lehernya yang menjadi sasaran Sealon. Dan baru-baru ini, kaki kanannya yang menjadi target baru bagi Sealon.

"Kenapa tidak dimusnahkan saja?"

Pertanyaan Jason yang telah kadaluarsa itu masih saja tersimpan dikepalanya. James tidak pernah berniat untuk memusnahkan Sealon. Sekalipun ada, dia tidak bersungguh-sungguh. Biarlah ada waktu dimana Sealon diketahui oleh publik, namun dirinya tidak mau disalahkan jika terjadi sesuatu. Egois, memang.

Beberapa saat, James mulai merasakan nyeri pada punggungnya. Tanda bahwa ia terlalu lama berdiri. Segera ia duduk di kursi, namun karena kehilangan keseimbangan, James tergelincir dan terjatuh.

"Sialan," James kini harus menahan nyeri di punggung dan bokongnya. Jadilah ia duduk di lantai.

James terjatuh dengan berantakan. Beberapa dokumen di mejanya bahkan ikut terjatuh berserakan di lantai.

James tidak peduli.

Ia berusaha berdiri dengan susah payah, melangkahkan kruk-nya menuju kursi. Tak peduli dengan sebuah kertas dokumen yang jatuh dan ia injak.

Kertas dengan bekas telapak sepatu kotor yang masih bisa terbaca,

Orang pertama yang sembuh total dari HIV/aids tersingkat dalam kurun waktu 9 hari dari penetapan terpaparnya.

James Cameron.

NASA

cover baru uhuuy.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro