13 Februari 2022

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Katrina mengutuk semua benda yang dinomorinya dengan angka '13'.

Dia tidak mengerti kenapa, atau bahkan kapan dia mulai menyadarinya. Yang dia tahu, setiap kali dia mulai menghitung, nomor 13 akan membawa kesialan.

Katrina berhenti menghitung langkahnya saat berjalan, berhenti menghitung domba saat berusaha tidur. Dia berhenti menawarkan diri untuk membantu ibunya menyiapkan bahan untuk membuat kue akan rasa takut kuning telur ketiga belas yang dihitungnya menyimpan bayi monster.

Katrina belajar untuk menjadi waspada setiap kali dia diminta menghitung, setiap kali ada sesuatu untuk dihitung.

Lalu itu mulai terjadi.

"Tiga belas," kata seorang anak laki-laki di bus, menatap Katrina tanpa berkedip sebelum kembali ke ibunya seperti dia tidak baru saja menghentikan jantung Katrina untuk sedetik. Satu.

"Tiga belas!" adiknya berteriak padanya tengah malam, masih tidur meskipun sedang berdiri dan berjalan ke arahnya, menunjuk-nunjuk wajahnya. Dua.

"Tiga belas," kata kasir minimarketnya, tersenyum sambil menyerahkan kembaliannya. Tiga.

"Tiga belas," kata seekor burung kakatua di kebun binatang. Empat.

"Tiga belas," kata guru geografinya, mendadak berhenti di sebelahnya saat dia sedang mengerjakan soal-soalnya mengidentifikasi lapisan-lapisan bumi, lalu kembali melanjutkan patrolinya mengelilingi kelas. Lima.

"Tiga belas," kata wajah tanpa tubuh dalam kabut saat keluarga Katrina pergi ke pegunungan pada malam hari. Enam.

"Tiga belas," decit sepatu barunya saat menggesek lantai, Katrina menunduk untuk mengecek tapi segalanya kelihatan normal. Tujuh.

"Tiga belas," Spotify-nya mendadak mengumumkan sebelum lagunya dilanjutkan. Delapan.

"Tiga belas," kata neneknya, lembut, mengelus rambutnya sebelum menghembuskan napas untuk terakhir kali. Sembilan.

"Tiga belas," seluruh temannya berkata dengan wajah kosong, lalu lanjut berbicara pada satu sama lain. Sepuluh.

"Tiga belas," kata wanita yang mengetuk pintu rumahnya, lalu berbalik dan pergi begitu saja. Sebelas.

"Tiga belas," kata-kata pertama sepupunya yang masih bayi, pada titik ini Katrina hanya bisa menghela napas. Dua belas.

Katrina bangun di pagi hari, sesuatu yang bukan manusia ada di langit-langit kamarnya. Mata merah mengedip di wajahnya. "Tiga belas," kata makhluk itu, terbuat dari asap dan besi dan darah dan semerah dan segelap semuanya.

"Tiga belas," Katrina menyetujui.

__________

Mitos Angka 13

cerita gagal mohon dimaklumi <3 -rye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro