Chapter 6 : The Searching

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


"2B...?" 9S menatap seseorang di depannya. "Sedang apa?"

"Aku datang menjemputmu," sahut 2B.

"Kebetulan, aku juga baru mau ke ruang Komandan."

Mereka berjalan beriringan. Tidak ada pembicaraan di antara mereka. Hening. Mereka hanya berkutat dengan pikiran masing-masing.

2B dan 9S tiba di ruangan Komandan. Ada seorang wanita lain bersamanya. Bukan, bukan operator, ia berbeda. 2B nampak biasa saja, mungkin karena sudah bertemu dengannya sebelumnya. Sementara 9S nampak bingung, selama ini dia selalu ditugaskan hanya dengan 2B.

Komandan berbalik badan, siap menjelaskan.

"Beberapa bulan lalu, satelit kita berhasil menangkap sebuah aktivitas di dekat pantai di selatan. Kemungkinan kita akan mendapat petunjuk yang lain terkait keberadaan manusia." Komandan melihat ke arah wanita di sebelah 2B. "3F akan ikut bersama kalian, 2B, 9S. Dengan adanya ia, pencarian diharapkan bisa berlangsung lebih cepat. Seharusnya unit-F juga bersama kalian pada misi terakhir, tapi sayangnya semua sedang sibuk saat itu," jelas Komandan.

"Kalian lihat titik merah di peta itu ? Itu adalah lokasi terakhir aktivitas manusia yang terdeteksi. Tugas kalian kali ini adalah mencari apa yang terjadi dan jejak yang ditinggalkan disana. Ada pertanyaan ?"

"Aku ingin bertanya, Komandan," ujar 9S.

"Apa itu ?"

"Kenapa saat terdeteksi adanya aktivitas manusia tidak langsung ditindaklanjuti?"

"Banyak yang harus kami pertimbangkan saat mengetahui adanya informasi ini. Salah satunya adalah apakah benar itu manusia dan bukan hal yang lain? Kau tahu, terlalu banyak pertimbangan membuat kami terlambat bergerak. Ada yang lain?"

"Bagaimana jika kami bertemu dengan manusia?" tanya 9S lagi.

"Pertanyaan bagus. Dapatkan kepercayaan mereka dan langsung hubungi bunker. Biar aku yang mengurusnya. Ada lagi?"

"Tidak, Komandan!" jawab mereka bersamaan.

...

Perjalanan mereka dihiasi dengan aksi tembak-tembakan dengan para mesin. Aksi itu berlangsung lama, hingga setelah tiga jam mereka baru sampai di lokasi tujuan. Tiga Flight Unit mendarat dengan lancar di tepi pantai. Semilir angin sepoi-sepoi memainkan rambut mereka. Deburan ombak menyapa, dan pohon-pohon kelapa melambai-lambai ke arah mereka.

"Sebaiknya kita mulai mencari sebelum malam datang." 3F yang sedari tadi diam mulai membuka suaranya.

"Ya, kau benar," sahut 2B. "Ayo, 9S," ajak 2B. 2B yang merasa tidak mendapat respon mulai menarik 9S.

"Ah! Iya sebentar!" rengek 9S, "jarang kan, aku melihat pemandangan seindah ini."

"Malam akan tiba, 9S. Lebih cepat lebih baik," pinta 3F.

"Haah, baiklah," ujar 9S kecewa.

Pencarian mereka pun dimulai. Rumah-rumah di tepi pantai sampai yang memasuki hutan mereka susuri satu per satu. Rumah-rumah yang ada masih berdiri kokoh, tetapi sudah banyak ditumbuhi lumut dan tumbuhan-tumbuhan merambat, menjadikan pencarian mereka sedikit terhambat.

Malam mulai larut, pencarian semakin sulit, karena kendala pencahayaan. Sedangkan pencahayaan yang berasal dari Pod tidak banyak membantu.

"Sebaiknya kita lanjutkan esok hari," saran 3F. Tidak ada yang memintanya menjadi ketua dalam misi kali ini. Tapi tidak ada juga yang membantah ataupun memprotes kata-katanya.

"Aku melihat rumah yang agak besar di sana. Kita bisa istirahat sekalian memeriksanya," saran 9S.

Rumah yang 9S maksud berukuran cukup besar. Terdapat beberapa ruangan dalam rumah itu. Keadaan disana sangat berantakan. Barang-barang berserakan dimana-mana dan keadaannya agak lembap, tapi beruntung bagi mereka karena dapat menemukan ruangan yang agak kering yang dapat digunakan untuk istirahat.

2B sudah bersiap untuk beristirahat, sedangkan 9S masih melihat-lihat sekeliling. 3F mengorek-ngorek barang mencari sesuatu. Memang sudah sifat alami tipe-S dan tipe-F yang serba ingin tahu dan bertugas dalam mencari sesuatu.

"Sekarang bukan saatnya melakukan itu," 2B mengingatkan. "Sebaiknya kita beristirahat."

Malam sudah semakin larut, dan mereka sudah tertidur dengan pulas.

...

Sinar matahari menembus celah-celah ruangan membuat sekeliling mereka terlihat jelas. 3F sudah sibuk mencari sesuatu di laci-laci dan lemari saat 2B bangun.

"Pagi," sapa 2B.

"Pagi," jawab 3F.

Suasana mereka sangat canggung. Seperti ada dinding di sekitar mereka.

"Kau menemukan sesuatu?"

"Ya, ada. Rumah ini ternyata-"

"GROAAAR!!!!" sebuah suara yang nyaring disertai getaran yang hebat mengagetkan mereka semua.

"Peringatan : Musuh terdeteksi dalam jarak 800 m." Pod 042 memberi peringatan pada mereka.

Mereka semua berlari ke luar rumah, melihat apa yang sedang terjadi. Sebuah makhluk tinggi besar menjulang. Sepertinya dia berasal dari laut. Mereka semua berlari ke arah pantai. Sekarang, semua terlihat lebih jelas. Mesin Goliath itu berbentuk seperti belut Moray, panjangnya tidak dapat dipastikan karena sebagian tubuhnya berada di laut.

"Saran : hindari pertarungan yang mengakibatkan kerusakan besar agar menghindari hilangnya bukti di area." Pod 315 milik 3F yang selalu diam akhirnya bersuara.

"Jangan khawatir, ini tidak akan lama," jawab 3F percaya diri.

Semuanya bersiap menghadapi serangan yang terjadi.

"9S! Pindai mesin itu dan cari kelemahannya. 2B! Terus serang sementara aku mengalihkan perhatiannya!"

Terlalu berisiko dan berbahaya jika bertarung di daratan. Semua bukti-bukti keberadaan manusia dapat hilang karena ledakan dan lainnya. Oleh karena itu, 3F berencana untuk memancingnya ke laut.

2B, 9S, dan 3F menaiki Flight Unit mereka, besiap untuk melakukan serangan. 3F menyerang terlebih dahulu dengan serangan laser yang bertubi-tubi agar Goliath itu terpancing mengikutinya ke tengah laut. 3F menyerang bagian kepala untuk memancingnya, 9S memulai pemindaiannya dan 2B menyerang membabi buta.

"2B, 3F, aku...sil..."

Eh, ada apa ini ?! Gangguan sinyal ?! 9S mulai panik

"9S...pa...ni...?!" tanya 3F.

"...ramu,...nggu" timpal 2B.

Terjadi sebuah gangguan sinyal yang merusak jalur komunikasi mereka. Koordinasi mereka menjadi kacau. 9S mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Dalam keadaan mereka yang tak karuan, tiba-tiba mesin itu menyerang 3F dengan ekornya. Ia terpental dan menabrak batu karang, tapi untungnya tidak ada kerusakan yang berarti. 9S yang melihat itu berusaha menyelamatkan 3F.

"3F! Bagaimana keadaanmu?" tanyanya lewat panggilan transmisi.

Ah, bodoh! Sinyalnya kan terganggu, pikir 9S.

Dari kejauhan, 9S sudah bisa melihat 3F. Asap keluar dari Flight Unit-nya.

"Kau tidak perlu sampai mendatangiku. Aku baik-baik saja." Sebuah jawaban dari 3F terdengar dari transmisi milik 9S.

Apa sinyalnya sudah kembali membaik?

"2B, bagaimana disana?" 9S mencoba menghubungi 2B, tetapi tidak ada jawaban.

"2B, kau dengar aku?!" Masih tidak ada jawaban. 9S mendekati 3F untuk mengetahui kondisinya.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit kerusakan."

"Aku menduga gangguan sinyal itu berjarak beberapa puluh meter," pikir 9S ragu.

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku bisa menghubungimu tapi tidak dengan 2B."

...

2B bertarung dengan Goliath itu sendirian, mati-matian ia berusaha menghalaunya agar tidak menuju ke daratan.

"Pod, bisa kau cari sumber gangguan sinyal itu?"

"Jawaban : sumber gangguan berasal dari mesin Goliath itu. Inti sumber gangguan : tidak dketahui."

"Jika sudah begini, tidak ada cara lain." 2B mengerahkan seluruh tenaga Flight Unit-nya dan mulai menyerang tanpa henti.

Mesin Goliath itu tidak tinggal diam. Dia menyerang balik. Goliath itu menghindari serangan 2B dan mulai menyerang dengan ekornya. 2B yang mencoba mengelak gagal dan tidak dapat menghindari serangan itu.

"AAAH!!" Ia terpental sampai ke daratan. Lingkungan di sekelilingnya rusak.

"...B! 2B! 2B! Kau...ngar aku?!" Sebuah transmisi tiba-tiba muncul.

"9S?"

"Akhirnya tersambung. 2B, bagaimana keadaanmu? kita akan mulai rencana utamanya."

-oOo-

Author's Note

Gak kerasa udah lama gak update :""), saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. :)

Maafkan kalo ada plothole :")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro