Part 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tahukah?

Semesta akhirnya berkenan mengabulkan keinginanku, makanya sosok itu didatangkan dan dipertemukan denganku. Jujur aku tidak tahu-menahu tentang sosoknya, tapi dia tahu banyak tentangku. Bagaimana bisa? Itulah yang membuatku makin tercengang ketika sosok itu mulai bercerita dalam keadaan mabuk. Ya, benar. Aku tidak salah menuliskan. Sosok itu mabuk dan tingkat kesadarannya hilang setengah.

Seusai aku merenung dan menjernihkan pikiran untuk barang sesaat di Alun-alun Festival, aku lantas hendak beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Namun, tiba-tiba muncul sosok pria asing berjalan sempoyongan sambil sesekali bersenandung kecil hingga menabrak diriku yang padahal sudah berusaha menghindar berulang kali.

Aku menangkap tubuh jangkung dan kekar pria itu. Kami nyaris jatuh bersama, tapi aku masih bisa mempertahankan keseimbangan walau perih dan nyeri sekujur tubuh masih sangat mendera. Aku lantas tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menanyakan siapa nama sosok pria itu.

Sosok pria itu berbisik dan menyebutkan namanya dengan sangat jelas di telingaku. Sebastien. Ya, benar, Sebastien. Itulah yang aku dengar. Setelahnya, Sebastien terus bicara padaku bahkan sampai panjang lebar.

Sebastien memintaku untuk memapahnya hingga sampai ke dermaga pelabuhan kota Rhea, tempat di mana kapalnya bersandar. Aku geleng-geleng kepala menanggapi permintaan gila Sebastien. Itu cukup lumayan jauh.

Sebastien tiba-tiba memberitahuku iming-iming imbalan besar jika aku bersedia melakukan apa yang dia minta. Awalnya aku memang sempat tergiur, tapi aku langsung menepisnya. Aku pikir itu hanyalah bualan belaka dari seseorang yang sedang mabuk.

Namun, Sebastien terus berulang kali meyakinkan aku bahwa apa yang dikatakan olehnya itu memang benar adanya. Akhirnya, aku menuruti apa yang Sebastien minta. Aku ingin menguji kebenaran perkataannya. Dengan bersusah payah, aku memapah tubuh jangkung dan kekar Sebastien menuju dermaga pelabuhan kota Rhea.

Di tengah perjalanan, Sebastien meracau tak karuan, mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal. Sebastien memberitahuku bahwa ia telah berhasil menemukan serta mengintai diriku untuk beberapa waktu lamanya. Untuk apa? Aku pun jelas bertanya-tanya.

Barulah Sebastien membuktikan kebenaran ucapannya setelah ia memintaku untuk melepaskan tubuhnya, padahal masih belum sampai ke dermaga pelabuhan. Sebastien menyerahkan sebuah gulungan perkamen kepadaku. Sebastien memintaku untuk membaca isi gulungan perkamen tersebut setelah ia beranjak menghilang dari pandangan.

Sebastien mengatakan sesuatu pula yang membuat keningku berkerut tanda tidak mengerti maksud ucapannya. Ia memintaku untuk datang kembali ke tempat kami berpisah saat itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro