November 01

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kebahagiaan, ya? Hm.

Sebetulnya, banyak kebahagiaan yang telah kudapatkan, semisal melihat anak kucing yang baru lahir dua hari lalu, berhasil beli album bias menggunakan uang hasil sendiri—ngakak dong nulisnya, haha, melihat kuncup bunga Gardenia yang mekar, lalu... bernapas.

Bernapas salah satu kebahagiaan yang kudapat dari Tuhan, bahkan gratis dan nggak perlu bayar pajak. Cara bahagia masing-masing orang berbeda, cuma kalau aku pribadi hanya dengan melihat daun bergerak karena angin atau langit yang menjingga mau malam, itu adalah kebahagiaan yang berhasil kudapat.

Kebahagiaan lainnya, mungkin kemarin ya, saat Kak Tesa yang sekarang kupanggil Kak Nika—panggilan khusus nan sayang dariku, memberi semangat yang berhasil mengubah keputusan dan pola pikir. Drama yang kubicarakan di bagian catatan pengarang itu, adalah kemarin; aku yang mau keluar dari KCM, karena merasa aku nggak bisa berkontribusi banyak, nggak bisa sering mengikuti kegiatan. Kebanyakan cuma menyimak obrolan grup, mereka yang berbagi ilmu menulisnya, sampai pembicaraan random yang terasa mengasyikkan—meski nggak ikut dalam percakapan.

Malam kemarin aku memutuskan izin sebelum left grup. Alih-alih bilang; Yaudah, nggak apa-apa, terserah kamu. Justru Kak Nika bilang; Kenapa keluar? Nggak apa-apa stay aja, jangan dipikirin soal tugas-tugas.

Iya, sebetulnya tugas atau proyek dari KCM bukan beban, jujur aja. Bukan itu masalahnya, tetapi rasa pesimis dalam diri. Kebanyakan, seseorang berkonflik dengan diri sendiri yang kemudian berlanjut berkonflik dengan orang lain. Coba dipikirin, sebelum muncul konflik di luar diri, pasti dalam hati sudah merencanakan sesuatu, dalam pikiran sudah memikirkan something. Aku juga begitu. Setelah beberapa saat nge-drama dengan berbagai macam kekukuhan untuk keluar grup, pada akhirnya aku memutuskan untuk tetap melanjutkan belajar di KCM. Rasa pesimis itu terganti dengan rasa optimis dan semangat yang berhasil membakar diri—untungnya nggak sampai gosong.

Kata demi kata Kak Nika yang nggak bisa kusebutkan di sini betul-betul memotivasi, membuatku sadar bahwa tiap keputusan bisa memengaruhi langkahmu ke depan. Pesimis itu biasa terjadi, tetapi kalau setiap pesimis datang dituruti, maka diri ini tidak akan berkembang sampai kapan pun sebab terlalu dihantui rasa negatif.

Itu, kebahagiaan kesekian kalinya yang kudapat.

Sepertinya terlalu panjang catatanku di bagian sini, hehe. Sudah ya, sampai jumpa lagi.



- N O V E M B E R 2 0 1 9 -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro