OTY 20. Party

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

P L A Y L I S T

Love Talk WayV

"Tara Ilham kecelakaan, Yer. Tadi siang dia manggung di kota sebelah, ketika dalam perjalanan pulang, mobilnya mengalami kecelakaan. Dia dirawat di rumah sakit dan nggak bisa manggung di sini." Penjelasan Saelin membuat Yerisha terdiam. Saelin berhasil menenangkan Yerisha dan membuat sepupunya itu duduk di kursi tunggu di belakang panggung.

"Semua serba mendadak, nggak mungkin nyari pengganti Tara Ilham dalam waktu sesempit ini. Berhubung kak Ode bersedia ya walau—" Saelin menarik napas dalam-dalam,"sebenarnya gambling banget meminta tolong kak Ode. Aku bersyukur kak Ode bersedia dan menjadi penyelamat pesta kamu, Yer."

"Kamu harus berterimakasih pada kak Ode, Yer," jelas Saelin meraih kedua tangan Yeri dan menggenggamnya. Ia merasa harus menjelaskan dan membuat Yerisha memahami situasi yang terjadi agar sepupunya itu tak salah paham dan malah semakin membenci Ode.

"Kalau kamu pikir aku membela kak Ode atau apapun itu— jawabannya tidak, Yer. Aku mengatakan yang sesungguhnya tanpa berniat membela kak Ode."

Yerisha masih diam, memandang kosong tangan Saelin yang menggenggam tangannya dengan kuat.

Sesungguhnya Yerisha nggak tahu sampai kapan Ode akan selalu berurusan dengan urusannya.

Tiba-tiba saja, ucapan tukang martabak waktu itu terngiang di telinganya.

Tatapan Ode padanya berbeda? Sampai detik ini Yerisha tak menemukan jawabannya. Ya walau harus ia akui, Ode tuh perhatian padanya.

Perhatian karena dia merasa sebagai kakakmu, sadar Yerisha!!!

***

Niat awal Ode menyetujui permintaan Saelin adalah menyanyikan satu lagu untuk menggantikan Tara Ilham, tapi pada akhirnya ia menyanyikan tiga lagu karena tamu undangan kepincut dengan suaranya dan ingin terus mendengar. Ode lega penampilannya disukai para tamu undangan.

Setelah menyelesaikan penampilan, ia  turun dari panggung, ia berniat berdiam di belakang panggung sampai semua tamu undangan pulang. Namun di belakang panggung, ia melihat Yerisha dan Saelin. Saelin yang menyadari kehadirannya tersenyum, menghampirinya dan menepuk pelan pundak Ode.

"Aku udah mencoba menjelaskan ke Yerisha," ucapnya sebelum melewati Ode dan kembali ke atas panggung berhubung tugasnya sebagai MC belum berakhir.

Ode mendekati Yerisha, cewek itu memandangnya datar.

Ah, Ode ingat, ada satu hal yang harus ia lakukan. Meminta maaf.

Mereka saling berhadapan, tapi tak ada yang membuka pembicaraan lebih dulu. Kata maaf yang hendak Ode sampaikan nyatanya bagai tersangkut di tenggorokan.

Kesempatan Ode untuk meminta maaf harus tertunda tatkala Saelin memanggil Yerisha, memintanya ke atas panggung berhubung pesta harus segera di akhiri.

Ode hanya bisa menghela napas, duduk di salah satu kursi plastik yang berada di belakang panggung dan merenungi semuanya.

Kalau seperti ini Yerisha hanya akan semakin membencinya.

***

Dery: ckckck pantas aja dihubungi susah ternyata sedang nyanyi di pesta ulang tahun Yerisha

Dery: bahkan sampai masuk akun Lambe turah

Dery: gosip kamu sama Yerisha kayaknya bakalan makin kencang nih

Dery: siap-siap kapten, kapal akan berlayar!!!!

Ode: apaan sih?

Ode: Saelin yang memintaku nyanyi buat gantiin Tara Ilham yang gak bisa datang karena kecelakaan

Hendery: ah masaaaa

Ode: hmmm

Hendery: kalau kamu ada apa-apa sana Yerisha, jujur aja, De.

Hendery: itu lebih menyakitkan dibandingkan aku tahu dari orang lain

Hendery: ya walau aku udah menyerah sama Yerisha sih

Ode: udah kubilang enggak. Aku nggak ada hubungan semacam itu dengan Yerisha.

Dery: tapi kalau punya perasaan iya kan?

Ode: aku manusia, Der. Pasti punya perasaan.

Dery: perasaan khusus ke Yerisha, i mean.

Ode: i can't

Dery: kenapa enggak?

Ode meletakkan ponselnya ke atas meja belajarnya, sengaja membalik posisinya,layar berada di bawah agar tak membaca balasan pesan Dery yang sebenarnya udah terlanjur kebaca.

Pemuda itu menyandarkan kepalanya ke meja,menggunakan kedua lengannya sebagai bantal.

"Kenapa nggak?—" Ode mengulangi pertanyaan Dery, pertanyaan yang ia sendiri sulit untuk menjawab.

Suara pintu kamar sebelah yang terbuka membuat Ode menegakkan tubuh lalu bangkit dari kursi. Ia menebak Yerisha pasti sudah di kamar.

Seusai pesta, Yerisha dan papa mama mengobrol dengan keluarga besar yang hadir. Ode melihat kesempatan itu untuk kembali ke kamarnya. Untung saja semua teman Yerisha sudah pulang sehingga ia tak perlu khawatir dilihat oleh orang.

Ode menunggu Yerisha kembali ke kamarnya untuk meminta maaf pada cewek itu.

Dan kesempatan itu datang.

Ode keluar dari kamarnya,menutup pintu perlahan lalu berjalan sedikit ke depan pintu kamar Yerisha.

Semenit ia berdiri di depan kamar Yerisha sebelum akhirnya mengetuk pelan pintu.

Semenit kemudian, pintu terbuka. Raut tak bersahabat Yerisha menyapanya.

"Kalau kamu ke sini untuk meminta maaf lebih baik kamu balik aja ke kamar sekarang," sahut Yerisha tahu niat Ode mengetuk pintunya bahkan sebelum cowok itu mengatakan tujuannya.

"Jangan buang waktumu untuk minta maaf karena kamu harusnya tahu, nggak akan semudah itu aku maafin kamu." Nada bicara Yerisha memang ketus, Ode bisa memahami itu karena di sini ia lah yang salah. Ia telah mengingkari janjinya pada cewek itu.

"Aku tahu, Yer. Aku—"

"Saelin sudah menjelaskan semuanya kok."

"Maaf." Pada akhirnya hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Ode dari rangkaian kata yang sudah ia siapkan.

"Aku capek. Aku mau tidur."

"Seandainya saja ada yang bisa kulakukan untuk membuatmu nemaafkanku—"

"Yakin nggak akan dilanggar lagi? Yang kemarin saja kamu langgar," ucapnya sewot.

Ode kehilangan kata-kata.

"Buat apa berjanji kalau pada akhirnya dilanggar. Aku nggak mau—sudahlah aku lelah."

Ode mengangguk paham. Ia tahu kejadian hari ini malah akan semakin membuatnya dan Yerisha sulit berdamai.

"Maaf sudah mengganggu. Selamat istirahat," ucap Ode berbalik dan kembali melangkah ke kamarnya.

Sementara Yerisha langsung menutup pintu kamar, bersabar di sana dan mengacak rambutnya dengan kasar.

"Yerisha bodoh, kenapa malah lupa bilang makasih?"

Yerisha  terlalu gengsi untuk berterimakasih atas bantuan cowok itu yang telah menyelamatkan pestanya. Pada akhirnya ia hanya bisa marah-marah karena kesulitan untuk jujur soal rasa terimakasihnya.

***

Di suatu tempat, tahun 2023

Dery pernah tanya padaku, apa aku memiliki perasaan pada Yerisha?

Kujawab aku nggak bisa.

Dery bilang kenapa enggak? Bukannya Tuhan menciptakan manusia berbeda jenis kelamin untuk saling mencintai.

Aku kesulitan menjawabnya. Kupikir tak ada jawaban yang tepat sebelum akhirnya aku menyadari—











Memang boleh aku menyukaimu, Yerisha?

Tolong!!! Aku gemes sama kalian berdua

-tbc-

Siap-siap ya semua ombaknya mau datang nih ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro