7. Feel Special

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku merasa istimewa karenamu
Tidak peduli bagaimana dunia menjatuhkanku, bahkan ketika kata-kata menyakitkan menusukku.

.

Sebulan setelah kepulangannya dari Hamburg dan sempat mengunjungi kota Munchen sebagai salah satu tempat yang sangat ingin ia kunjungi. Kini Keiko sudah berada kembali di kota tersibuk di negara tempat ia mengadu nasib. Meeting dengan petinggi agensi terkait rumor bahwa ia berkencan dengan salah satu pengusaha sukses Jepang bernama Kenzo, membuat ia jengah. Gosip paling berbahaya justru datang karena ia akan debut menjadi solois setelah berhasil menjajal debut terselubung di soundcloud.

"Kenapa aku harus terkena skandal menjijikan dengan kakakku sendiri sih?!" gerutu Keiko saat memasuki ruangan Himeka.

Yang memiliki ruangan hanya tertawa, ia sendiri tidak habis pikir. Bagaimana bisa gosip murahan itu jatuh ke tangan media, bahkan kakaknya - Ryuga terbahak saat membaca header hot news di salah satu laman pencarian.

"Kau, Keiko Minatozaki. Ku beritahukan ya, kakakku sendiri pernah kena skandal denganku. Katanya aku calon istri dari Kim Ryuga. Sinting, memiliki kakak sepertinya saja sudah membuat kepalaku sakit, apalagi memiliki pasangan sepertinya," sahut Himeka.

"Tetapi kan namamu bersih. Hish, rasanya aku ingin refund kehidupan saja." oceh Keiko.

Dengan sabar, Himeka mengulurkan tangan untuk memeluk Keiko. Ia paham, skandal seperti ini membuat namanya yang bersinar terang akan membuatnya perlahan meredup. Keiko tidak mau itu, karena karir cemerlang adalah jalan satu-satunya yang ia miliki untuk membuktikan bahwa ia masih sanggup hidup sekalipun ia sekarang sebatang kara.

"Tenang saja, aku akan membereskan itu semua. Kau lupa JH adalah milikku juga, jadi kau tenang saja," hibur Himeka.

Keiko memaksa senyumnya, setidaknya itu lebih baik. Daripada harus mengadakan konferensi pers yang menurutnya untuk apa juga? Toh, yang mereka beritakan adalah kakaknya sendiri. Bukan sekarang, ia ingin dunia tahu bahwa Kenzo adalah kakak yang sangat ia sayangi sekalipun pernah meninggalkannya pergi sendiri.

"Jangan melamun. Ayo siap-siap, ikut meeting dengan management. Tampilkan sisi di mana kau juga korban, kakakmu sudah melakukan konferensi pers satu jam yang lalu," ujar Ryuga yang entah sejak kapan ada di ruangan Himeka.

Keiko terdiam, bingung dengan situasinya.

"Astaga, Himeka adikku. Jadi aku bebas keluar masuk ruangan ini," jelas Ryuga menjawab pertanyaan tak kasat mata Keiko.

***

Sore ini, jadwal Keiko dikosongkan. Setelah meeting dengan beberapa petinggi yang mempunyai andil dalam karirnya, Keiko diliburkan selama 1 minggu sebelum konferensi pers akan di langsungkan. Ia merasa beban hidupnya bukannya berkurang, malah semakin menggunung.

"Caramel Macchiato ...."

Seseorang yang menyodorkan minuman kesukaannya, ada tatapan ragu di sana. Tangannya enggan menggambil, seakan sedang menimbang kenapa sosok ini ada di sini?

"Aku yang membuatnya langsung dan tentu saja gratis," ujar Key sembari menyodorkan minuman tersebut.

"Terima kasih," gumam Keiko lalu menyesap minumannya.

"Apa pun hasilnya, apa pun yang orang ucapkan padamu. Jangan di hiraukan, kau boleh abai jika itu menyakitimu. Tetapi ingat, kau memiliki kami.

Aku sedang menjadi Key si pemilik cafe Serendipity, bukan partner kerjamu."

Keiko mengangguk, angin sore di atas rooftop gedung agensi sangat menyegarkan pikirannya yang tengah buntu.

"Terima kasih Caramel Macchiato-nya, dan ya ... suaramu bagus. Kenapa tidak mencoba menjadi penyanyi?" tanya Keiko.

"Nanti, aku akan bernyanyi untuknya. Dan sekarang, nikmati waktumu di sini. Semua akan baik-baik saja, aku memiliki kejutan untukmu." ujar Key.

Dengan mata memicing, Keiko menatap Key yang sedang menatap teduh dirinya. Ia sesungguhnya merindukan sosok sahabat lamanya itu, tetapi takdir sepertinya sedang ingin menguji hidupnya sekali lagi.

"Jangan ke klub lagi, dunia malam tidak cocok untuk gadis manis sepertimu. Aku pamit ya," ujar Key mengusap puncak kepala Keiko lalu beranjak.

***

Keiko termenung di atas ayunan rotan yang sengaja ia letakkan di dekat pintu balkon. Angin malam menelusup kedalam, baju rumahannya tidak akan mampu menangkal dinginnya malam. Lampu utama sengaja ia matikan, ia sangat butuh memanggil dirinya yang sebenarnya.

"Aku telah memiliki semuanya, tetapi kenapa justru yang ku kira akan kembali saat memiliki semuanya tidak kembali?"

Dia masih terdiam dalam sunyi, ponselnya sengaja tidak diaktifkan. Bahkan dia pulang dengan taksi, hal yang biasa dia lakukan jika muak dengan tekanan hidup.

"Aku rindu pulang, tetapi tidak ada tempat pulang yang bisa ku datangi."

Air matanya menetes tanpa ia sadari, bergelung dengan hidup yang sudah sangat chaos baginya bukan hal baru. Besar di keluarga broken home terkadang membuat Keiko bertanya dalam setiap do'a, untuk apa ia dilahirkan ke dunia sebenarnya?

"Key ... Aku takut ... Aku sendirian disini ...," bisik Keiko sebelum menuju tidurnya.

"Keiko, jangan menangis ... Appa dan eomma akan kembali nanti, Key akan menemani Keiko. Kau percaya kan?

Keiko, ayo kita pergi ke atap. Kata Nael, pemandangannya jauh lebih bagus dari atas sana.

Keiko-chan ... Apa pun yang terjadi nanti. You must believe, i always by your side. Bahkan sekalipun dunia menyudutkanmu, omongan mereka menyakitimu, sesering itu keluargamu mengabaikanmu. Ingat, kau masih memiliki aku, kak Nael, Himeka dan Ryuga. Kau itu berharga bagi kami Keiko-chan."

"Key ...," gumam Keiko di tengah tidurnya.

***

On 2011.

"Waktunya tersisa lima belas menit lagi," ucap guru fisika yang duduk mengawasi di depan sana.

Key tersenyum puas usai melihat semua jawabannya yang mulus terjawab. Ia memang menyukai semua pelajaran eksak, jadi soal semacam ini tidak pernah membuatnya kelimpungan. Kim Emery Yaro memang selalu menduduki tiga besar di kelasnya, hanya saja ia memiliki minus di nilai sikap. Tentunya ia bukan termasuk dalam jajaran bad boy di sekolah. Ia hanya seringkali melakukan banyak pelanggaran kecil semacam lupa membawa tugas yang sebenarnya ia hanya berpura-pura lupa untuk menemani Keiko dihukum lari keliling lapangan.

Penyakit lupa membawa tugas itu milik Keiko Minatozaki, bukan Key.

Diliriknya sekilas sahabatnya yang duduk tepat di belakangnya. Sebelah alisnya terangkat saat menemukan Keiko terlelap di atas tumpukan jawaban dan soal.

Lantas Key kembali menoleh, mengawasi guru di depan sana. Supaya tidak dicurigai ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sebelum bertanya, "Kenapa kau tidak mengerjakan soalmu, bodoh?" tanya Key lirih namun penuh penekanan.

"Sakit bulananku kambuh.." rintih Keiko.

Dari ciri-ciri nada suaranya Key sudah tahu sahabatnya itu sedang tidak berbohong. Karena mereka terbiasa bersama sejak kecil, ia sangat tahu gerak-gerik kapan Keiko sedang berbohong atau tidak.

"Waktu kalian tersisa sepuluh menit lagi. Silakan periksa kembali jawaban kalian." Kemudian guru fisika tersebut bangkit dari duduknya. "Jangan ada keributan. Saya akan keluar sebentar."

Seusai guru fisika keluar dari kelas. Key langsung memutar tubuhnya. Sebelah tangan mengusap kepala Keiko pelan. "Keiko, bangun ... cepat salin jawabanku!"

"Perutku sakit, Key.. aku bahkan tidak bisa mengangkat pensilku," katanya tanpa membuka mata.

Bibir Keiko terlihat begitu pucat. Sebelah tangannya menyeka keringat dingin yang mengalir di dahi Keiko. Gadis itu benar-benar sedang menahan sakit. Bukan apa-apa, Key bahkan hafal jadwal bulanan Keiko di tanggal berapa. Sudah jelas kan? Mereka bersama sejak benua di dunia belum terpecah dan teori Gondwana belum muncul.

Ia pun menghela napas sebelum menarik lembar jawaban Keiko ke mejanya. Tanpa pikir panjang Key mengganti nama di lembar jawabannya menjadi nama Keiko Minatozaki dan mengganti nama di lembar jawaban Keiko menjadi namanya. Dan dengan sisa waktu di antara hidup dan mati nilai fisikanya. Ia menyalin jawabannya di lembar jawaban Keiko.

Tapi karena memang sudah takdir, guru fisika masuk sebelum ia menyelesaikan kegiatan menyalinnya. Sebab soalnya adalah soal essay. Jadi ketika guru fisika menarik lembar jawabannya, ia hanya bisa pasrah. Lalu berujung mengikuti remedial di Minggu depan.

Kim Emery Yaro dengan cara apapun akan selalu melindungi Keiko Minatozaki.

"Keiko, ayo pulang." Sebelah tangan Key mengusap bahu gadis itu.

Gadis itu mengangkat kepalanya yang sedari tadi bertumpu pada meja. "Key.." Wajahnya berubah panik. "Tadi kita sedang ujian fisika! Aku belum menjawab apapun!" serunya sambil merintih kesakitan memegangi perut.

Key menyentil dahi Keiko pelan. "Sudah kuurus. Beruntung kau punya Ironman di sini."

Kedua alis Keiko bertaut lalu tersenyum tipis. "Kau mengerjakannya jawabanku?"

"Menurutmu, Nona?"

"Thank you my Key," ucap Keiko tulus masih menginginkan senyum tipisnya.

"Oke," ujar Key sembari membungkuk dan menunjuk pipi kanannya.

Keiko hanya menjulurkan lidahnya sebelum tertawa.

"Dasar payah!" desis Key sebelum menyampirkan ranselnya.

Dilihatnya Keiko yang berjalan tertatih di depannya. Seperti itulah Keiko Minatozaki, sebenarnya dalam keadaan sesakit apapun ia tidak akan mengemis kata tolong dari siapapun. Tapi Key, tidak akan pernah membiarkan Keiko menahan sakit terlalu lama atau bahkan merasakan sakit. Ia pun berjalan melewati Keiko, berjongkok di depan gadis itu.

"Kau sedang apa Key?" tanya Keiko.

"Cepat naik ke punggungku."

"Tidak mau."

Key kembali berdiri lalu berbalik. "Oke, berarti ala bridal." Ia bergerak maju sementara Keiko bergerak mundur.

"Stop! Berhenti di sana, Key! Oke, piggy bag," ujar Keiko.

Ia mengedikkan bahunya sebelum kembali berjongkok. Sepanjang koridor kelas hingga sampai di depan gerbang sekolah, Key menggendong sahabatnya tanpa beban. Dan seperti biasa, banyak pasang mata di sekolah yang selalu mengawasi mereka. Key tidak pernah mempermasalahkan hal sepele itu. Terserah semua orang ingin menganggap mereka bagaimana. Key hanya ingin selalu ada untuk Keiko Minatozaki dalam keadaan apa pun. Sesederhana itu.

***

Bianne205 :

Sebenarnya banyak yang pingin ditulis, tetapi ini lebih kepada bahwa Keiko masih memiliki orang yang tulus untuknya.
Okay, akhir kata.. Bye

-MagicShop Muster @Chiba, Japan 24112019

Aradi151 :

Gitu dah ya intinya Key itu selalu sespesial itu memperlakukan Keiko. Ya maklum lah lapak sini mah banyak flashbacknya wkwk. Akhir kata, arigatou gozaimasu :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro