Nice to meet you

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bagi Keiko golden time bukan hanya dimiliki batita. Golden time memiliki arti yang lebih dalam dari itu baginya. Tepat ketika jingga hendak menghilang dari hamparan langit, kedua kelopak matanya dipaksa tertutup. Keiko sengaja tidak melakukan pemberontakan bahkan bergerak seinci pun. Ia sudah terlalu hafal siapa yang kerap kali melakukan hal semacam itu.

"Do you love the rain? Does it make you dance?" bisik suara itu di telinganya. "What's your favorite song? Does it make you smile? Do you think of me?"

Perlahan dua sudut bibirnya tertarik. "Im sorry, who are you?"

"The one and only Ironman for the rest of your life." Key menyingkirkan kedua tangannya dari wajah wanita itu. Membiarkan Keiko berbalik untuk menatapnya penuh hangat.

"Oh, ya?" tanya Keiko.

"Of course," ucap Key dengan wajah yang dibuat jauh lebih serius. Sebelah tangannya terulur. "Kim Emery Yaro. Key."

Keiko menyambut uluran tangannya sembari menahan tawa. "Keiko Minatozaki. Keiko."

"Nice to meet you."

"Nice to meet you?" tanya Keiko di sela-sela tawanya.

"Iya, senang berkenalan denganmu teman sehidup semati."

"Mungkin maksud anda istri, benar?"

"Aku lebih suka menyebutnya teman." Key tertawa kecil. "Pada akhirnya aku menikahi temanku sendiri."

"Jadi, ada yang bisa kubantu, teman?"

Key menganggukkan kepalanya cepat. "Cintai aku hingga senja usai."

Keiko mengetuk-ngetuk jarinya di dagu lantas melirik jam tangannya. "Oke, lima belas menit lagi."

"Dasar penerjemah yang payah." Key menariknya mendekat.

Keiko terkekeh pelan, membiarkan jemari pria itu menyusup di antara helaian rambut di belakang kepalanya. Merasakan gelenyar aneh dalam rongga dadanya. Sepasang mata milik pria itu tidak lagi menatap matanya. Hingga kepala Key menunduk, menghapus jarak di antara wajah mereka dengan sebuah kecupan di bibirnya. Dan berakhir menjadi pagutan lembut yang membuat kakinya seolah tidak lagi berpijak.

Jika Key tidak pernah kecelakaan dan hilang ingatan mungkin Keiko tidak belajar banyak hal. Tentang bagaimana menjadi lebih kuat, tentang bagaimana menjadi lebih baik, dan tentang bagaimana cara menyembuhkan lukanya sendiri.

Masa yang sudah terlewat di belakang mereka adalah hal yang lebih berharga dari tumpukan batangan emas murni. Karena waktu yang sudah membuat rasa itu menjalar dalam benak mereka. Waktu yang juga membuat mereka belajar untuk berdiri dan berlari dengan kaki mereka masing-masing, meski jalanan yang mereka lewati penuh pecahan kaca.

Iya, mereka pernah terluka. Mereka pernah merasakan sakit yang tidak berdarah dan tak kasat mata. Tapi waktu juga yang pada akhirnya membuat garis warna-warni di cakrawala muncul usai hujan yang mengenaskan.

Jangan pernah menyalahkan waktu. Karena setiap momen dan kenangan pasti terjadi di waktu yang tepat. Dengan,

Atau tanpa kita sadari.


.


A/N :

Wkwk jadi ya begini doang emang yang bisa kita kasih xD

Terima kasih sudah menemani bahkan menunggu perjalanan Key dan Keiko :)

With love,

Aradi151 & Bianne205

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro