BOKUTACHI NO KIZUNA 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Riku dan Tamaki memutuskan untuk menyusul Iori di perpustakaan dikarenakan sudah cukup lama Iori belum kembali ke kelas dan sebentar lagi bel tanda berakhirnya istirahat akan berbunyi,ketika berjalan menuju ke sana Riku dan Tamaki bertemu Iori di tengah jalan.

" Tamaki kita mau kemana ?" tanya Riku tiba-tiba bingung.

"bukankah kita akan menyusul Iorin di perpustakaan? apa kau lupa Rikkun ?" ujar Tamaki bingung dengan pertanyaan Riku.

"ah.. kau benar Tamaki maaf sepertinya aku tidak fokus " jawab Riku gugup

"tapi Tamaki apa kita tidak salah jalan ? aku merasa belum pernah melewati jalan ini " imbuh Riku bingung melihat sekelilingnya.

"Rikkun ada apa dengan mu ? tiba-tiba kenapa bertanya seperti itu,bukankah kita melewatinya setiap hari " ujar Tamaki semakin bingung

"apa kau baik-baik saja Rikkun ? kau seperti orang yang kebingungan " ujar Tamaki khawatir.

"aku baik-baik saja,lupakan pertanyaan ku yang tadi Tamaki sepertinya aku sedang tidak fokus saat ini " ujar Riku gugup dan kebingungan

"Rikkun kau--" ketika Tamaki ingin menjawab pertanyaan Riku tiba-tiba terputus oleh perkataan Riku.

"ah.. itu Iori " ujar Riku menunjuk Iori yang berjalan menuju ke arah mereka.

"Nanase-san..Yotsuba-san kalian mau kemana ? " tanya Iori begitu tiba di depan Riku dan Tamaki.

"kami berniat untuk menyusulmu di perpustakaan " ujar Tamaki menjelaskan

"souka... Nanase-san ada yang ingin--"

KRING~~

"ayo kita harus kembali ke kelas " ujar Riku begitu mendengar bel.

"Osu"ujar Tamaki menuruti kata Riku.

mereka pun kembali ke kelas bersama-sama, Iori hanya bisa menghela nafasnya lelah, ia memutuskan akan mengembalikan buku milik Riku dan bertanya dengan nya ketika ada waktu yang tepat.

.

.

.

SEPULANG SEKOLAH GERBANG SEKOLAH

"hwaa-- aku lelah " ujar Tamaki dengan nada malasnya meregangkan tubuhnya.

"bukankah kau tidur ketika pelajaran tadi ? " ujar Iori dengan nada datar melihat tingkah Tamaki .

"Karena pelajarannya yang tadi sangat membosankan " ujar Tamaki menjelaskan mengerucutkan bibirnya

"Rikkun kau mau kemana ?? " imbuh Tamaki melihat Riku yang berbelok ke arah jalan yang berlawanan.

"...."

"Nanase-san " ujar Iori bingung melihat Riku yang terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

"Rikkun kau mau kemana! " ujar Tamaki meninggikan suaranya mengikuti Riku dari belakang.

"Nanase-san berhenti kau mau kemana??" ujar Iori mulai khawatir melihat Riku yang terus berjalan dengan ekspresi wajah yang seolah-olah kosong.

"RIKKUN/NANASE-SAN !! " Tamaki dan Iori semakin panik.

"Iori...Tamaki.. " ujar Riku mulai menoleh setelah Iori dan Tamaki menepuk bahunya,Riku mulai kebingungan melihat Iori dan Tamaki.

"Iya ini kami kau mau kemana Nanase-san ?" ujar Iori.

"Kau seperti orang yang belum pernah bertemu dengan kami Rikkun " imbuh Tamaki melihat ekspresi Riku .

"Eh ?? bukankah sudah jelas kembali ke dorm ? " jawab Riku bingung melihat Tamaki dan Iori.

"Rikkun kau salah arah, jalan menuju ke dorm sebelah sana " ujar Tamaki menunjuk arah jalan yang berlawanan.

"Benarkah tapi aku merasa belum pernah melawati jalan itu " ujar Riku semakin bingung.

"Nanase-san sadarlah sebenarnya apa yang terjadi padamu ?? " ujar Iori mulai frustasi.

"Aku??-- aku baik-baik saja kalian sebenarnya kenapa ?? " ujar Riku semakin membuat Tamaki dan Iori semakin khawatir

"Ayo kita harus segera kembali " imbuh Riku mulai berjalan ke arah yang masih berlawanan.

GREP~~~

"Nanase-san sadarlah arah jalan yang kau tuju itu salah!!" Ujar Iori meninggilan suaranya memegang kedua pundak Riku.

"Iori bukankah sudah kubilang, aku belum pernah melawati jalan itu! "Ujar Riku meninggikan suaranya semakin bingung.

"Sadarlah Nanase-san!" Ujar Iori semakin frustasi dan menggoyang-goyang kan badan Riku dengan kasar berharap Riku kembali sadar.

"....." Riku hanya diam dan tidak merespon Iori cahaya di matanya mulai redup dan ekspresinya kembali mencerminkan kekosongan.

"Hentikan Iorin kau bisa melukai Rikkun " Tamaki berusaha melepaskan tangan Iori.

"Iori hwentikan~~aku jadi pusing~~" ujar Riku tiba-tiba cahaya di matanya mulai hidup kembali

Iori segera menghentikan aksinya begitu tersadar.

"Maafkan aku Nanase-san " ujar Iori setelah melepaskan kedua tangannya.

"Kalian kenapa seperti itu sebenarnya apa yang terjadi??" ujar Riku bingung melihat ekspresi Tamaki dan Iori.

"Rikkun seharusnya kami yang--" ujar Tamaki mendapat tatapan tajam dari Iori membuat Tamaki merinding.

"Tidak ada apa-apa Nanase-san, lebih baik ayo kita kembali ke dorm " ujar Iori

"Baiklah " Riku bingung menuruti perkataan Iori.

"Iorin kowai~" gerutu Tamaki merinding setelah mendapat tatapan tajam dari Iori.

Mereka akhirnya kembali pulang ke dorm bersama-sama sebelum hari mulai semakin gelap
.

.

.

"Tadaima " ujar Tamaki,Iori,Riku bebarengan begitu membuka pintu dorm.

"Okaeri" ujar semua oranga yang sedang berkumpul di ruang tengah.

Mereka menghabiskan waktu bersama-sama di ruang tengah setelah mandi dan makan malam bersama.

"Nanase-san bisakah kau ikut dengan ku sebentar ??? "Ujar Iori tiba-tiba di sela-sela keramaian.

"Tentu Iori "ujar Riku mengiyakan permintaan Iori.

"Iori kau mau kemana ??" Tanya Mitsuki mendengar percakapan Iori dan Riku.

"Aku akan keluar sebentar bersama Nanase-san "jawab Iori

"Iori jangan pergi lama-lama karena sudah malam "ujar Mitsuki mengingatkan.

"Baik Nii-san" jawab Iori.

"Kami pergi dulu " ujar Riku yang tangan nya sudah ditarik Iori berjalan menuju ke luar dorm.

Mereka semua hanya bisa diam dan bingung melihat Iori dan Riku berjalan menuju pintu keluar dorm.
.

.

.

https://www.youtube.com/watch?v=xPcW4UIvuJo

( Jangan lupa sambil dengerin lagunya )

ZERO ARENA

"Jadi kenapa kau membawa ke sini Iori ?? " tanya Riku bingung kenapa Iori membawanya ke Zero Arena.

"Nanase-san bisakah kau menjawab pertanyaanku dengan jujur? " tanya Iori menatap serius ke arah Riku mengeluarkan buku Riku yang ia pungut ketika di sekolah.

Deg~

"Ini..." ujar Riku gugup dan jantungnya mulai berdegup dengan kencang.

"Kau..kau tidak membacanya kan Iori?" Ujar Riku dengan nada yang bergetar

"Aku.. maaf Nanase-san aku tidak bermaksud untuk membacanya "

"Nee... kenapa kau membaca nya Iori... kenapa--kenapa ???! "

"Seharusnya kau tidak...hah.. membacanya..." imbuh Riku mulai merasakan sesak di dadanya.

"Nanase-san tenang lah maafkan aku-- aku tidak bermaksud untuk membacanya" ujar Iori mulai khawatir dengan Riku.

"Hah... maaf Iori aku terlalu panik tadi " jawab Riku berusaha mengatur nafasnya dan menenangkan dirinya

"Jadi apa pertanyaan mu Iori aku akan berusaha menjawabnya "

"Tapi jika pertanyaan mu tentang kata-kata yang tertulis di buku itu maaf aku tidak bisa menjawabnya " imbuh Riku dengan wajah yang menunduk.

"Kenapa... kenapa ?? Nanase-san apakah segitu tidak percayanya kau kepada ku ??"ujar Iori menatap Riku.

"Bukan begitu Iori sangat sulit untuk menjelaskannya "jawab Riku dengan nada yang bergetar.

"Nanase-san apakah kau lupa dengan janji kita, ketika masih kecil ? "

"Bukankah kau dulu yang mengatakan jika kita akan saling membantu apapun yang terjadi "

"Kau sudah membantuku ketika aku terpuruk Nanase-san dan kau membantu ku agar bisa berbaikan kembali dengan Nii-san "

"Iori ~"

"Jadi biarkan kali ini aku membantumu Nanase-san " ujar Iori memohon.

"Ppffftt.... hahaha.. Iori ini seperti bukan dirimu"

"Aku serius Nanase-san~"ujar Iori dengan rona merah di pipinya.

"Iya aku tau,tapi trimakasih Iori "

"Karena sudah mau memperhatikan ku dan menjadi teman ku di saat semua orang menghindar dariku "

"Kau tidak perlu berterimakasih Nanase-san karena berkat kau aku dan Nii-san bisa terus melangkah maju " ujar Iori tersenyum.

"Baiklah aku akan memberi tau mu Iori" ujar Riku juga ikut tersenyum.

"Tapi kau harus merahasiakannya dari orang lain "

"Janji ? "

"Baiklah aku berjanji Nanase-san "

Riku menghirup nafas dalam-dalam sebelum mulai menjelaskan apa yang terjadi kepada Iori.

"Sebenarnya aku mengidap penyakit Alzaimer sejak tiga tahun yang lalu "

"Nanase-san kau sedang bercanda kan?"

"Aku tidak bercanda Iori dan penyakit ini sudah berada di tahap ke dua "

"....."

"Aku sebenarnya tidak ingin merahasiakannya darimu Iori tapi aku tidak ingin membuat mu cemas"

"Jadi itu alasannya kau selalu meminum obat itu dan membuat buku ini " ujar Iori dengan nada yang bergetar, Iori mulai paham sekarang kenapa Riku bersikap seperti itu ketika di sekolah.

"Ya aku membuat itu untuk berjaga-jaga ketika aku mulai lupa "

"....."

Iori sungguh tidak bisa berkata-kata , ia berharap ini semua hanya mimpi buruknya, ia tidak bisa menerima kenyataan jika temannya sejak kecil yang ia anggap sudah seperti saudara sendiri mengidap penyakit tersebut.

"Nee... Iori kau bilang kau ingin membantuku kan ? "

"Bisakah kau membantuku menyimpan dan melanjutkan tulisan buku ku ketika aku sudah tidak bisa mengingat lagi ?"

"Apa yang kau katakan Nanase-san, kau pasti masih bisa sembuh "Ujar Iori terkejut mendengar perkataan Riku.

"Kuharap juga begitu Iori tapi penyakit ini belum ada obat nya, obat itu hanya memperlambat penyakit ini " ujar Riku tersenyum sendu.

"Setidaknya meskipun aku sudah tidak bisa mengingat apa-apa masih ada orang yang bisa membantuku untuk mengingat dan buku itu bisa tertulis hingga di halaman terakhir"

"Baiklah Nanase-san aku akan menuruti permintaan mu " ujar Iori menundukkan kepalanya.

"Trimakasih Iori dengan begini aku bisa mulai tenang " ujar Riku tersenyum lega.

"Sebenarnya aku sangat ketakutan Iori, aku takut jika aku belum bisa menyelesaikan semua tujuanku dan memberikan sesuatu yang berharga ketika semua ingantanku mulai menghilang " ujar Riku mulai terisak

"Tapi berkat kau aku menjadi tidak takut akan hal itu lagi " ujar Riku mengusap air matanya

"Nanase-san aku akan membantuku dengan segala hal yang aku bisa "

"Aku berjanji akan menjadikanmu superstar sebelum hal itu terjadi, dan akan membantumu mengingat segala hal yang tidak kau ingat "

"Iori arigatou hontou ni arigatou" ujar Riku terisak dan memeluk Iori.

"Tidak apa-apa Nanase-san semuanya akan baik-baik saja aku akan menjamin semua itu " ujar Iori membalas pelukan Riku dan berusaha menenangkan Riku yang menangis.

"Iori kau menangis ??" Ujar Riku tiba-tiba tersadar setelah agak tenang dan melepas pelukannya melihat air mata Iori yang keluar secara tiba-tiba

"Aku tidak menangis Nanase-san "ujar Iori menyeka air matanya.

"Ini karena terkena debu "imbuh Iori

"Kau benar-benar tidak bisa berbohong" ujar Riku tertawa kecil

"Apa kau berusaha mengajak aku bertengkar Nanase-san "ujar Iori kesal

"Ayo aku tidak takut dengan mu " jawab Riku tidak mau kalah.

"Hahahahaha" Riku dan Iori tertawa bersama

Merekapun kembali ke dorm karena sudah semakin malam.

IORI POV

Nanase-san aku akan melakukan yang terbaik untuk membantumu karena berkat kau dunia ku yang dulu nya monocrom dan tidak bewarna sekarang sedikit demi sedikit menjadi bewarna.

Karena itu Nanase-san jangan mencoba untuk menyerah tetaplah berusaha untuk mencapai tujuanmu dan impianmu.

.

.

.

Hari***** tanggal**** tahun****

Hari ini rahasia yang ku simpan ketahuan oleh Iori, aku sangat beruntung karena memiliki teman seperti Iori yang mau menerimaku apa adanya.

"Aku akan membuatmu menjadi superstar dan membantumu mengingat semuanya"

Aku tidak menyangka Iori yang bisa berkata seperti itu mengingat ia memiliki sifat tsundere ntah kapan sifat itu melekat padanya.

Hahaha ... mengingat hal itu entah kenapa membuat ku menjadi tertawa.

Tapi aku menjadi sedikit lega karena buku ini ada yang melanjutkannya hingga halaman terakhir.

Trimakasih Iori karena sudah mau membantuku.

Tapi ada yang aneh kenapa Iori dan Tamaki ketika pulang sekolah menatapku seperti sudah terjadi sesuatu aku tidak bisa mengingat dengan apa yang sudah terjadi tapi ku harap itu bukan hal yang buruk.

Bersambung.......
See u next chapter

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro